Guru Berkarya
Pembelajaran PPKn dengan Scramble yang Menantang dan Mengasyikkan
Tahapannya model pembelajaran scramble yaitu guru membuat kartu soal sesuai materi yang diajarkan, sambil membuat kartu jawaban dengan diacak nomernya
Siti Khotijah, S.Pd
SDN Kalibalik 01 Kec.Banyuputih Batang
Pembelajaran PPKn dengan Scramble yang Menantang dan Mengasyikkan
Beragam jenis mata Pelajaran yang dikaji oleh anak didik di sekolah terutama jenjang sekolah dasar atau SD. Masing-masing mata pelajaran memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi fokus pembahasan. Diantaranya adalah mata pelajaran yang memfokuskan tentang aturan berkehidupan yang baik termasuk Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Semua materi yang di sajikan dalam PPKn dominan terkait dengan kecintaan bangsa dan negara. Melalui pembelajaran PPKn diharapkan kelak dapat memberikan sumbangsih ilmunya sebagai tokoh-tokoh bangsa yang hebat. Salah satu konsep atau materi yang termuat dalam PKn kelas saty jenjang pendidikan dasar adalah tentang Hidup Rukun dalam Perbedaan. Materi ini tidak akan lekang oleh perkembangan zaman dan sangat penting untuk disampaikan seperti yang terjadi SDN Kalibalik 01 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang. Anak didik akan dapat mengetahui dan memahami dengan baik tentang hidup rukun dalam perbedaan.
Pembelajaran PPKn sebenarnya termasuk mata pelajaran yang menjadi kurang kesukaan dari sebagian besar anak didik di sekolah. Akan tetapi, seringkali guru kurang dapat mengemas proses pembelajarannya dengan tepat. Guru menyajikan proses pembelajaran seadanya tanpa menunjukkan inisiatif untuk menghadirkan yang lebih baik. Guru perlu melakukan perubahan paradigma dalam pembelajaran. guru harus dapat merumuskan dan memformulasikan penggunaan model pembelajaran yang tepat, agar anak didik dapat memahami dan tidak merasa tertekan selama proses pembelajaran. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran PPKn masih didominasi oleh metode ceramah. Akibatnya, anak didik tidak mendapatkan ruang untuk berinteraksi kepada guru maupun kepada anak didik yang lain. Situasi pembelajaran menjadi monoton dan membosankan. Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran PPKn yang syarat dengan analisa, ketrampilam dan praktek dalam kehidupan. Akibatnya, hasil belajar anak didik menjadi rendah dan jelek. Hasil belajar anak didik yang rendah bisa dijadikan sebagai salah satu indikator bahwa guru belum berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif yang menghibur dan menyenangkan perlu dihadirkan. Diantaranya adalah model pembelajaran scramble atau susunan huruf, kata dan kalimat. Rober B. Taylor (2001) menjelaskan model pembelajaran scramble dalam Huda (2013) bahwa Scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir anak didik. Selain itu, model pembelajaran Scramble juga dapat mendatangkan permainan dalam proses pembelajaran. Hesti Damayanti (2010: 3-4) menambahkan scramble adalah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal yang dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok dengan berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
Tahapannya model pembelajaran scramble yaitu guru membuat kartu soal sesuai materi yang diajarkan, sambil membuat kartu jawaban dengan diacak nomernya. Kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran dan diikuti membagikan kartu soal pada kelompok yang telah dibentuk secara heterogen dan kartu jawaban. Kelompok mengerjakan soal disusul dengan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Pada akhir pembelajaran, guru bersama anak didik membuat simpulan dan pemberian refleksi dan evaluasi. Antusiasme anak didik nampak sangat tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran. Setiap tahapan dalam proses pembelajaran menggunakan model scramble membuat anak didik fokus dan menikmati hingga akhir pembelajaran. Hasil belajar anak didik juga terjadi kenaikan tatkala diadakan evaluasi diakhir pembelajaran. (*)