Wonosobo Hebat

Mengenal Tradisi Grebeg Suran di Wonosobo, Jadi Sarana Perekat Antar Umat Beragama

TRIBUNJATENG/Imah Masitoh
Suasana acara Grebeg Suran Lintas Agama dan Budaya Tahun 2023 berlangsung di Pendopo Bupati Wonosobo, Rabu (2/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Grebeg Suran Lintas Agama dan Budaya Tahun 2023 berlangsung di Pendopo Bupati Wonosobo, Rabu (2/8/2023).

Kegiatan ini sebagai wujud perekat sendi-sendi kebangsaan, yang saling menguatkan keberadaan budaya, agama, suku, dan ras berbeda sebagai pendorong kemajuan bangsa.

Grebeg Suran lintas agama memiliki makna penting dan strategis dalam berkehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. 

Baca juga: 38 Siswa SMA Sederajat Jalani Tradisi Penerimaan Calon Paskibra Kabupaten Wonosobo

Meskipun digelar secara sederhana, nilai-nilai yang terkandung dalam acara ini masih tetap sama yang menjadi kunci keberlangsungan dan kestabilan kondisi berbangsa dan bernegara.

Kegiatan ini berlangsung secara khidmat dimana perbedaan budaya, agama dan kepercayaan yang ada tidak menghalangi terbangunnya kerukunan umat beragama di kabupaten Wonosobo.

Acara ini diikuti oleh perwakilan seluruh komponen kemasyarakatan dan keagamaan antara lain Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Ketua Ormas PC NU, Muhammadiyah, Rifa’iyah dan lain sebagainya.

One Andang Wardoyo juga menyampaikan, kerukunan ditengah perbedaan merupakan sebuah kearifan lokal yang wajib dilestarikan bersama.

Hal ini sebagai nilai yang telah lama secara turun-temurun dipraktikkan oleh nenek moyang.

"Oleh karena itu, saya mengajak seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Wonosobo, untuk bersama-sama membangun kedamaian dalam kehidupan, baik antar maupun intern umat beragama," ujarnya.

Andhang berharap penyelenggaraan Grebeg Suran Lintas Agama dan Budaya ini mampu menjadi salah satu ajang untuk memupuk persatuan dan kesatuan serta kerukunan umat beragama di Kabupaten Wonosobo.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Wonosobo Agus Kristianto menyampaikan, gelaran ini diadakan untuk memberi pemahaman bagaimana pentingnya menanamkan dan merawat nilai-nilai kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.

"Sekaligus sebagai ajang silahturahmi antar tokoh agama tokoh masyarakat bersama Forkopimda dalam memelihara perbedaan dan kemajemukan sosial sehingga tercapai keharmonisan diantara umat beragama," imbuhnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Wonosobo, Zaenal Sukawi menyampaikan, Grebeg Suran memiliki arti bersama menyatukan seluruh kepentingan agama.

Baca juga: Tradisi Nyadran Silurah Diusulkan Warisan Budaya Takbenda, Disdikbud Batang Lakukan Pengkajian

Menurutnya hampir di setiap adat itu punya keterlibatan dengan kaitannya terhadap Tuhan.

Selain itu, kaitannya dengan budaya-budaya bahkan semua yang ada tidak bisa di lepaskan dari sebuah peristiwa yang harapannya bisa di jalankan di teruskan oleh generasi mendatang.

"Mudah-mudahan ini menjadi salah satu budaya yang berdampak pada kerukunan, kemanan dan aksesibilitas ekonomi di Kabupaten Wonosobo," tandasnya. (ima)