BPS Ingatkan untuk Waspada Lonjakan Harga Menjelang Lebaran
Berkaca pada 2022, Pudji menuturkan, lonjakan harga terjadi pada komoditas telur ayam ras, ikan segar, bawang merah, dan daging sapi.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan terdapat beberapa harga komoditas yang berpotensi melonjak menjelang Hari Raya Idulfitri, yang diperkirakan akan jatuh pada pekan ketiga April 2023.
Meski demikian, kenaikan harga komoditas itu disebut menjadi hal yang umum terjadi dari tahun ke tahun, dan merupakan periode musiman saat bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.
“Kita perlu mewaspadai terhadap kenaikan harga beberapa komoditas yang mungkin terdampak karena tingginya permintaan menjelang Hari Raya Idulfitri,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, Senin (3/4).
Menurut dia, beberapa komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga di antaranya tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan lain-lain.
Berkaca pada 2022, Pudji menuturkan, lonjakan harga terjadi pada komoditas telur ayam ras, ikan segar, bawang merah, dan daging sapi. Di luar kelompok itu, terjadi kenaikan harga angkutan udara di tengah pelonggaran kebijakan mudik.
Meski demikian, BPS menyebut efek inflasi atau kenaikan harga-harga pada tahun ini tidak setinggi periode Ramadan dan Lebaran tahun sebelumnya. Awal Ramadan jatuh pada sembilan hari terakhir Maret, sehingga efeknya sudah mulai terlihat pada laporan inflasi bulan sebelumnya.
Pada Maret 2023, BPS mencatat inflasi hanya sebesar 0,18 persen month to month (mtm), lebih rendah dari Ramadan tahun lalu yang melesat hingga 0,95 persen.
Meski demikian, inflasi tersebut lebih tinggi dari 2020 dan 2021 yang masing-masing 0,08 persen dan 0,13 persen. “Inflasi di bulan Ramadan tahun ini relatif lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kecuali 2020 dan 2021,” jelasnya.
Adapun, jika dilihat secara tahunan, BPS mencatat, laju inflasi Maret tercatat sebesar 4,97 persen, turun dari Februari 2023 sebesar 5,47 persen. Sedangkan secara tahun kalender, inflasi Maret 2023 tercatat sebesar 0,68 persen.
Pudji menyebut, terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) menjadi 114,36 pada Maret 2023, dari 114,16 pada Februari 2023.
“Jika dilihat secara series, secara bulan ke bulan terlihat (inflasi Maret-Red) lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya, yakni Februari 2023 sebesar 0,16 persen,” jelasnya.
Dilihat dari kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi secara bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Selain itu, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, dengan yang terdalam pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar di antaranya angkutan udara, bensin, beras, cabai rawit, dan rokok kretek filter.
Sedangkan komoditas yang mendorong deflasi secara bulanan adalah kelompok perumahan, listrik, air, dan bahan baku rumah tangga adalah tarif air minum PAM. (Kontan.co.id/Siti Masitoh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.