Berita Nasional
Ilmuwan Harvard Temukan Teknologi Alien Ditemukan dari Meteor yang Jatuh di Papua Nugini
Profesor Harvard, Avi Loeb menyebut menemukan pecahan teknologi alien dari meteor yang mendarat di Papua Nugini 2014 lalu
TRIBUNJATENG.COM, MASSACHUSETTS - Profesor Harvard, Avi Loeb menyebut menemukan pecahan teknologi alien dari meteor yang mendarat di Papua Nugini 2014 lalu.
Loeb beserta timnya telah membawa material yang mereka temukan ke Harvard itu untuk dianalisis.
Komando Luar Angkasa Amerika Serikat (AS), mengonfirmasikan bahwa sekitar 99,999 persen nyaris mendekati bahwa material tersebut berasal dari sistem tata surya lainnya.
Pemerintah memberikan Loeb radius 10km, dari tempat itu mendarat.
“Di situlah bola api terjadi, dan pemerintah mendeteksinya dari Departemen Pertahanan. Ini area yang sangat besar, seukuran Boston, jadi kami ingin menjabarkannya,” kata Loeb dikutip dari CBS News, Jumat (7/7/2023).
“Kami menghitung jarak bola api berdasarkan waktu tunda antara kedatangan gelombang ledakan, besarnya ledakan, dan cahaya yang datang dengan cepat,” tambahnya.
Ia mengungkapkan menemukan sepuluh bola logam, atau kelereng logam.
Menurut Loeb saat dilihat dengan mikroskop, terlihat sangat berbeda dari latar belakang, warnanya emas, biru, coklat, dan beberapa di antaranya menyerupai miniatur bumi.
Berdasarkan analisis komposisi, bola-bola logam tersebut terdiri dari 84 persen besi, 8 persen silicon, 4 persen magnesium dan 2 persen titanium, ditambah elemen jejak.
Mereka berukuran sub-militer, dan para kru menemukan secara total ada 50 bola logam.
“Ia memiliki kekuatan material yang lebih tangguh daripada semua baruan luar angkasa yang pernah dilihat sebelumnya, dan dikatalogkan oleh NASA,” kata Loeb.
“Kami menghitung kecepatannya di tata surya. Kecepatannya 60km per detik, lebih cepat dari 95 persen semua bintang di sekitar matahari,” lanjutnya.
Ia menambahkan fakta bahwa bola logam tersebut terbuat dari material lebih kuat dari meteor besi, dan mampu bergerak cepat 95 persen dari semua bintang di sekitar matahari, membuat itu diyakini sebagai bagian dari pesawat ruang angkasa yang berasal dari peradaban lain atau merupakan teknologi gadget.
Ia pun menyamakan situasi tersebut dengan salah satu pesawat Voyager yang diluncurkan oleh NASA.
“Mereka akan keluar dari tata surya dalam 10.000 tahun. Bayangkan saja mereka bertabrakan dengan planet lain yang jauhnya satu miliar tahun dari sekarang. Mereka akan muncul sebagai komposisi meteor yang bergerak lebih cepat dari biasanya,” ucap Loeb.(*Kompastv)
Perhatikan! Ini Cara Perlakukan Bendera Merah Putih atau Terancam Denda Rp 100 Juta |
![]() |
---|
Akhirnya Bulan Ini Ada Tanggal Merah Selain Minggu, 18 Agustus 2025 Hari Libur Nasional |
![]() |
---|
Perintah Megawati Soekarnoputri: Kader PDIP Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Bos ChatGPT Bongkar Rahasia, Hindari Obrolan Sensitif di Chatbot, Pengguna Bisa Terjerat Hukum |
![]() |
---|
Kemana Perginya Uang di Rekening yang Diblokir? Ini Kata PPATK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.