Berita Kudus
185 Santri Kudus Rebutkan Tiket MQK Tingkat Provinsi
Musabaqoh Qiro'atil Kutub (MQK) yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus dan Forum Komunikasi Pondok.
Penulis: Saiful Ma'sum | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Musabaqoh Qiro'atil Kutub (MQK) yang diselenggarakan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Kudus dimulai, Jumat (26/5/2023) di Ponpes Qudsiyyah Putri.
Ajang olimpiade santri tingkat Kabupaten Kudus itu diikuti 185 santri dari 163 pondok pesantren yang tercatat oleh Kemenag Kudus.
Mereka akan berjuang merebutkan tiket MQK tingkat Provinsi Jawa Tengah yang akan diselenggarakan awal Juni di Wonosobo.
Mulai dari ketegori ula, wustho, ulya, debat Bahasa Arab, dan debat Bahasa Inggris.
Ketua Penyelenggara Kegiatan, Syaifuddin Najib mengatakan, masing-masing perlombaan diikuti peserta dengan jumlah yang berbeda. MQK tingkat ula diikuti 60 santri, wustho 50 santri, dan ulya 40 santri. Sementara debat Bahasa Arab diikuti 15 santri, dan debat Bahasa Ingris 20 santri.
Dia menyebut, MQK ini merupakan ajang rutin yang biasa dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Di dalamnya terdapat beberapa materi yang diperlombakan, mulai dari marhalah akhlaq, hadist, tafsir, usul fiqih, tarikh, dan beberapa materi perlombaan lainnya.
"Ini sebagai ajang memotivasi santri agar melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu dari kitab kuning, sebagai bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa mendatang," terangnya.
Menurut dia, juara pada masing-masing kategori berhak melenggang ke tingkat provinsi. Rencananya, MQK tingkat Jateng bakal dilaksanakan pada awal Juni di Wonosobo. Jika beruntung bakal melanjutkan kembali ke tingkat nasional yang diselenggarakan di Lamongan.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Kudus, Suhadi menyampaikan, kitab kuning merupakan salah satu ruh bagi para santri, warisan dari para ulama.
Melalui MQK ini, kata dia, menjadi bagian dalam rangka menjaga warisan ulama agar tidak musnah.
MQK juga dinilai sebagai ajang bagi para santri dalam mempelajari dan memahami isi kandungan kitab kuning. Sehingga santri mempunyai bekal ilmu-ilmu keagamaan yang digali dari kitab-kitab kuning.
"Ruh kegiatan ini, santri termotivasi untuk terus belajar dan belajar, menggali dan mempelajari isi kitab-kitab kuning," tuturnya.
Suhadi berharap, melalui ajang tiga tahunan ini, bakal lahir kader-kader dari generasi yang unggul dari lingkungan santri. Baik unggul di bidang pendidikan keagamaan, maupun unggul di bidang pendidikan formal.
"Santri tetap harus menyesuaikan dengan era perkembangan zaman yang serba digital. Silahkan manfaatkan kemudahan internet untuk menunjang kegiatan, namun jangan lupa belajar," imbaunya.
3 Tersangka Kasus Pencucian Uang Universitas Muria Kudus Dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kudus |
![]() |
---|
Viral Pengemudi HRV Ngacir Usai Tabrak Mobil Parkir di Kudus, Sempat Terjadi Kejar-kejaran |
![]() |
---|
Manfaatkan Potensi Alam, Puluhan Warga Kudus Ikuti Pelatihan Anyam Enceng Gondok |
![]() |
---|
Inilah Sosok MA Selewengkan Rp 24 Miliar Uang Universitas Muria Kudus Untuk Beli Mobil dan Tanah |
![]() |
---|
65 Persen Calon Jemaah Haji di Kudus Masuk Kelompok Rentan, DKK Kudus Beri Edukasi Ini |
![]() |
---|