Berita Nasional

Komunikasi Jadi Kunci Penyampaian Pesan Promosi Kesehatan

Kita perlu memiliki teknik-teknik komunikasi yang strategis untuk mendukung penyelesaian berbagai masalah kesehatan

Editor: Erwin Ardian
TRIBUNJATENG
Salah seorang fasilitator di acara Portkesmas Savero Karamiveta Dwipayana saat memberikan materi literasi digital kepada seluruh peserta pelatihan. 

TRIBUNJATENG.COM, KOTA BANDUNG---Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung Nilla Avianty, S.Sos, MKM mengingatkan segenap tenaga promosi kesehatan yang hadir terkait pentingnya upaya komunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan promosi kesehatan.

"Kita perlu memiliki teknik-teknik komunikasi yang strategis untuk mendukung penyelesaian berbagai masalah kesehatan yang ada saat ini, misalnya stunting,” ujar Nilla Avianty saat membuka Pelatihan kerjasama Portkesmas bersama Dinas Kesehatan Kota Bandung terkait Komunikasi Antar-Pribadi (KAP) dan literasi digital kesehatan untuk tenaga promosi kesehatan se-Kota Bandung di Aula Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, Sabtu 18 Maret 2023.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tenaga kesehatan dalam menuntaskan masalah stunting di Kota Bandung. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Kominfo RI, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Palang Merah Indonesia Kota Bandung, dan Kelompok Kerja Risk Communication and Community Engagement (Pokja RCCE).

Sementara itu, Direktur Program Portkesmas dr. Aditya Putra menyambut baik kolaborasi ini dan menyampaikan pula harapannya dalam kegiatan ini. "Tujuan besar kami adalah memperkuat upaya kesehatan masyarakat, karena kami percaya hal tersebutlah yang akan mendukung penyelesaian berbagai masalah kesehatan masyarakat yang ada, seperti stunting. Kami berharap kegiatan hari ini dapat membantu tenaga promosi kesehatan di Kota Bandung dalam melaksanakan fungsi edukasinya ke masyarakat lebih baik lagi," tegasnya.

Materi pertama pelatihan terkait Komunikasi Antar Pribadi diisi oleh fasilitator Portkesmas yakni dr. Basra Amru, dr. Dhea Mangun, Naaila Afifah, Habibie Nasution, dr. Hafidz Naeriansyah, dan dr. Aditya Putra.

Materi pelatihan meliputi praktik teknik komunikasi yang aplikatif dan pengenalan alat bantu komunikasi untuk isu stunting seperti permainan pembelajaran untuk Imunisasi dan Tablet Tambah Darah.

*Serangan Kabar Palsu*
Sementara itu, sektor kesehatan tak lepas dari dari intaian serangan kabar palsu atau hoaks, misinformasi, dan disinformasi. Hal ini mutlak harus diwaspadai oleh semua kalangan. Setiap insan yang bertugas dalam mempromosikan bidang kesehatan dituntut untuk cepat tanggap dalam mengantisipasi kabar palsu ini.

Demikian disampaikan Trainer Literasi Digital dari ICT Watch, Savero Karamiveta Dwipayana saat memberikan pelatihan literasi digital serta mengenalkan berbagai fasilitas yang dapat digunalan pegiat promosi kesehatan dalam mengedukasi masyarakat dan melawan hoaks, khususnya hoaks pada sektor kesehatan masyarakat.

Dalam pemaparannya, Ero –panggilan akrab Savero Karamiveta Dwipayana—mengatakan kabar hoaks banyak bermunculan dalam ruang digital.

“Banyak sekali info perihal yang tidak benar tentang kesehatan menyebar tanpa terkendali dan itu dipercaya oleh masyarakat. Bahkan menimbulkan kekeliruan asumsi di masyarakat sehingga membahayakan bagi kesehatan. Tentu bukan hal yang baik untuk dibiarkan,” ungkap Ero.

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini mengutip data sebuah riset yang menunjukkan sebanyak 27 persen dari sekitar seribu berita hoaks yang dijadikan sampel sejak Februari 2016 hingga Februari 2017 adalah berita kesehatan. Para penyebar informasi hoaks kesehatan ini biasanya melakukannya secara tidak sengaja karena merasa informasi tersebut bermanfaat dan harus segera diberitahukan kepada orang lain. Penyebar biasanya merasa berita yang mereka terima itu benar menurut logika mereka, mereka tidak berniat buruk untuk menyebar berita tersebut.

Selain itu Ero juga menyampaikan ciri khas hoaks, yaitu informasi yang memancing emosi. "Maka dari itu, kita patut curiga bila menemukan informasi yang memancing emosi kita. Bisa jadi itu adalah hoaks yang sedang berusaha mengelabui kita,” ucap pria kelahiran Jakarta, 29 November 1999 ini.

ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang telah menginisiasi sejumlah inisiatif dan gerakan literasi digital di Indonesia. Dalam menjalankan programnya, ICT Watch berkolaborasi dengan multistakeholder (pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, akademis dan komunitas teknis). Ragam bentuk kegiatan dilakukan untuk edukasi/advokasi literasi digital.

*Advokasi secara Multiaksial*
Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) merupakan organisasi non pemerintahan yang bertujuan pelibatan kepemudaan dalam percepatan penyelesaian isu-isu kesehatan masyarakat di Indonesia.

Portkesmas melakukan advokasi secara multiaksial untuk memperoleh dukungan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui paradigma sehat

Fokusnya adalah dalam penguatan lima pilar UKM esensial yakni :
• Promosi Kesehatan.
• Kesehatan Lingkungan.
• Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana.
• Gizi.
• Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Pendekatan advokasi dan edukasi Portkesmas juga melalui kolaborasi multistakeholder dalam ranah literasi digital dan tata kelola Internet guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis masyarakat Indonesia di era digital. Maka dengan demikian transformasi digital di Indonesia akan menjadi hal tak terpisahkan dalam penguatan lima pilar UKM esensial.

Untuk lebih mengetahui berbagai kegiatan Portkesmas lainnya dalam memperkuat upaya kesehatan masyarakat dapat membacanya pada portkesmas.com.***

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved