Viral Video Diduga Pelaku Pungli di Pulau Pahawang Lampung Ngamuk: Mau Sepi Mau Rame Terserah!

TRIBUNJATENG.COM - Viral di media sosial pria yang diduga pelaku pungli ngamuk di Pulau Pahwang, Lampung.

Dalam video yang beredar pria itu teriak-teriak mengusir wisatawan.

"Nggak usah masuk Pahawang kalau ndak mau ikuti cara sini," teriak pria dalam video tersebut.

"Ndak peduli mau sepi (wisatawan) mau rame, ndak peduli," tegasnya.

Baca juga: Cara Gampang Intip Password Wifi Tetangga Gratis, Aman dan Legal Pakai Android

Baca juga: Tante Ernie Resmi Berstatus Janda, Gofar: Spek Sudah Begini Masih Diselingkuhi

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 SD Halaman 68 69 70 71 72 Subtema 2 Pembelajaran 4 Pembangunan Sosial

Menanggapi video viral tersebut Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui Dinas Pariwisata angkat bicara terkait pungutan liar (pungli) yang terjadi di Pulau Pahawang.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Pesawaran Anggun Saputra mengatakan, di Desa Pulau Pahawang sebenarnya ada perjanjian kerja sama dengan Bumdes.

Namun dalam pelaksanaannya, Dispar Pemkab Pesawaran sudah mewanti-wanti untuk tidak diperkenankan pengambilan pendapatan sektor pariwisata melalui tunai.

Bahkan, Dinas Pariwisata juga sudah membuat aplikasi khusus kepada Bumdes Pulau Pahawang untuk dimanfaatkan.

Menurut Anggun, aplikasi tersebut itulah yang semestinya digunakan untuk mengambil uang ke pengunjung.

“Mengenai viralnya peristiwa yang terjadi itu, sepertinya mereka tidak menjalankannya,” ungkap Anggun, Selasa (18/7/2023).

“Dan inilah yang menjadi problemanya,” imbuhnya.

Adapun tindak lanjut dari peristiwa ini, pihaknya akan membuat nota dinas kepada pimpinan untuk menerjunkan tim terpadu.

Tim terpadu yang turun tersebut nantinya akan mengevaluasi permasalahan ini.

 “Apabila ini dimungkinkan akan kami cabut perdesnya, karena tidak efektif di lapangan,” kata Anggun.

Anggun mengatakan, video viral keributan antara pemandu dan pengelola tempat wisata itu terjadi di Villa Turi.

Akibatnya, para pengelola wisata di Pulau Pahawang menjadi resah.

“Dan ini harus diselamatkan secepatnya. Hari ini kami dari Dispar akan membuatkan nota dinas terpadu ke Pulau Pahawang,” tuturnya.

Dijelaskan Anggun, aturan dengan meningkatan PAD pariwisata seperti ini sebenarnya baik.

Namun, jangan sampai menimbulkan gejolak.

“Dan apa yang dilakukan ini untuk mencegah adanya kebocoran dengan sistem digital seperti ini. Datanya pun real time,” ucap dia.

Menyimpulkan apa yang terjadi tersebut, kasusnya bisa berujung dengan menurunnya jumlah pengunjung yang datang ke Pesawaran.

“Dari bulan Juni sampai hari ini tidak ada peningkatan,” katanya.

Kemudian, kalau berbicara peristiwa tersebut pungli tersebut atau tidak, mereka yang terlibat pun punya dasar hukumnya.

“Hanya saja, prinsipnya dengan adanya perjanjian kerja sama dengan Bumdes ini tentu saja bentuk penitipan ke desa untuk membantu desa juga,” terangnya.

Namun yang jadi persoalan, pihaknya tidak tahu berapa yang sudah dipungut selama ini.

“Masalah ini juga berhubungan dengan asuransi. Lalu, bagaimana asuransi dijalankan oleh mereka, sedangkan asuransi datangnya dari kami,” jelasnya.

Padahal, para pengelola wisata tersebut sudah diberikan kemudahan berbentuk sistem digital yang disertai QRIS, bahkan bank penampungnya pun mereka sudah memilikinya sendiri.

Sehingga dengan apa yang sudah terjadi tersebut pihaknya akan mengevaluasi desa, dengan apa yang terjadi di Pulau Pahawang.

Hal lainnya, dari tahun 2023 sistem pembayaran ongkos pariwisata belum sepenuhnya menggunakan nontunai.

Sedangkan di tahun 2022 masih menggunakan tunai.

Menurut Anggun, yang diketahui adalah tentu betapa banyak kebocoran yang terjadi.

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Dispar Pesawaran Angkat Bicara Terkait Pungli di Pulau Pahawang,