Fokus

Fokus: Kesurupan Lesmana

KOCAP kacarita, sejak kecil Lesmana Mandrakumara terbiasa bergelimang harga. Sebagai anak raja, tentu saja hidupnya enak, para abdi dan pelayan selalu

Penulis: achiar m. permana | Editor: m nur huda
tribunjateng/cetak/grafis bram
ACHIAR M PERMANA wartawan Tribun Jateng 

Tajuk Ditulis Oleh Wartawan Tribun Jateng, Achiar M Permana

TRIBUNJATENG.COM - KOCAP kacarita, sejak kecil Lesmana Mandrakumara terbiasa bergelimang harga. Sebagai anak raja, tentu saja hidupnya enak, para abdi dan pelayan selalu siap untuk mematuhi segala jentik jarinya. Sebagai putra mahkota, fasilitas superlengkap dan mewah tersedia untuknya.

Ibarat kata, Lesmana lahir di ranjang emas, besar di taman surga. Dia merupakan putra—satu-satunya—Prabu Duryudana, raja Astinapura, dalam kisah pewayangan Mahabarata. Dialah calon pewaris takhta.

Kondisi serbamudah dan serbalengkap itu membuat Lesmana berperilaku buruk. Tingkahnya ugal-ugalan. Sikapnya angkuh dan cenderung merendahkan orang lain. Singkat cerita, segala yang buruk-buruk melekat pada diri tokoh yang juga menyandang nama Bambang Sarojakusuma tersebut.

Lesmana bisa seenak perut sendiri menyuruh anak buahnya untuk memukuli orang lain. Dia bisa tanpa alasan menganiaya orang, bisa jadi sekadar untuk memperturutkan hawa nafsunya. Nafsu untuk dianggap berkuasa.

Apalagi usianya terbilang muda, masih belasan tahun, usia yang masih dalam proses pencarian diri. Lesmana termasuk anak muda yang bombongan, gampang terprovokasi. Dia bisa marah hanya karena persoalan sepele dan kemudian melampiaskan kemarahannya itu dengan memukul atau menganiaya orang.

“Sik, sik, Kang. Jan-jane, sampean meh ngrasani Lesmana apa cah kae?” tiba-tiba Dawir, sedulur batin saya, nyeletuk dari balik tengkuk.

Kisah tentang Lesmana, mau tidak mau, mengingatkan saya pada cerita penganiayaan pelajar berusia 17 tahun, Cristallino David Ozora, oleh Mario Dandy Satrio, anak (mantan) pejabat Ditjen Pajak, pada 20 Februari 2023 silam. Tindak pidana penganiayaan itu memang sudah berlangsung lebih dari dua minggu, tetapi efeknya masih bakal terasa hingga beberapa waktu mendatang.

Tindak pidana, yang saya kira, tidak bakal terduga oleh pelakunya, bakal merembet ke mana-mana. Termasuk, menyeret-nyeret sang ayah, Rafael Alun Trisambodo. Akibat perbuatan sang anak, Rafael kehilangan jabatannya. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mencopot Rafael dari jabatannya sebagai Kepala Bagian Umum di Kanwil DJP Jakarta Selatan II, pada 24 Februari 2023.

Bermula dari kasus pidana penganiayaan itu pula, Rafael harus mendatangi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berkait dugaan “uang haram” di dalam hartanya. Belakangan, KPK mengungkap ada mutasi rekening Rafael yang mencapai Rp 500 miliar. Bukan tidak mungkin, kasus itu bakal berkembang ke arah tindak pidana korupsi atau tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Yang terbaru, kabarnya Sri Mulyani bahkan telah menyetujui pemecatan Rafael sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). "Audit investigasi oleh Itjen Kemenkeu sudah selesai. RAT (Rafael Alun Trisambodo—Red) terbukti melakukan pelanggaran disiplin berat. Rekomendasi Itjen, yang bersangkutan dipecat. Sekarang dalam proses penjatuhan hukuman disiplin (berupa) dicopot sebagai ASN, dipecat. (Dipecat mulai kapan) Nanti tunggu SK pemecatan," kata Inspektur Jenderal Kemenkeu, Awan Nurmawan Nuh, Selasa (7/3/2023).

Bisa jadi, Mario Dandy tengah “kerasukan” roh Lesmana. Perilakunya yang ugal-ugalan, gampang terprovokasi, menganggap enteng orang lain, setali tiga uang dengan Lesmana, yang tumbuh besar di tengah gelimang harta dan fasilitas. Tanpa dibarengi kendali yang memadai atasnya.

“Kuwi rak tunggale anak polah bapa kepradah ya, Kang? Anak tumindak ala, wong tuwa melu kena awu angete. Sik, sik, aja-aja jebule malah kacang ora ninggal lanjaran?” bisik Dawir lagi, pelan. (*tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved