Berita Solo

 Harga Telur di Solo Tembus Rp 31 Ribu, Ini Penyebabnya  

Harga komoditi telur di Kota Solo masih tinggi. Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi mengatakan harga masih diangka Rp 30 ribu.

TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Seorang pedagang sembako di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang menjelaskan harga terkini telur ayam yang kian melonjak, Senin (15/5/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Harga komoditi telur di Kota Solo masih tinggi. Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Heru Sunardi mengatakan harga masih diangka Rp 30 ribu per kilogram. 

Heru sapaan akrabnya itu mengatakan, pihaknya telah melakukan kunjungan baik di pasar maupun peternak di Solo. Harga telur di Pasar Legi Rp 30 ribu untuk di Pasar Nusukan Rp 31 ribu. 

Menurutnya, ada tiga hal yang mempengaruhi harga telur naik. Pertama yakni harga pakan yang naik, kedua naiknya harga bibit ayam petelur dan ketiga aktivitas hajaan yang banyak setelah lebaran.

"Kemarin kami melakukan kunjungan di pasar dan di peternak. Kenaikan telur diakibatkan naiknya harga pakan, kedua naiknya harga bibit ayam petelur, ketiga aktivitas orang punya kerja (hajatan) habis puasa banyak," katanya.

Dari ketiga faktor itulah yang membuat harga telur mengalami kenaikan. Meski begitu, Heru mengatakan yang paling besar mempengaruhi ialah pakan dan bibit.

Heru mengungkapkan bahwa harga normal telur berkisar di Rp 26-27 ribu. Sehingga perternak masih mempunyai untung. Meski harga melambung, Heru memastikan pasokan telur di Kota Bengawan aman.

"Pasokannya lancar. Ayam petelurnya itu masih, produktivitasnya masih, ya cuma pakannya naik. Peternak menaikkan untuk menutup selisih biaya," katanya. 

Heru mengatakan belum memungkinkan pihaknya untuk melakukan operasi pasar. Mengingat telur memiliki jangka daya simpan yang pendek.

"Operasi pasar telur tidak ada. Karna telur itu tidak awet, maksimal dengan suhu bebas 5 hari sudsh hampir rusak. Tidak bisa lama-lama," katanya.

Heru mengatakan masyarakat bisa diarahkan ke konsumsi cerdas. Jika telur mahal, masyarakat bisa berbelanja protein lain seperti ikan.

"Masyarakat bisa diarahkan ke konsumsi cerfas. Kalau dari bahasa berdagangan belanja cerdas. Jika tekur mahal, belanja protein lain, supaya tidak terjadi kelangkaan telur."

"Tidak terjadi panic buying. Bisa mengalihkan ke konsumsi protein lain seperti ikan laut, ikan air tawar," pungkasnya. (uti)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved