Guru Berkarya
Optimalkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Metode SAS Pendekatan Permainan.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis, metode yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak adalah metode SAS dengan pendekatan permainan.
Nurnaningsih, S.Pd
Guru SDN 02 Pelutan Kab. Pemalang
Optimalkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Metode SAS Pendekatan Permainan.
Kurikulum merdeka pada hakikatnya memberikan keleluasan bagi satuan pendidikan dan guru untuk mengembangkan potensinya serta keleluasan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan perkembangannya. Salah satu mata pelajaran yang penulis ajarkan pada siswa kelas satu adalah Bahasa Indonesia. Menurut Subandiyah (2015;9) Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelas satu meliputi aspek membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dengan membaca dan menulis, semua ilmu pengetahuan akan diserap oleh siswa. Siswa dapat memahami dan menetapkan arti kata-kata yang dibaca, didengar, dan mengingatnya dengan baik. Salah satu materi Bahasa Indonesia kelas satu dapat kita jumpai pada pembelajaran bab satu dengan tema “Bunyi apa?”. Tujuan pembelajaran pada tema ini adalah membaca dan menulis permulaan yang meliputi : melafalkan huruf, membaca suku kata dan menulis nama sendiri.
Kesulitan dalam mengajarkan membaca dan menulis permulaan terletak pada strategi yang digunakan. Sedangkan bagi siswa kelas rendah, belajar haruslah menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermakna. Artinya, kegiatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru kelas I (satu) SDN 02 Pelutan kabupaten Pemalang menerapakan strategi Pembelajaran Permainan Membaca dan Strategi Pembelajaran Menulis Permulaan dengan metode SAS. Strategi ini berdasarkan pengalaman siswa yang kemudian diterapkan dalam mengajarkan membaca dan menulis permulaan pada siswa.
Dalam pembelajaran bahasa pada kelas rendah dimulai dengan strategi Permainan Membaca. Menurut Bunyamin (2019:7) Bermain adalah pekerjaan anak-anak dan ini berkontribusi kepada semua aspek perkembangan. Melalui bermain, anak-anak menstimulasi inderanya, belajar bagaimana menggunakan ototnya, mengoordinasikan penglihatan dengan gerakan, meningkatkan kemampuan tubuhnya dan mendapatkan keterampilan baru. Siswa mencoba untuk bermain peran, mengatasi perasaan yang tidak nyaman, memperoleh pengertian dari pandangan orang lain, dan membangun gambaran dari dunia sosial. Siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengalami kegembiraan dalam berkreativitas, dan menjadi terampil berbahasa. Oleh karena itu pembelajaran membaca akan lebih efektif apabila dilakukan dengan menggunakan pendekatan permainan. Keterkaitan antara menulis dan membaca sangat erat sehingga tidak dapat dipisahkan. Pada waktu guru mengajarkan menulis kata atau kalimat, siswa tentu akan membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca diajarkan sejak dini, maka kemampuan menulis pun diajarkan sejak dini pula.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan pada hakikatnya sama dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan. Persyaratan pembelajaran menulis permulaan seyogyanya siswa sudah bisa membaca apa yang akan mereka tulis. Seperti pada kegiatan membaca permulaan, pembelajaran menulis permulaan juga melalui dua tahapan yaitu tahap prapembelajaran berkaitan dengan kesiapan menulis siswa dan tahap menulis permulaan melalui kegiatan menjiplak/mengeblat, menyalin/meniru, menatap, menulis halus/indah, dikte/imlak, dan mengarang sederhana melalui berbagai bimbingan. Metode yang dapat digunakan antara lain ; satu, metode ebjad. Dua, metode kupas rangkai suku kata. Tiga, metode kata lembaga, dan empat, metode struktural analitik sintetik (SAS).
Dalam pembelajaran membaca dan menulis, metode yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak adalah metode SAS dengan pendekatan permainan. Alasan mengapa metode SAS dipandang paling baik antara lain ; Pertama, metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum bahwa bentuk bahasa terkecil adalah kalimat. Kedua, memperhitungkan perkembangan pengalaman bahasa anak, dan ketiga, metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Melalui pernerapan metode SAS dengan pendekatan permainan para siswa lebih mudah untuk belajar Bahasa Indonesia, sehingga hasil belajar yang didapat lebih optimal. (*)
tribunjateng.com
Peran Budaya Disiplin dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa |
![]() |
---|
Mengenal Alat Transportasi melalui Praktek Karya Anak Usia Dini |
![]() |
---|
Mudahnya Belajar IPS dengan Cooperatif Learning Historical Picture |
![]() |
---|
Media Pancingan Huruf Mempermudah Siswa Belajar Mengenal Huruf |
![]() |
---|
Terapkan Model IOC untuk Meningkatkan Hasil Belajar Iman kepada Rasul |
![]() |
---|