Berita Viral
32 Bhiksu Lakukan Thudong, Jalan Kaki Lintasi 4 Negara Menuju Candi Borobudur, Makan Sekali Sehari
32 biksu asal berbagai negara melaksanakan ritual thudong dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, menuju Candi Borobudur, Jawa Tengah
TRIBUNJATENG.COM - Sebanyak 32 biksu asal berbagai negara melaksanakan ritual thudong dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, menuju Candi Borobudur, Jawa Tengah.
Ritual ini merupakan tradisi yang dilakukan para bhante atau bhiksu menjelang Hari Raya Waisak.
Seperti diketahui, Hari Raya Waisak 2023 jatuh pada Minggu (4/6/2023)
Para bhiksu ini memulai perjalanan pada Kamis (23/3/2023) dan rencana tiba di Candi Borobudur pada Rabu (31/5/2023).
Baca juga: Daftar 5 Kereta Api Baru yang Beroperasi Mulai 1 Juni dan Rutenya, Harga Tiket Masih Promo Lho
Baca juga: Tanggal 6 Mei 2023 Libur Peringatan Waisak? Berikut Faktanya
Mereka berjalan kaki melewati empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, dengan jarak sekitar 2.600 kilometer.
Lalu, apa itu tradisi thudong yang dilakukan para biksu?
Tradisi thudong
Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Supriyadi menjelaskan bahwa para biksu tersebut melaksanakan ritual thudong.
Thudong adalah perjalanan spiritual atau religi yang dilakukan untuk mengikuti jejak Buddha pada zaman kehidupannya karena saat itu belum ada wihara atau transportasi," jelasnya kepada Kompas.com, Minggu (14/5/2023).
Thudong dilaksanakan dengan cara berjalan kaki, sambil melakukan perenungan.
Para bhante, bhikkhu, atau biksu akan berjalan, bahkan hingga masuk hutan, demi memenuhi darma atau kewajiban mereka.
Sebelum melakukan perjalanan, para biksu harus berdiam diri di satu tempat dan puasa selama empat bulan. Puasa ini dilakukan pada musim hujan.
Kemudian, saat sudah kemarau atau musim semi, mereka melakukan thudong.
Thudong juga dilakukan selama empat bulan untuk mendapatkan dan mengembangkan kemampuan spiritual para biksu.
Perjalanan ini dilakukan berbekal persiapan dan perencanaan waktu.
Menurut Supriyadi, perjalanan thudong tidak membatasi jarak rutenya. Ini tergantung niat dan waktu mulainya.
Makan sehari sekali
Supriyadi menambahkan, para biksu akan menerima makanan dari umat Buddha dalam perjalanan ini. Tradisi memberikan makanan tersebut bernama pindapata.
"Bhante mendapatkan dukungan dari umat, menerima dana makan dari umat melalui mangkuk itu," ujarnya.
Para biksu yang melakukan thudong hanya akan makan satu atau dua kali sehari.
Biksu akan makan hanya pukul 07.00 pagi atau ditambah pukul 12.00 siang bagi yang makan dua kali sehari. Sampai pukul 07.00 pagi keesokan harinya, mereka hanya dibolehkan minum.
"Kalau disertai dan diawali dengan tekad kuat menjadi motivasi untuk pengembangan kepribadiannya. Kalau kesal dan lapar, tidak mengeluh," ucapnya.
Tidur di tempat ibadah
Supriyadi menjelaskan, para biksu tetap akan bermeditasi sepanjang perjalanan. Mereka bahkan tetap bermeditasi saat istirahat.
"Para biksu tidur dengan alas tidak lebih dari 50 sentimeter, bahkan ada yang tidur sambil duduk saat bermeditasi," lanjutnya.
Sebagai lokasi peristirahatan, para biksu akan mendatangi tempat-tempat ibadah lintas agama, seperti wihara, kelenteng, atau bahkan pesantren.
"Di Indonesia, bahkan singgah di pondok pesantren Pekalongan di Habib Luthfi," kata Supriyadi.
Saat melakukan perjalanan, para biksu zaman dulu tidak memakai alas kaki. Sekarang, mereka ada yang memakai sandal.
Karena sering menjalankan thudong, kaki mereka tidak sakit dan sudah terbiasa.
Menurut Supriyadi, tradisi thudong tidak dibatasi usia.
Biksu kecil atau dewasa bisa melakukannya selama memiliki fisik dan rohani yang kuat. (Kompas.com)
Video Detik-detik Mobil Brimob Lindas Driver Ojol saat Demo Ricuh di DPR |
![]() |
---|
Viral Demo DPR Ricuh! Mobil Brimob Lindas Driver Ojol, Umar Meninggal? |
![]() |
---|
Demo DPR Bergeser ke SPBU Simpang Benhil, Operasional Ditutup Imbas Kerusuhan |
![]() |
---|
Link Live Streaming Demo DPR Hari Ini, Tol Dalam Kota Lumpuh dan KRL Terhenti |
![]() |
---|
"Saya Syok" Edi Warga Ungaran Tiba-tiba Terima Akta Cerai dari Istri, Menduga Palsukan Dokumen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.