Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Ekonomi Jateng Tumbuh 5,23 Persen pada Triwulan II 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 5,23 persen secara year on year (yoy)

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
idayatul rohmah
Konferensi pers pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan II 2023 secara virtual, Senin (7/8/2023). Tribun Jateng/Idayatul Rohmah 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 5,23 persen secara year on year (yoy) pada triwulan II 2023. Capaian ini tercatat melambat bila dibandingkan dengan triwulan II 2022 yang mencapai 5,62 persen.

"Lambatnya kecepatan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2023 bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2022, secara yoy dan secara c-to-c ini karena adanya faktor low base effect yang terjadi pada tahu 2022 lalu," kata Kepala BPS Jateng, Dadang Hardiwan saat konferensi pers secara virtual, Senin (7/8/2022).

Dadang lebih lanjut menyebutkan, meski tercatat melambat, capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2023 ini lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2023 yang mencapai 5,05 persen.

Sedangkan pertumbuhan triwulanan (q-to-q), pertumbuhan ekonomi Jateng tercatat sebesar 1,61 persen. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan triwulan I tahun 2023 yang sebesar 1,56 persen dann juga triwulan II tahun 2022 yang sebesar 1,43 persen.

Adapun pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah yang sebesar 5,23 persen pada triwulan II tahun 2023 ini juga tercatat lebih tinggi dari capaian nasional yang sebesar 5,17 persen.

"Sementara untuk pertumbuhan kumulatif (c-to-c), pertumbuhan ekonomi jateng mencapai 5,14 persen. Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan II tahun 2022 yang mencapai 5,37 persen, namun lebih tinggi bila kita bandingkan dengan triwulan I tahun 2023 yang mencapai 5,05 persen," terangnya.

Dadang di sisi itu menyebutkan, perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan II tahun 2023 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp421.281,65 miliar dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp275.013,83 miliar.

PDRB menurut lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang mencapai 5,23 persen pada kuartal II 2023 antara lain ditopang penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,45 persen; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 9,99 persen; dan informasi dan komunikasi sebesar 9,91 persen.

Selanjutnya, keempat lapangan usaha yang memiliki peran dominan juga mencatatkan pertumbuhan positif diantaranya industri pengolahan tumbuh sebesar 3,83 persen; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil & sepeda motor tumbuh sebesar 6,33 persen; pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 2,87 persen; dan konstruksi tumbuh sebesar 5,66 persen.

Lapangan usaha lainnya yang juga tumbuh positif relatif besar diantaranya real estate sebesar 8,17 persen; pengadaan listrik dan gas sebesar 7,99 persen; dan jasa lainnya sebesar 7,35 persen.

"Momentum libur panjang saat Idulfitri dan Idul adha memberikan dampak positif bagi perekonomian di Jawa Tengah, tergambar pada penyediaan jasa akomodasi dan makan minum yang mencapai hingga 2 digit atau tumbuh sebesar 10,45 persen. Capaian ini tergambar dengan meningkatnya rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) pada triwulan II 2023 yang mencapai 38,45 persen bila dibandingkan triwulan II 2022 yang hanya sebesar 35,86 persen.

Kemudian adanya pembayaran gaji ke-13 dan 14 serta tunjangan kinerja 50 persen ini terealisasi pada triwulan II 2023 serta adanya realisasi APBN yang meningkat 24 persen. Ini memberikan andil bagi pertumbuhan administrasi pemerintahan menjadi tertinggi kedua sebesar 9,99 persen.

Kemudian peningkatan jumlah pelanggan telekomunikasi mencapai 8,69 persen, memberikan dampak kepada tingginya pertumbuhan jasa informasi dan komunikasi pada triwulan II 2023 sebesar 9,91 persen," jelasnya.

Adapun menurut pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada sebagian besar komponen pengeluaran kecuali komponen ekspor barang dan jasa (termasuk ekspor antar-daerah) yang mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar -2,34 persen.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 9,39 persen; diikuti oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,74 persen; Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 5,79 persen; dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non- Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 5,30 persen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved