Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PSIS Semarang

Soal Wacana Pemain Naturalisasi, Yoyok Sukawi Setuju Biar Enggak Kumpul di Klub Kaya

Wacana pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi Liga 1 dikabarkan akan disiapkan sebagai regulasi baru musim depan.

istimewa
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wacana pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi Liga 1 dikabarkan akan disiapkan sebagai regulasi baru musim depan.

PSSI berencana membatasi setiap klub hanya diperbolehkan mengontrak dua pemain berstatus naturalisasi.

Kabar ini menuai banyak pro kontra, kendati sejauh ini belum disahkan secara resmi.

Baca juga: Kabar Gembira Proses Naturalisasi Justin Hubner Selangkah Menuju Timnas U20 Indonesia

Menanggapi adanya wacana tersebut, CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengatakan ide ini merupakan terobosan yang bagus.

Yoyok menilai, adanya pembatasan pemain naturalisasi di setiap klub agar persebaran pemain naturalisasi bisa lebih merata.

"Menurut saya itu bagus, bukan berarti menghalangi pemain naturalisasi main di Liga 1 atau Liga 2, tetapi supaya lebih merata. Supaya pemain naturalisasi tidak hanya ngumpul di klub kaya," ujarnya.

"Tapi bisa tersebar di semua klub. Karena pemain naturalisasi itu mereka juga punya tanggung jawab untuk alih ilmu ke anak-anak yang lain," kata Yoyok.

Mantan anggota Exco PSSI ini menyebut, pembatasan pemain naturalisasi juga untuk mengimbangi rencana kompetisi musim depan yang akan menggunakan kuota pemain asing 4 dan 1 pemain asing ASEAN.

"Pembatasan naturalisasi itu menurut saya usulan yang baik untuk mengimbangi bertambahnya kuota pemain asing. Karena dengan adanya wacana penambahan kuota ini, kalau pemain naturalisasi tidak diatur pemain lokal bisa tidak main," kata Yoyok.

Menurut dia, jika kouta pemain naturalisasi tidak dibatasi maka kesempatan bagi pemain lokal menjadi berkurang.

Baca juga: Lika-liku Jalan Sandy Walsh Jadi Pemain Naturalisasi, Paspor Indonesia Dibuat di Belgia

Yoyok menegaskan bahwa meski level Liga 1 yang kini klub pesertanya semakin profesional dan mengejar prestasi, fungsi pembinaan tetap harus berjalan. 

"Katakanlah lima pemain asing dalam klub ditambah dua pemain naturalisasi, sudah tujuh pemain. Sisa empat masih dikurangi kiper, kan tiga. Kalau tidak dibatasi, pemain lokal bisa tidak punya tempat," ujar dia.

"Karena klub walau Liga 1, kita bicara dia profesional, kejar prestasi tapi fungsi pembinaan tidak boleh dilepas. Itu harus ada, dan menjadi tanggung jawab Liga 1," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved