Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Harga Kopi Melonjak Hampir Dua Kali Lipat, Petani: Tahun Ini Tertinggi

Harga kopi di level petani Jawa Tengah menanjak pada musim panen ini. Menurut petani kopi, harga jual kopi saat ini hampir mencapai dua kali lipat

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/daniel ari purnomo
Empat jurnalis perempuan asal Belanda mengabadikan aktivitas para petani di kebun kopi, wilayah Kampung Kopi Banaran, Kamis (1/12/2016) jelang sore. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga kopi di level petani Jawa Tengah menanjak pada musim panen ini. Menurut petani kopi, harga jual kopi saat ini hampir mencapai dua kali lipat. Hal itu menempatkan harga biji kopi (cherry) di kisaran Rp 10.000/Kg dan green bean antara Rp 30.000 - 35.000/Kg.

"Di kawasan Muria ini kebetulan kebanyakan penghasil kopi jenis robusta. Harganya sampai Rp 1 juta per 100Kg atau harga perkilonya Rp 10.000. Kami jual antara Rp 9.800 - Rp 10.000/Kg. Kemudian kalau harga green bean antara Rp 30.000 - Rp 35.000/Kg.

Kalau jenis arabika ada, harganya lebih mahal lagi. Kemarin untuk yang cherry harganya sekitar Rp 15.000 - Rp 20.000/Kg," kata petani di lereng Gunung Muria, Muhammad Syaroful Anam saat dihubungi tribunjateng.com, Rabu (19/7/2023).

Menurut Anam yang juga merupakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Japan Kopi, kenaikan harga tersebut telah terjadi sejak awal panen pada awal bulan Juni 2023 lalu. Ia menyebutkan, harga kopi saat musim panen tahun ini merupakan tertinggi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Adapun jika dibandingkan tahun lalu, menurutnya terjadi kenaikan sekitar Rp 3.000 untuk setiap kilogramnya.

"2-3 tahun terakhir harga rata-rata Rp 7.000/Kg, tertingginya Rp 8.000/Kg. Di bawah Rp 5.000/Kg juga pernah, Rp 4.000 tapi sebentar.

(Kenaikan harga) tertinggi tahun ini," lanjut Anam.

Anam lebih lanjut menyebutkan, kenaikan harga kopi di tingkat petani ini terjadi karena adanya penurunan hasil panen.

"Tahun ini panen agak turun, karena produktivitas kopi jadi tidak terlalu banyak. Banyak lahan di desa yang semula satu lahannya bisa menghasilkan katakanlah 100 kwintal kopi, itu sekarang paling sekitar 80 kwintal," sebutnya.

Disebutkannya, tingginya harga kopi ini diperkirakan akan terjadi sampai akhir musim panen antara September-Oktober mendatang.

"Perkiraan ada penurunan tapi tidak signifikan, mentok-mentoknya Rp 8.000/Kg," ungkapnya.

Tingginya harga kopi di musim panen ini juga diakui Zaidi, pemilik kebun kopi di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.

Menurut Zaidi, harga kopi di musim panen ini cenderung fluktuatif dengan kisaran kenaikan dan penurunan antara Rp 250 - Rp 1.000 untuk setiap kilogramnya.

Adapun di tengah adanya fluktuasi harga itu, menurut dia, harga biji kopi saat ini hampir mencapai Rp 10.000/Kg.

"Harganya tidak stabil, setiap hari naik-turun. Tapi yang pasti tahun ini naik hampir 2 kali lipat dari tahun lalu. Misalnya harga petik campur untuk kopi jenis robusta, tahun kemarin sekitar Rp 5.000 - Rp 6.000/Kg, sekarang sekitar Rp 10.000/Kg. Kalau minggu lalu, antara Rp 9.500 - Rp 9750/Kg ke tengkulak," jelasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved