Berita Semarang

Warna-warni Tanaman di Kampung Flora Wonolopo Semarang

Kampung Flora Wonolopo Mijen, Kota Semarang, menawarkan ratusan jenis tanaman hias.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Suasana serba hijau dan warna-warni di Kampung Flora Wonolopo. Lokasi persis berada di Dukuh Sumbersari RT 3 RW 10, Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Selasa (21/3/2023). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kampung Flora Wonolopo Mijen, Kota Semarang, menawarkan ratusan jenis tanaman hias.

Lokasinya berada di Dukuh Sumbersari RT 3 RW 10, Wonolopo, Kecamatan Mijen. 

Jarak dari Tugu Muda, kota Semarang sekira 16 kilometer atau dapat ditempuh selama 30 menit menggunakan sepeda motor.

Baca juga: Cuaca Tak Menentu, Bupati Blora Dukung Kolaborasi Baznas dan Ansor Siapkan Tim Tanggap Bencana

Kendati lokasi berada di sudut selatan kota lunpia, Kampung Flora mudah diakses lantaran tak jauh dari kawasan perumahan elit Bukit Semarang Baru (BSB). 

Akses ke lokasi itu juga cukup mudah dan dapat dilalui mobil. Setiba di lokasi, pengunjung disuguhkan pemandangan serba hijau yang memanjakan mata.

Suasana perkampungan yang adem lantaran berdekatan dengan perkebunan pohon jati akan begitu terasa ketika berada di Kampung Flora. 

Sesuai namanya, kampung flora bakal menyuguhkan ratusan jenis tanaman hias dan holtikultura. Ratusan tanaman itu dipajang rapi di 24 kios yang memanjang sekira 100 meter. 

Pengunjung bisa berjalan di sepanjang shelter tersebut yang tertata rapi berisi  tanaman yang berjumlah ribuan.

Tanaman yang tertata rapi dengan warna-warni beragam bak untaian kain yang memanjang.

"Dulu tempat tersebut kumuh  karena menjadi tempat pembuangan sampah liar yang digunakan warga untuk membuang sampah sekarang kami ubah menjadi pusat penjualan tanaman hias," ujar Ketua Kelompok Tani Kampung Flora Eko Susanto, kepada Tribun, Selasa (21/3/2023). 

Tempat tersebut telah disulap Eko bersama para pencinta tanaman hias di Wonolopo. Selain itu, Kampung Flora dahulunya masih berupa kios terbuat dari bambu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Ia dan kelompoknya kemudian menginisiasi Kampung Flora yang terus dikembangkan sehingga kian ramai. Imbasnya,warga yang sebelumnya sering membuang sampah di lokasi tersebut akhirnya mau membuang sampah di tempat lain dengan membayar tukang sampah keliling.

"Kami berusaha menyadarkan warga secara pelan-pelan, lambat laun setelah ekonomi sudah jalan karena jualan tanaman ramai, warga mulai sadar, jadi tidak mau buang sampah lagi di situ," ucapnya.

Keresahan Bersama 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved