Berita Kudus

45 Fosil Museum Situs Purbakala Patiayam Kudus Dikonservasi

Sebanyak 45 fosil di Museum Situs Purbakala Patiayam Kabupaten Kudus dilakukan konservasi. 

Penulis: Saiful Ma'sum | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Tenaga Ahli Konservasi Koleksi Museum dan Cagar Budaya Unit Sangiran, Nina Iswati sedang menunjukkan beberapa fosil Museum Purbakala Patiayam Kudus yang dikonservasi, Rabu (17/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Sebanyak 45 fosil di Museum Situs Purbakala Patiayam Kabupaten Kudus dilakukan konservasi

Pemeliharaan dan perlindungan fosil ini dilakukan oleh Tenaga Ahli Konservasi Koleksi Museum pada Museum dan Cagar Budaya Unit Sangiran, Kabupaten Sragen. 

Konservasi dilakukan selama empat hari, terhitung mulai, Senin - Kamis (15-18/5/2023). 

Tenaga Ahli Konservasi Koleksi Museum dan Cagar Budaya Unit Sangiran, Nina Iswati menyampaikan, fosil yang digarap timnya di antaranya adalah gading gajah purba, kepala banteng purba, tulang paha gajah purba, gigi sapi purba, tanduk rusa purba, juga artefak batu yang bernama kapak penetak. 

Dia menjelaskan, tahapan konservasi dimulai dari pelabelan fosil atau rekomendasi konservasi. Hasilnya, diketahui metode konservasi yang bakal digunakan untuk masing-masing fosil.

Mulai dari metode pembersihan kering, pembersihan basah dengan alkohol atau jenis lain yang sesuai, metode rekonstruksi atau menata kembali fosil yang patah (penyambungan), atau dengan menggunakan metode pengawetan, coating dan konsolidasi atau penguatan.

"Metode yang digunakan berbeda-beda antara satu fosil dengan fosil lainnya. Semua tergantung pada kebutuhan, karena kita harus menyesuaikan antara metode yang digunakan dengan kondisi fosil," terangnya, Rabu (17/5/2023).

Setelah diketahui metode yang akan digunakan, lanjut dia, masuk pada tahap eksekusi atau konservasi

Kondisi fosil sebelum dan sesudah dilakukan konservasi harus terdokumentasi lengkap. Termasuk berat sebelum dikonservasi yang bisa saja berubah, sehingga harus dilakukan penimbangan berat akhir sebelum fosil bisa dipajang.

"Tahapan rekonstruksi sama halnya dengan pencocokan. Ini bagian dari metode, biasanya dilakukan untuk fosil yang rapuh, patah-patah, atau dalam kondisi kurang kuat. Bisa juga menggunakan larutan paraloid untuk penguatan koleksi yang rapuh karena pelapukan. Supaya ikatan antar mineral meningkat, sehingga ketahanan fisik fosil bisa lebih baik," terangnya. 

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Yusron menyampaikan, saat ini koleksi peninggalan purbakala di Museum Patiayam mencapai lebih dari 10 ribu fosil. 

Namun, baru sekitar 25 persennya yang sudah dilakukan konservasi dan pengkajian. 

Pihaknya berharap, peran serta tenaga ahli dari Museum dan Cagar Budaya Unit Sangiran, Kabupaten Sragen ini dapat membantu proses kajian dan konservasi di Museum Patiayam.

"Karena keterbatasan anggaran, semua butuh proses. Kami target tahun ini sekitar 20-an fosil bisa dikaji, diidentifikasi, dan dikonservasi. Supaya nantinya akan lebih banyak lagi fosil-fosil yang bisa dilihat dan dikenal masyarakat luas di Museum Patiayam," tuturnya. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved