Sandiaga Uno Masuk Kriteria Cawapres Anies Baswedan
Sandiaga masuk kriteria sebagai cawapres pendamping Anies, yakni memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, dan mampu bekerjasama dengan capres
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) masih terus memproses sejumlah nama yang muncul untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di pilpres 2024.
KPP terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sosial (PKS).
Terbaru adalah munculnya nama Sandiaga Uno dan Mahfud MD sebagai bakal cawapres untuk Anies Baswedan, setelah beberapa nama lain seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Heryawan, Andika Perkasa, hingga Khofifah Indar Parawansa.
Bahkan, belakangan muncul isu mengenai peluang duet Anies-Sandi, yakni pasangan yang diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Namun, wacana itupun langsung mendapat penolakan dari Partai Demokrat.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera mengatakan, semua bisa berpendapat terkait dengan bakal cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan di 2024. "Semua boleh berpendapat, kan masih proses," katanya, kepada wartawan, Sabtu (15/4).
Ia menilai wajar ketika Partai Demokrat mengusulkan AHY sebagai cawapres. Sebab, anak dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut memiliki kelebihan.
"Wajar kawan-kawan Demokrat pasti mengajukan Mas AHY. Dan Mas AHY punya banyak kelebihan sebagai pendamping Mas Anies," ujarnya.
Di sisi lain, Mardani menutur, Sandiaga Uno juga memiliki kelebihan. Hanya saja, AHY memiliki kendaraan politik yakni Partai Demokrat. "Bang Sandi juga punya kelebihan. Tapi Mas AHY bawa kursi Partai Demokrat," ungkapnya.
Namun, dia menambahkan, sejauh ini PKS tetap mengusulkan Ahmad Heryawan (Aher) sebagai cawapres Anies. "PKS masih tetap mengajukan Kang Aher. Juga punya kelebihan pengalaman jadi gubernur dengan provinsi terbesar di Indonesia," ucapnya.
Terpisah, juru bicara PKS, Ahmad Mabruri menyatakan, Sandiaga Uno masuk dalam kriteria sebagai cawapres pendamping Anies. "Saya enggak bilang cocok. Tapi masuk salah satu kriteria," ujarnya, kepada wartawan, Sabtu (15/4).
Sebab, ia menyebut, satu kriteria cawapres Anies adalah memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, dan mampu bekerjasama dengan capres. "Di beberapa survei, nama Sandi masuk tiga besar," tuturnya.
Namun, Mabruri berujar, pihaknya telah menyerahkan kepada tim 8 Koalisi Perubahan untuk menggodok cawapres Anies. "Yang jelas dalam politik itu tidak boleh menutup komunikasi dan peluang, kepada siapapun itu," tukas.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief menegaskan, pihaknya menutup potensi nama Sandiaga Uno menjadi cawapres Anies. "Ya nanti dibicarakan-lah, yang penting bagi Demokrat nama Sandi Uno kami tutup," jelasnya, Jumat (14/4).
Meski demikian, menurut dia, nama-nama lain selain Menparekraf itu tetap dibahas. Hanya saja, Andi mengungkapkan, keputusan nantinya juga tetap melibatkan Anies Baswedan sebagai capres.
"Tidak akan membicarakan nama itu lagi, tapi kalau nama-nama lain silakan dibicarakan nanti. Tergantung Pak Anies akan memutus siapa," tukasnya.
Beberapa kemungkinannya, dia menambahkan, termasuk nama AHY. "Apakah Mas AHY, apakah calon yang dikemukakan oleh PKS, atau calon yang dikemukakan oleh NasDem gitu. Saya kira itu saja," bebernya.
Sementara, Ketua DPP Partai Nasdem, Effendy Choirie mengaku sepakat dengan dua kriteria cawapres untuk Anies Baswedan yang diusulkan oleh Jusuf Kalla atau JK.
"Setuju semua, itu memang sesuai dengan kriteria yang telah disepakati bersama. Jadi kami setuju 100 persen dengan pernyataan Pak JK," terang Gus Choi, sapaannya, kepada wartawan, Jumat (13/4).
Menurut dia, kriteria cawapres Anies harus sosok yang bisa membawa kemenangan. Soal berlatar belakang NU atau Muhammadiyah, Gus Choi tidak mempermasalahkan.
"Iya, jadi tokoh-tokoh, misalnya yang dari NU memenuhi semua yang disebut-sebut, yang dari NU itu memenuhi syarat semua. Penambah pemenangan, menambah kekuatan, bisa mengelola pemerintahan, bisa semua-lah, mereka sudah bisa ngurus partai, ngurus organisasi, tinggal penyesuaiannya saja," paparnya.
Gus Choi mengungkapkan, beberapa nama potensial dari NU di antaranya seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sekjen PBNU Syaifullah Yusuf, Yeni Wahid, hingga mantan Ketum PBNU Said Aqil Siroj.
"Sudah sering saya keluarkan nama-nama itu, sering kan saya menyebut Khofifah, saya menyebut Syaifullah Yusuf, saya menyebut Yeni Wahid, menyebut Kiai Said Aqil Siroj, memerintah bisa semua dan itu semua menambah kekuatan," tuturnya.
Ia juga menyebut nama-nama potensial dengan latar belakang Muhammadiyah. "Muhammadiyah tokoh-tokohnya banyak, Din Syamsudin pengalaman panjang, Prof Mu'ti yang Sekjen sekarang juga bisa. Pokoknya semuanya akan menambah kekuatan, jadi pemerintah itu kedua, yang penting yang tahap pertama itu menang," tandasnya.
Gus Choi menyatakan, tokoh dari NU seperti Mahfud Md juga patut dipertimbangkan. Ada pula Eks Wakil Gubernur Jateng Gus Yasin masuk dalam nama potensial.
"Yang penting itu kan dalam konteks pembicaraan kita ini kan merespon pernyataan Pak JK, yang penting menang dulu. Dari NU saya sebut satu lagi, Prof Mahfud Md," jelasnya. (Tribunnews/Fersianus Waku/Rizki Sandi Saputra/Reza Deni)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.