Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

124 Desa di Blora Alami Kekeringan dan Kelangkaan Air Bersih Karena Musim Kemarau  

Sebanyak 124 desa di wilayah Kabupaten Blora mengalami kelangkaan air bersih. Bencana kekeringan ini terjadi pada musim kemarau.

Penulis: ahmad mustakim | Editor: rival al manaf
(TRIBUNMURIA/AHMAD MUSTAKIM)
Pemerintah Kabupaten Blora melalui DPUPR Kabupaten Blora bersama BBWS Pemali Juwana Semarang melaksanakan droping air bersih untuk membantu masyarakat Kabupaten Blora di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Sabtu (12/8/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Sebanyak 124 desa di wilayah Kabupaten Blora mengalami kelangkaan air bersih.

Bencana kekeringan ini terjadi pada musim kemarau yang melanda di sejumlah desa tersebut.

Untuk mengantisipasi dampak kekeringan tersebut, pemerintah kabupaten Blora terus memberikan bantuan air bersih di desa-desa yang mengalaminya.

Kepala bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Surat mengatakan setidaknya ada 124 desa yang mengalami kelangkaan air bersih akibat dampak musim kemarau.

"Ada sekitar 124 desa menyebar di sekitar 14 kecamatan," ucap Surat kepada tribunmuria.com saat melakukan bantuan air bersih di Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Sabtu (12/8/2023).

Pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan BBWS Bengawan Solo dalam memberikan bantuan air bersih tersebut.

Dalam sehari pihaknya biasanya memberikan air bersih ke tiga sampai lima titik lokasi yang memang membutuhkan air bersih.

"Biar rata ya minimal satu tangki berisikan 5000 liter untuk satu desa," ujar Surat.

Sementara itu, salah seorang warga penerima bantuan air bersih, Sukini mengaku merasa senang dengan adanya perhatian dari pemerintah yang melakukan bantuan air bersih.

Lanjut Sukini, kekeringan air yang ada di tempatnya sudah berlangsung sekitar dua bulan lamanya.

"Untuk mencukupi kebutuhan air, biasanya membeli satu tangki seharga Rp 150 ribu," ungkap Sukini.

Air bersih yang dibelinya itu biasanya dapat digunakan untuk beberapa hari ke depan.

"Ya karena sumurnya tidak ada sumber airnya," ucapnya singkat.

Senada, Sigit yang membawa beberapa jeriken untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangganya.

Dirinya juga mengucapkan terima kasih dan merasa senang kepada pihak-pihak yang telah memberikan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved