Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kronologi H Mayong Tewas Ditombak, Dikepung 50 Warga Gegara Konflik 14 Hektar Lahan

Awalnya H Mayong berangkat ke kebun sawitnya bersama 8 orang pekerjanya untuk panen pada Sabtu pagi (14/1). Tak berselang lama, 50 warga yang mengaku

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Kompas.com/Istimewa
Kapolda Bangka Belitung Irjen Yan Sultra dan jajaran mendatangi TKP penemuan jasad Hafiza di areal perkebunan sawit Kecamatan Kelapa, Bangka Barat, Senin (13/3/2023).(Dok. Polda Babel) 

Kronologi H Mayong Tewas Ditombak, Dikepung 50 Warga Gegara Konflik 14 Hektar Lahan

TRIBUNJATENG.COM - Kasus tewasnya H Mayong (64) memasuki babak baru.

14 terdakwa bersaksi di hadapan Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri (PN) Mamuju, Jl Ap Pettarani, Kelurahan Binanga, Mamuju, Senin (14/8/2023).

Gassingg anak H Mayong ingin 14 pelaku dihukum mati.

Gassing, tak bisa melupakan peristiwa memilukan yang dialami almarhum ayahnya, H. Mayong yang tewas dibunuh gara-gara lahan sawit.

Peristiwa memilukan itu masih terngiang di benak Gassing.

Saat itu, pada 14 Januari 2023 lalu, ayahnya yang bernama H Mayong (64) ditemukan tewas bersimbah darah di ladang sawit miliknya.

Awalnya H Mayong berangkat ke kebun sawitnya bersama 8 orang pekerjanya untuk panen pada Sabtu pagi (14/1).

Tak berselang lama, 50 warga yang mengaku lahan tersebut miliknya datang dengan membawa senjata tajam.

Kejadian itu dipicu oleh sekelompok warga yang mengklaim lahan sawit 14 Hektar yang dibeli oleh korban HM dari DM merupakan tanah leluhur dan milik keluarga mereka.

H Mayong tewas dengan sejumlah luka bekas tebasan senjata tajam di sekujur tubuhnya.

Ususnya nyaris terburai akibat aksi brutal sekelompok orang yang menghakiminya secara sadis.

"Saat itu ayah saya mau panen sawit sama dua tukang panen yang ditemani," kata Gassing ditemui di warkop Jl Boulevard, Kecamatan Panakkukang Makassar, dikutip dari Tribun-Timur.com.

"Tiba-tiba datang ini sekolompok orang menyerang dengan membawa senjata tajam," sambungnya.

Ayahnya meninggal secara sadis. Ditombak, diparangi, dicincang.

Persitiwa pembunuhan itu kata Gassing, sudah direncanakan para pelaku yang mengklaim lahan sawit milik ayahnya itu.

"Itu direncanakan dibuktikan dengan adanya tombak dan mati diatas lahan pribadinya," terang pria kelahiran 1974 ini.

Klaim kepemilikan lahan sawit 14 hektar ayahnya itu, kata dia, juga sudah dikuatkan dengan alas hak berupa sertifikat dan akta jual beli.

Saat ini, 14 pelaku yang menjadi tersangka pembunuhan H Mayong sudah menjadi terdakwa di meja hijau.

Gassing pun, berharap agar para terdakwa divonis sesuai dakwaan JPU yaitu terkait pasal 340 pembunuhan berencana.

"Saya mengharapkan agar kami keluarga diberikan keadilan. Pelaku atau terdakwa dihukum sesuai dengan pasal perencanaan yaitu pasal 340," harapnya dengan suara lirih.

Total ada 14 terdakwa satu anak dibawah umur kemarin sudah putusan dengan tuntutan 9 tahun. Putusan 8 tahun karena anak.

Hukuman mati pada Pasal 340 KUHP

Pasal 340 berisi “Barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun”. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved