Sri Mulyani Pacu Peningkatan Investasi

investasi diharapkan bisa terus dipacu, karena sangat baik untuk penciptaan lapangan kerja baru, dan berdampak pada produktivitas kerja perekonomian

Editor: Vito
Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Investasi masih menjadi andalan pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selain konsumsi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap, investasi bisa lebih ditingkatkan lagi.

“Paling menonjol dalam ekonomi adalah konsumsi. Investasi nomor dua terbesar, tetapi pertumbuhannya di kuartal I belum terlalu bagus, dan masih di bawah 3 persen,” katanya, dalam sesi wawancara dengan tema ‘Seri Ekonomi Bersama Sri Mulyani Indrawati,’ Selasa (9/5).

Ia berharap investasi bisa terus dipacu, karena sangat baik untuk penciptaan lapangan kerja baru, dan juga akan berdampak pada produktivitas kerja perekonomian dalam negeri. Menurut dia, penciptaan lapangan kerja sekaligus menjadi kunci dari pengentasan kemiskinan.

Menkeu menuturkan, pemerintah melalui Omnibus Law terus mendorong perbaikan iklim investasi sekaligus penciptaan kesempatan bekerja yang lebih luas.

Produktivitas masyarakat pun dipacu melalui kemudahan kesempatan berusaha, simplifikasi regulasi, dan reformasi birokrasi. Tak ketinggalan, sektor UMKM juga dipermudah dalam mengakses pembiayaan.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyatakan di masa depan, investasi akan menjadi pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Saat ini, dia menambahkan, pemerintah terus gencar mencari investor, utamanya untuk mendukung proses hirilisasi dalam negeri.

Menurut dia, sebuah negara yang ekonominya sehat tidak hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, investasi juga harus menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. “Ke depan, sebuah negara yang sehat jangan hanya mengandalkan konsumsi,” ucapnya.

Pada 2022 lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31 persen. Investasi menjadi urutan kedua yang berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut, yakni sebesar 30 persen. Sedangkan konsumsi ada di urutan pertama dengan kontribusinya sebesar 51,65 persen.

“Menurut saya, awalnya kontribusi konsumsi 60 persen ke pertumbuhan ekonomi, sedangkan investasi dulu sebesar 20 persen, dan sekarang sudah 30 persen. Nah, nggak bisa naif antara investasi dan konsumsi, serta ekspor dan impor punya satu mata rantai yang kuat,” jelas Bahlil. (Kontan.co.id/Siti Masitoh)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved