Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kebakaran Hanguskan 94 Rumah di Tambora Jakarta Barat, Aksi Heroik Afriyanto Berakhir Tragis

Aksi heroik Afriyanto membantu memadamkan kebakaran di Tambora, Jakarta Barat, berakhir tragis.

CHRONICLES
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kebakaran terjadi di Gang Lontar, Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu (8/7/2023).

Aksi heroik Afriyanto membantu memadamkan api berakhir tragis.

Pria 30 tahun itu meninggal dunia karena sesak napas saat berjibaku menjinakkan si jago merah.

Baca juga: 10 Hari Pemadaman, Kebakaran di TPA Sampah Penujah Tegal Akhirnya 100 Persen Tertangani

Detik-detik berpulangnya Afriyanto diungkapkan sang ibunda, Maemanah (63) yang selamat dalam insiden tersebut.

Maemanah mengatakan, anaknya itu berupaya untuk memadamkan api yang berkobar di belakang rumah mereka.

Kondisi rumah warga pasca kebakaran pada Sabtu
Kondisi rumah warga pasca kebakaran pada Sabtu (8/7/2023) di Tambora, Jakarta Barat. Didokumentasikan pada Senin (10/7/2023).

"Ini (korban) menolong yang di belakang.

Ibu sudah (ngungsi) di sekolahan kan singgahnya.

Dalam hati saya kok enggak enak banget perasaan namanya anak kan," kata Maemanah saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Senin (10/7/2023).

Air mata Maemanah seketika berlinang, selama ia menceritakan kondisi sang putra saat peristiwa nahas tersebut terjadi.

Nada suaranya ikut bergetar, saat mengingat peristiwa yang merenggut nyawa putra semata wayangnya itu.

"Menurut teman-temannya sempat jatuh, tetapi dia bangun lagi.

Terus dia sempat ngoceh-ngoceh karena pemadam terlambat datangnya," ungkapnya.

Sesak napas lalu pingsan

Kala itu Maemanah mendengar Afriyanto pingsan di lokasi kejadian sekitar pukul 22.00 WIB.

Korban kemudian dibawa ke posko pengungsian di Kompleks SDN Duri Utara 1-6. Ketika bertemu dengan ibundanya, Afriyanto meminta agar tak mencemaskannya.

"Belakang tubuhnya pada luka karena kena reruntuhan itu.

Dia langsung (mengatakan), 'Mama sudah enggak usah ke mana-mana, di sekolahan saja.

Afri enggak apa-apa di sini'," tutur Maemanah menirukan perkataan sang anak.

Tak lama, Afriyanto pun memuntahkan cairan berwarna hitam.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek itu kemudian dibawa ke Puskesmas Tambora.

 Maemanah menyampaikan bahwa anaknya sempat mengamuk saat akan dirawat di puskesmas.

"Sempat dia ngamuk enggak mau, kayak orang udah pasrah kata suster-suster di situ.

Kayaknya anaknya sudah pasrah, dirawat enggak mau," jelas dia.

Menurut Maemanah, anaknya itu tewas akibat sesak napas karena diduga terlalu banyak menghirup gas karbondioksida dari asap kebakaran.

Komunikasi terakhir dengan anak semata wayang

Maemanah menyebut, permintaan Afriyanto agar dia tak perlu khawatir merupakan komunikasi terakhirnya. Kepada tetangganya, Afriyanto pun sempat menitipkan ibunya.

"Memang dia bilang, 'Mama gue mana, mama gue tolongin, tolongin mama gue ya', dia sempat ingat ke saya," ujar Maemanah.

Kini, percakapan terakhir itu menjadi memori terakhir dia bersama sang anak.

Maemanah mengaku merasa terpukul setelah anak satu-satunya itu berpulang.

"Saya sangat terpukul.

Saya enggak bisa tidur.

Saya cuma hidup berdua doang (dengan Afriyanto), ya pokoknya enggak bisa bayanginnya," tutur dia.

Kebakaran hanguskan puluhan rumah

Sementara itu, Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama menyebutkan ada 94 hunian milik warga yang hangus dilalap api.

Sebanyak 152 kepala keluarga dengan 537 jiwa terdampak insiden yang terjadi sekitar pukul 18.00 WIB itu. 

Kebakaran ini diduga akibat korsleting.

Putra menerangkan, kebakaran menyebabkan satu orang tewas yakni Afriyanto.

Afriyanto disebut menghembuskan napas terakhirnya saat dibawa ke puskesmas.

 "Korban saat itu mengalami sesak napas (saat kebakaran terjadi).

Dia lantas dilarikan ke Puskesmas Tambora untuk mendapat pertolongan, tetapi nyawanya sudah tak tertolong dalam perjalanan," kata Putra saat dikonfirmasi, Minggu (9/7/2023).

Selain korban tewas, lanjut dia, ada dua korban yang mengalami luka-luka yakni Adit (24), petugas PPSU Kelurahan Pasar Baru yang mengalami luka bakar di bagian telapak kaki.

Korban berikutnya yakni Ketua RT 002 bernama Abi Sudrajat.

Abi menderita luka sobek akibat pecahan kaca.

"Hampir empat jam proses pemadaman oleh 26 unit mobil pemadam kebakaran dan 150 personel Damkar," jelas Putra.

Sejauh ini, sebanyak 267 warga terdampak mengungsi di posko Kompleks SDN Duri Utara 1-6. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Heroik Afriyanto, Bantu Padamkan Kebakaran di Tambora namun Berakhir Tragis "

Baca juga: Kebakaran Rumah Warga di Desa Wotbakah Blora, Barongan hingga Kambing Hangus Terbakar

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved