Rapat Paripurna DPRD Dalam Peringatan Hari Jadi Kabupaten Cilacap, Soroti Soal Kemiskinan Ekstrem

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Cilacap menjadi salah satu agenda inti dalam memperingati HUT ke-167 Kabupaten Cilacap.

Seusai melaksanakam upacara peringatan di halaman Pendopo Wijayakusuma Cakti, segenap jajaran Forkopimda Kabupaten Cilacap kemudian bergeser ke Gedung DPRD Kabupaten Cilacap untuk mengikuti rapat paripurna istimewa.

Rapat paripurna ini diikuti oleh seluruh anggota DPRD Kabupaten Cilacap.

Dalam kesempatan rapat paripurna ini juga dibacakan terkait sejarah lahirnya Kabupaten Cilacap oleh Sekda Cilacap Awaluddin Muuri.

Baca juga: Alasan Heru Mutilasi Korbannya di Sleman Jadi 62 Bagian, Sudah Siapkan Ransel untuk MembawaTulang

Baca juga: Motif Pembunuhan dan Mutilasi Wanita Muda di Sleman Terungkap, Pelaku Terjerat Utang Pinjol 8 Juta

Rapat yang dipimpin Ketua DPRD Cilacap Taufik Nurhidayat menyoroti beberapa permasalahan di Kabupaten Cilacap yang harus diperbaiki.

Seperti angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem, stunting, pengangguran serta inflasi.

Angka kemiskinan tahun 2022 di Cilacap sendiri masih tinggi yaitu diangka 11,02 persen.

Sedangkan angka kemiskinan ekstrem sebesar 2,19 persen dengan jumlah penduduk miskin ekstrem sebanyak 37.958 jiwa.

Kabupaten Cilacap sendiri masuk dalam kategori merah dengan 37 Desa prioritas sasaran Percepatan Penghapusan kemiskinan ekstrem.

Selanjutnya prevalensi stunting di tahun 2022 masih tinggi yaitu 17,6 persen. Kemudian tingkat pengangguran tahun 2022 yang mencapai angka 9,62 persen, ditambah inflasi yang masih tinggi.

Kemudian pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah target RPJMD ditambah lagi banyaknya kejadian bencana alam di Kabupaten Cilacap.

Ketua DPRD Cilacap Taufik Nurhidayat saat ditemui Tribunbanyumas.com seusai rapat menyebutkan bahwa usia 167 tahun merupakan momentum yang luar biasa.

Terlebih di usia Kabupaten Cilacap sekarang ini menurut Taufik Pj Bupati Yunita selama 4 bulan menjabat sudah mengingatkan pola pikir semuanya akan esensi bernegara.

Yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditunjukkan dengan cita-cita serta data yang mendukung. 

"Maka kemiskinan dan lainnya ini juga menjadi suatu target. Dan kita akhirnya sadar bahwa harus ada cita-cita dan data, kemudian penyelesaian yang bertahap," katanya, Selasa (21/3).

Lebih lanjut dikatakan Taufik bahwa momentum Hari Jadi ini jangan dijadikan sebagai seremoni saja namun sebagai bentuk penyadaran terhadap rutinitas dalam mencapai target.

Menurutnya program-program yang menjadi target pembangunan harus dijadikan sebagai medan pertempuran dalam bekerja.

“Pembangunan ini adalah medan pertempuran yang harus diselesaikan, jangan hanya sekedar seremoni dan rutinitas.

Tapi sebagai medan pertempuran dalam kita menyelesaikan semua program termasuk pengentasan kemiskinan, mengatasi stunting," jelas Taufik. (*)