Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kurnia Meiga

Ini Penjelasan Dokter tentang Papilledema, Penyakit yang Menyerang Mata dan Kehidupan Kurnia Meiga

Ini Penjelasan Dokter tentang Papilledema, Penyakit yang Menyerang Mata dan Kehidupan Kurnia Meiga

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Ini Penjelasan Dokter tentang Papilledema, Penyakit yang Menyerang Mata dan Kehidupan Kurnia Meiga 

Ini Penjelasan Dokter tentang Papilledema, Penyakit yang Menyerang Mata dan Kehidupan Kurnia Meiga

TRIBUNJATENG.COM - Mantan kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga mengidap penyakit Papilledema.

Penyakit yang menyerang mata ini membuat Kurnia Meiga gantung sepatu 2017 silam.

Padahal saat ini Kurnia Meiga sedang dalam performa terbaiknya dan menyabet banyak gelar untuk tim dan individu.

Pertandingan Semifinal Piala AFF 2016, Vietnam vs Indonesia, Rabu malam 7 Desember 2016
Pertandingan Semifinal Piala AFF 2016, Vietnam vs Indonesia, Rabu malam 7 Desember 2016 (YOUTUBE/jazuli humam live)

Baca juga: Jangan Senang Dulu, Argentina Belum Tentu Mainkan Lionel Messi Melawan Timnas Indonesia

Setelah pensiun dari sepak bola, kehidupan Kurnia Meiga tak berjalan semulus rencana.

Kondisi matanya yang tak kunjung membaik membuat Kurnia Meiga tak bisa bekerja selama ini.

Di sisi lain, Ia harus menghidupi keluarga dan membayar biaya pengobatan yang tak murah.

Hal ini lantas membuat Kurnia Meiga berniat menjual medali dan penghargaan yang dimilikinya.

Apa sebenarnya penyakit Papilledema itu? Yang membuat kehidupan Kurnia Meiga sulit selama enam tahun terakhir.

6 Tahun Tak Bisa Kerja, Kurnia Meiga Terpaksa Jual Medali Demi Hidupi Keluarga dan Biaya Pengobatan
6 Tahun Tak Bisa Kerja, Kurnia Meiga Terpaksa Jual Medali Demi Hidupi Keluarga dan Biaya Pengobatan (Kolase Tribunnews)

Dikutip dari Tribun Jogja, Papiledema merupakan penyakit pembengkakan saraf mata.

Direktur Rumah Sakit Mata Permana Sari dr Hadien Subardi, Sp.M mengatakan, Papiledema adalah pembengkakan saraf mata yang disebabkan kenaikan tekanan intrakanial.

Normalnya tekanan Intrakanial berkisar antara 100-200mmH2O.

Tekanan itu tidak tergantung pada berat badan dan tinggi badan.

Kemudian sedikit lebih tinggi apabila batuk, bersin, mengejang dan menahan napas.

Kenaikan tekanan intrakanial dapat disebabkan tumor otak, abses otak, pendarahan subdural, hidrosefalus, malformasi arteriovenosa, dan hipertensi maligna.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved