Opini
Opini Irma Suryani: Indonesia Tertinggal dalam Edukasi Perubahan Iklim
PENDIDIKAN perubahan iklim perlu diberikan kepada anak-anak kita lewat jalur intra kurikulum di sekolah. Pada saat yang sama, pendidikan serupa juga p
Opini Ditulis Oleh Irma Suryani (Pemerhati Masalah Pendidikan Yayasan Pendidikan Al-Fath)
TRIBUNJATENG.COM - PENDIDIKAN perubahan iklim perlu diberikan kepada anak-anak kita lewat jalur intra kurikulum di sekolah. Pada saat yang sama, pendidikan serupa juga perlu diberikan kepada kaum ibu dan calon ibu lewat jalur pendidikan informal.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, dalam sebuah kesempatan, pernah mengungkapkan bahwa sistem pendidikan yang digunakan di Indonesia masih belum berhasil membangun kesadaran siswa dan orang tua terkait perubahan iklim dan pentingnya lingkungan hidup.
Menurut Mas Menteri, Indonesia masih tertinggal jauh dengan berbagai negara maju terkait edukasi perubahan iklim. Padahal, tambahnya, perubahan iklim sudah dirasakan setiap harinya. Apa yang disampaikan Nadiem Makarim tersebut perlu menjadi bahan perhatian para pemangku kepentingan di sektor pendidikan kita.
Suka atau tidak, saat ini kita semua hidup dalam era di mana kondisi Bumi kitasemakin memburuk. Sekarang ini, perubahan iklim yang dipicu oleh terusmenumpuknya emisi gas rumah kaca di atmosfer menjadi salah satu ancaman besar dan nyata bagi kelangsungan segenap penghuni Bumi. Bencana hidrometeorologi yang sekarang ini mendominasi kejadian bencana di negara kita tak bisa dilepaskan dari fenomena perubahan iklim. Sayangnya, masih banyak dari kita yang sama sekali tak memahami apa yang sesungguhnya sedang terjadi serta apa yang semestinya dilakukan.
Peran sektor pendidikan
Sektor pendidikan memiliki peran sentral dalam mendidik anak-anak kita sehingga mereka memiliki kesadaran dan pengetahuan yang memadai terkait perubahan iklim. Karenanya, sudah saatnya kurikulum pendidikan perubahan iklim menjadi bagian erat sistem pendidikan kita.
Selain untuk meningkatkan kesadaran para peserta didik soal perubahan iklim dan pentingnya lingkungan hidup, tujuan utama dari kurikulum pendidikan perubahan iklim yaitu untuk membekali para peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan di tengah kondisi Bumi yang cenderung semakin memburuk.
UNESCO menekankan sekurangnya ada empat aspek yang mesti menjadi hirauan utama dalam kurikulum pendidikan perubahan iklim di sekolah.
Aspek pertama menyangkut pengertian dan pemahaman. Apa itu perubahan iklim? Apa saja pemicunya? Dan perubahan apa yang terjadi? Aspek kedua, adaptasi dan mitigasi. Bagaimana kita harus merespons perubahan iklim? Bagaimana kita bisa menjalani gaya hidup yang lebih berkelanjutan? Keterampilan apa yang perlu dikembangkan? Yang ketiga, fenomena lokal dan global. Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi komunitas-komunitas lokal kita? Dan apa dampak global dari perubahan iklim yang perlu kita pertimbangkan? Adapun aspek keempat menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Bagaimana masa lalu kita mempengaruhi masa kini? Peluang dan kemungkinan apa yang ada di masa mendatang, khususnya terkait dengan bagaimana menciptakan masa depan.
Bumi yang lebih baik
Pendidikan perubahan iklim di sekolah tak mesti diajarkan lewat satu mata pelajaran khusus, seperti sains atau geografi. Tapi, bisa diajarkan lewat semua bidang mata pelajaran. Bagaimanapun, dampak perubahan iklim merasuk ke hampir semua sendi kehidupan kita. Karenanya, kurikulum perubahan iklim perlu dibuat dengan pendekatan integratif yang merangkul semua bidang mata pelajaran.
Lewat pelajaran sains, pendidikan perubahan iklim dapat diajarkan, misalnya,dengan eksperimen yang menunjukkan bagaimana dampak pencairan gunung es dan kaitannya dengan peningkatan suhu permukaan laut. Sementara dalampelajaran matematika, para siswa dapat menggunakan data-data satelit untukmembuat tabel atau grafik dan membandingkan kenaikan permukaan laut sertamembuat prediksi kecenderungan kenaikannya dalam jangka periode tertentu dimasa depan.
Opini Ronaldo: Tingkatkan Produktivitas dengan Menjaga Kesehatan Mental Pekerja |
![]() |
---|
Opini Paulus Mujiran: Berburu Tiket Calon Wakil Presiden |
![]() |
---|
Opini Nanang Qosim: Indonesia Butuh Pemimpin Ndeso |
![]() |
---|
OPINI : Sekolah Perlu Terapkan Model Pengembangan Kurikulum Tadarus |
![]() |
---|
Opini: Penghayatan Nilai-nilai dan Atribut Ketuhanan sebagai Landasan Moral Keindonesiaan |
![]() |
---|