Berita Pati

Rawat Anak Down Syndrome Jadi Inspirasi Yuli Sanjoto Untuk Bangun Bisnis Madu Murni di Pati

Perjuangan Yuli Sanjoto yang melahirkan anak dengan kondisi down syndrome, menjadi inspirasi utama baginya untuk membangun bisnis madu murni.

TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Yuli Sanjoto bersama putranya, Atha, menunjukkan produk UMKM di gerai Koperasi Pemasaran Kupat Maju Sejahtera lobi The Safin Hotel Pati, Senin (22/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Kisah seorang ibu yang berjuang membesarkan anak sepenuh kasih selalu menarik.

Tak terkecuali kisah yang dituturkan Yuli Sanjoto, seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Pati.

Perjuangan Yuli merawat putranya yang terlahir istimewa, dengan kondisi down syndrome, justru menjadi inspirasi utama bagi Yuli untuk membangun bisnis yang masih ia lakoni hingga kini.

Baca juga: Hangat dan Berkhasiat, Ini 5 Manfaat dari Wedang Jahe Campur Madu

Yuli punya produk madu murni yang diberi merek Atha Honey.

Merek produknya diambil dari nama anak ketiganya yang lahir dengan kondisi down syndrome, yakni Atha Dzaky Kartiko (9).

Yuli biasa memanfaatkan madu murni untuk konsumsi Atha sehari-hari.

Sebab, kata Yuli, anak down syndrome tidak boleh mengonsumsi gula sintetis atau pemanis buatan.

Ia menyebut, konsumsi pemanis buatan bisa memicu hiperaktif dan alergi pada anak down syndrome.

"Madu murni sebagai pemanis alami bermanfaat untuk anak down syndrome. Sebab mereka tidak boleh konsumsi pemanis sintetis, termasuk gula tebu. Pemanis buatan bisa memicu hiperaktif dan alergi. Sedangkan anak down syndrome itu imunitasnya rendah, kalau kena alergi, alerginya menetap," ujar dia.

Pada 2016 lalu, kebun Yuli di Desa Tajungsari, Kecamatan Tlogowungu, disewa oleh peternak lebah madu

"Saat musim randu, banyak peternak lebah dari luar daerah ke tempat saya. Tempat saya disewa dengan sistem bagi hasil," ujar dia saat ditemui di lobi The Safin Hotel Pati, Senin (22/5/2023).

Baca juga: Rumah Produksi Madu Mongso di Pati Kebanjiran Pesanan Jelang Lebaran

Dalam perjalanan kerjasama, Yuli meminta agar bagi hasil diberikan dalam bentuk madu, bukan uang.

Madu itu lalu dia jual untuk memenuhi kebutuhan para orang tua yang punya anak down syndrome.

"Dulunya saya tidak pernah setor madu ke toko, melainkan hanya untuk melayani anak-anak komunitas down syndrome. Ada sekitar 100 orang langganan dari komunitas para orang tua yang punya anak down syndrome," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved