Pemilu 2024

Harapan Yoyok Sukawi, Tak Muncul Permusuhan Pasca Pemilu 2024

Politisi Partai Demokrat Yoyok Sukawi berharap situasi di tengah masyarakat tetap berjalan kondusif setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 selesai.

ISTIMEWA
Politisi Partai Demokrat Yoyok Sukawi berharap situasi di tengah masyarakat tetap berjalan kondusif setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 selesai. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Politisi Partai Demokrat Yoyok Sukawi berharap situasi di tengah masyarakat tetap berjalan kondusif setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 selesai.

Baik pihak yang menang ataupun kalah diharapkan tetap kembali bersatu setelah Pemilu 2024. Untuk itu ia berharap pemerintah dapat menemukan solusi untuk meminimalisir efek negatif pasca pemilu.

Menurut dia, namanya kompetisi dimanapun pasti akan selalu ada persaingan.

"Apalagi kalau yang kalah atau yang menang pasti ada yang tidak suka. Tapi sekarang ini tugas pemerintah bagaimana bisa meminimalisir efek negatifnya. Jangan sampai setelah pemilu malah seperti dulu ada cebong kampret," kata Yoyok.

"Ini besok jangan ada istilah itu lagi," imbuhnya.

Ia berharap masyarakat tidak dikotak-kotakkan sebagai imbas dari hasil Pemiu 2024.

"Sudahlah, setelah kompetisi  balik normal lagi karena kitapun semua setelah pemilu sudah (normal lagi). Masyarakat jangan dikotak-kotakkan terus. Nanti tidak maju-maju bangsa Indonesia," ungkapnya.

Secara pribadi, Yoyok Sukawi pada pemilihan umum 2024 berencana kembali akan maju sebagai calon legislatif DPR RI Dapil 1 Jawa Tengah.

Yoyok mengatakan, persaingan di Jawa Tengah cukup berat sehingga beberapa faktor cukup mempengaruhi. Satu di antaranya loyalis partai atau sosok calon legislator.

"Karakteristik Jawa Tengah itu agak sulit, saya alhamdulillah masuk ke politik dari tahun 2009. Dulu saya mencalonkan sebagai anggota DPRD Provinsi dua kali, lalu ke DPR RI 2019. Nah 2024 ini DPR RI kembali," katanya.

"Saya itu memiliki pemilih loyalis dari struktur semua juga ada. Dari calon anggota dewan yang belum memiliki loyalis itu agak sulit kalau di Jawa Tengah. Karena di sini sudah sangat mengakar milenialnya. Jadi kita harus lebih lengkap strukturnya hingga ke akar rumput," ungkapnya.(*)

 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved