Wonosobo Hebat
Percepatan Penurunan Angka Stunting di Wonosobo, Wakil Bupati Muhammad Albar Tekankan Akurasi Data
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar menyatakan Pemkab Wonosobo tengah serius menurunkan angka stunting di Kabupaten Wonosobo dalam upaya percepatan penanganan stunting.
Faktor utama penentu keberhasilan penanganan stunting adalah data, sebagai pijakan langkah bersama dalam melakukan intervensi, sehingga data yang valid dan akurat merupakan sebuah tuntutan yang mutlak apabila kita ingin penanganan stunting berhasil optimal.
Kabupaten wonosobo telah berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 5,4 persen pada tahun 2022 menjadi 22,7 persen.
Wabup Albar mewanti-wanti jangan sampai ada kasus stunting baru di Kabupaten Wonosobo, sebagaimana cita-cita kita semua untuk mewujudkan zero new stunting.
"Oleh karena itu, konvergensi intervensi terhadap sasaran prioritas saya harap dapat berjalan secara efektif, dengan kerja sama sinergis dari TPPS dan para pemangku kebijakan," tegasnya saat membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penanganan Stunting atau TPPS Kabupaten Wonosobo.
Data yang valid dan akurat merupakan sebuah tuntutan yang mutlak apabila ingin penanganan stunting berhasil optimal.
"Saya harap semua pihak yang berkontribusi dalam penyediaan data, dapat meningkatkan kualitas sumber daya, termasuk sumber daya manusia, perangkat pengukuran, metode, dan meningkatkan supervisi," tambahnya.
Salah satu hal yang harus menjadi perhatian bersama adalah desain program yang berorientasi pada dampak.
Didalamnya terdapat perhitungan target rantai hasil yang jelas, dan secara logis menampilkan keterkaitan berbagai intervensi kegiatan untuk mencapainya.
"Perencanaan berorientasi dampak akan berhasil, ketika semua program kegiatan yang dilaksanakan secara output berkinerja baik, terukur dan jelas, saling mendukung dan terkait, alokasi anggaran efektif, efisien, optimal dan akuntabel," tandasnya.
Namun mengingat ruang fiskal kita terbatas, maka perencanaan program benar-benar harus dipastikan penerima manfaatnya, sehingga ketidaktepatan sasaran dapat dicegah.
Sementara itu Kepala DPPKBPPPA Dyah Retno Sulistyowati, menyampaikan dalam paparannya sudah ada SK tentang pembentukan Tim Audit Kasus Stunting yang isinya terdapat Tim Pengarah (Wakil Bupati, Kepala Dinas PPKBPPA, Kepala Dinas Kesehatan), Tim Teknis beserta Tim Pakar.
Dyah menambahkan Kecamatan Kalibawang dan Kecamatan Kalikajar masuk dalam kelompok sasaran audit Semester 1.
Tujuan dari pelaksanaan audit kasus stunting adalah mencari penyebab utama terjadinya resiko stunting pada Catin, ibu nifas, Baduta/Balita atau resiko terjadinya stunting pada Baduta/Balita.
"Salah satu strategi percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Wonosobo melalui program inovasi yang disebut Gotong Royong Cegah Stunting (Gurrongunting).
"Program ini dilakukan intervensi kepada Baduta stunting di beberapa kecamatan dan 10 desa lokus dalam bentuk intervensi per makanan kepada Baduta selama 90 hari yang dikelola PKK Desa, dan juga dilakukan evaluasi pemberian makanan 2 minggu sekali dengan mengukur TB dan BB,” jelasnya.