Fokus
Fokus: Pemersatu Bangsa
SETELAH tertunda beberapa waktu, pertandingan PSIS Semarang melawan Persebaya Surabaya akan digelar pekan depan. Duel akbar kompetisi sepak bola nasio
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: m nur huda
Tajuk Ditulis Oleh Wartawan Tribun Jateng, Abduh Immanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - SETELAH tertunda beberapa waktu, pertandingan PSIS Semarang melawan Persebaya Surabaya akan digelar pekan depan. Duel akbar kompetisi sepak bola nasional itu sedianya digelar pada awal Februari lalu namun batal setelah izin tak keluar.
Laga tunda akhirnya bakal berlangsung pada 29 Maret mendatang. Suporter kedua kesebelasan diperbolehkan hadir di Stadion Jatidiri meski jumlahnya terbatas.
Secara keseluruhan, hanya 14.000 penonton yang diperbolehkan datang ke kandang Mahesa Jenar. Seribu di antaranya merupakan jatah bagi suporter tim tamu.
Kita berharap hajatan ini berjalan damai baik di dalam maupun di luar lapangan. Tak ada kericuhan atau hal-hal tak diinginkan yang menodai kesucian bulan Ramadan.
Kehendak ini perlu ditekankan kalau-kalau imbauan yang membahas urgensi sportivitas permainan dan ketertiban umum diabaikan. Karena pertandingan digelar pada bulan puasa, seyogyanya siapa pun menghormati umat yang sedang beribadah dengan tak membuat keributan.
Risiko kericuhan ini ada karena jumlah tiket yang dikeluarkan terbatas. Padahal laga tersebut tak diragukan lagi berstatus big match mengingat sisi historis kesebelasan yang bertanding.
Pengalaman dari laga-laga lalu ketika kedua tim bertemu juga semakin meningkatkan kewaspadaan. Ada oknum-oknum yang tega mencederai rasa nyaman masyarakat dengan berulah dalam perjalanan.
Di sisi lain, sangat mungkin jumlah suporter dari masing-masing kesebelasan melebihi kuota yang sudah ditentukan panitia pelaksana pertandingan. Skenario mengantisipasi kerusuhan dan kesiagaan petugas keamanan mutlak diperlukan kendati pendekatan kemanusiaan tetap dikedepankan.
Kita acungkan jempol kepada semua pihak yang peduli terhadap risiko tersebut. Walikota Surabaya sudah menyatakan diri akan hadir menemani fans di Semarang supaya keberhasilan penyelenggaraan bisa tercapai.
Sebanyak 4.700 polisi juga akan dikerahkan demi menjamin kelancaran pelaksanaannya. Kita juga ingin kemauan sukses itu bisa didukung oleh para suporter.
Semua tahu laga sepak bola bisa membawa kegembiraan atau kekecewaan pada pendukungnya. Sudah jelas olahraga terpopuler ini tidak seharusnya berbuah kekerasan di dalam atau di luar lapangan.
Kita sepakat yang kita inginkan adalah persepakbolaan dengan mutu yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Mengikuti arahan Presiden Joko Widodo, sepak bola harus mempersatukan.
Terang yang dimaksud Presiden tidak hanya mempersatukan para pemain di lapangan melainkan juga suporter tim-tim yang berlaga serta masyarakat pencintanya. Satu yang tak kalah penting adalah juga mempersatukan semua pemangku kepentingan.
Sekali lagi, harapan kita adalah sepak bola yang berkualitas tanpa kekerasan. Tragedi Kanjuruhan jangan sampai terulang kapan pun dan di mana pun karena kemenangan tak sebanding dengan nyawa yang melayang.
Kita paham, sanksi yang pernah diterapkan seperti melarang pendukung memakai dan membawa atribut klub ke stadion terbukti tidak cukup membawa efek jera. PSSI sebagai induk organisasi sepak bola nasional sudah harus menerapkan sanksi yang lebih tegas bagi pelaku kerusuhan.
Sanksi keras akan menjadi pelajaran berharga bagi klub dan suporternya. Klub tak hanya bertanggung jawab atas pemain melainkan turut membina pendukung.(*tribun jateng cetak)