Wonosobo Hebat

Dinilai Mampu Intervensi Penanganan Berbagai Masalah, Pemkab Wonosobo Dorong Pembentukan Kampung KB

Diskominfo Wonosobo
Kegiatan Pengukuhan Rintisan dan Penguatan Kapasitas Kampung Keluarga Berkualitas di Pendopo Bupati, Kamis (10/8/2023). 

TRIBUNJATENG COM, WONOSOBO - Upaya percepatan penurunan permasalahan stunting ataupun kemiskinan yang ada di Kabupaten Wonosobo dilakukan berbagai macam cara.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Wonosobo Dyah Retno Afif Nurhidayat menjelaskan, Wonosobo membutuhkan banyak cara untuk percepatan penanganan kemiskinan, stunting dan tantangan lainnya. 

Salah satunya melalui Kampung KB, yang diharapkan mampu bergerak lebih cepat dalam upaya meningkatkan kesadaran dan menegakkan kepedulian atas pentingnya kualitas hidup manusia.

“Kampung KB adalah pusat integrasi dan konvergensi data dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Keberadaan Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

Untuk itu, sebanyak 10 rintisan Kampung KB di Wonosobo dikukuhkan, pada Kamis (10/8/2023) di Pendopo Bupati.

Diantaranya Desa Sumberdalem, Desa Bogoran, Desa Kupangan, Desa Bumiroso, Desa Tlogo, Desa Ngadisono, Desa Besuki, Desa Kaliwuluh, Desa Selokromo dan Kelurahan Sambek. 

Dalam acara ini turut serta diberikan 6 desa terbaik kinerja tata kelola Kampung KB tahun 2023 yaitu, Desa Kalimendong, Desa Wonosari, Desa Candimulyo, Desa Surengede, Desa Bejiarum dan Desa Ngaliyan.

“Kegiatan Kampung KB bukanlah kegiatan khusus melainkan kegiatan kolaborasi. Adapun upaya peningkatan kinerjanya, secara rutin dilakukan evaluasi melalui monitoring dan instrumen penilaian ke seluruh kampung KB terhadap indikator Input, proses dan output,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar dalam arahannya saat Pengukuhan Rintisan dan Penguatan Kapasitas Kampung Keluarga Berkualitas, mengatakan, meski baru di beberapa desa, keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas terbukti signifikan membantu kegiatan pemberdayaan masyarakat, utamanya dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia. 

“Melihat berbagai permasalahan yang ada, Kabupaten Wonosobo membutuhkan instrumen jitu guna mengakselerasi program pemberdayaan masyarakat, yang berdampak terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dan Kampung KB menjadi salah satu tumpuan harapan kami,” ujarnya.

Keberhasilan program ini, dapat dilihat dari aspek pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk yang diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya. 

Kampung KB menjadi sektor pembangunan yang langsung menyentuh rakyat, sehingga tepat sasaran.

Kampung KB di Wonosobo dibentuk sejak tahun 2017, saat ini sudah terbentuk 37 Kampung KB dan 10 Kampung KB Rintisan.
 
"Untuk itu, saya mendorong agar seluruh pemerintah desa/kelurahan yang belum untuk dapat membentuk Kampung KB. Kepada pemerintah desa jangan takut terbebani dengan transformasi desa/kelurahan menjadi Kampung KB, sebab justru keberadaan Kampung KB memberikan manfaat bagi desa dan masyarakat,” tegasnya. 

Selain itu, manfaat Kampung KB juga berdampak dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan. 

Dengan kata lain, Kampung KB tak hanya berbicara soal membatasi ledakan penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam pembangunan. 

“Kampung KB menjadi model atau miniatur pembangunan yang melibatkan seluruh sektor di masyarakat, termasuk peran berbagai pihak seperti swasta, provider, dan pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya. (ima)