The Daddies
Bersiap Pensiun! The Daddies Pamit dari Kejuaraan Dunia, Olimpiade Paris 2024 Jadi Target Terakhir
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pamit dari Kejuaraan Dunia 2023.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Bersiap Pensiun! The Daddies Pamit dari Kejuaraan Dunia, Olimpiade Paris 2024 Jadi Target Terakhir
TRIBUNJATENG.COM - Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pamit dari Kejuaraan Dunia 2023.
Kejuaraan Dunia tahun ini akan menjadi yang terakhir bagi pasangan berjuluk The Daddies.
Namun bukan berarti The Daddies gantung raket. Mereka berdua masih berambisi mengincar Olimpiade Paris.

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Vietnam Final Piala AFF, Stok Pemain STY Menipis
Ahsan/Hendra tampil tak pernah mengecewakan meski usianya tak lagi muda.
Tak jarang mereka justru mampu bertahan paling lama di sebuah turnamen.
Seperti halnya di Kejuaraan Dunia 2023 kali ini, The Daddies bisa bertahan hingga babak perempat final bersama pasangan Bagas/Fikri.
Sedangkan pasangan Fajar/Rian dan Leo/Daniels sudah lebih dulu tersingkir.
Usia memang bukan penghalang bagi The Daddies, namun mereka menyadari bahwa di turnamen berikutnya yang muda harus tampil di depan.
Oleh sebab itu, The Daddies, memilih tak lagi bertanding di Kejuaraan Dunia 2025 mendatang.
Mereka kini fokus mengumpulkan poin demi tampil di Olimpiade Paris.
Sepertinya Olimpiade Paris akan menjadi turnamen terakhir yang akan diikuti Ahsan/Hendra.
Perjalanan Ahsan/Hendra di Kejuaraan Dunia 2023
Tidak dapat dimungkiri bahwa Ahsan/Hendra selalu melangkah paling jauh setiap kali mentas di turnamen mayor yaitu Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.
Bahkan di usia 39 tahun (Hendra) dan akan 36 tahun (Ahsan), mantan pasangan nomor satu ini masih melakukannya di Kejuaraan Dunia 2023.
Ganda putra Indonesia hanya menyisakan Ahsan/Hendra dan Mohammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana sejak perempat final.
Apes, keduanya sama-sama tumbang.

Ahsan/Hendra sendiri takluk dari pasangan Korea Selatan, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae, yang menjadi momok wakil Indonesia sejak dipasangkan pada akhir 2021.
Bertanding di Royal Arena, Kopenhagen, Denmark, Jumat (25/8/2023), Ahsan/Hendra kalah dengan skor 19-21, 17-21.
"Gim pertama, sayangnya, kami sudah unggul, tetapi setelah itu banyak buang angka," kata Hendra yang harus menerima kado ulang tahun yang pahit dalam siaran pers PBSI.
"Harus diakui, permainan lawan memang lebih rapi dan tak banyak melakukan kesalahan."
"Kami akui, kami kalah. Selamat buat lawan. Kami harus mengakui kekalahan," ucap Ahsan melanjutkan.
Kekalahan ini membuat mantan pasangan nomor satu dunia itu gagal menutup Kejuaraan Dunia dengan rekor yang apik.
Sebelumnya Ahsan/Hendra memegang rekor impresif dengan tak pernah kalah dalam tiga edisi beruntun hingga tiga kali juga menjadi juara dunia.
Sampai saat ini belum ada ganda putra Indonesia lainnya yang mampu menjadi juara dunia sejak Ahsan/Hendra merebut gelar pertama pada 2013 (penampilan debut usai dipasangkan pada 2012) hingga gelar terakhir pada 2019.
Pencapaian Ahsan/Hendra di Kejuaraan Dunia
Kejuaraan Dunia 2013 Juara
Kejuaraan Dunia 2014 Absen
Kejuaraan Dunia 2015 Juara
Olimpiade 2016 Fase Grup
Kejuaraan Dunia 2017 Absen*
Kejuaraan Dunia 2018 Absen
Kejuaraan Dunia 2019 Juara
Olimpiade 2020 Semifinal
Kejuaraan Dunia 2022 Runner-up
Kejuaraan Dunia 2023 Perempat final
*) Ahsan dan Hendra berpisah. Hendra tak dapat izin dari PBSI untuk tampil bareng Tan Boon Heong dari Malaysia, sedangkan Ahsan menjadi runner-up bersama Rian Agung Saputro.
Pasangan lainnya dari Indonesia yang bisa melangkah paling jauh adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Mereka mencapai semifinal tetapi kalah dari Ahsan/Hendra pada Kejuaraan Dunia 2019 dan 2022.
Hendra juga menjadi ganda putra Indonesia terakhir yang merebut medali Olimpiade saat tampil bersama Markis Kido pada Beijing 2008. Hendra/Kido merebut emas saat itu.
Ucapan pamit Ahsan/Hendra dari Kejuaraan Dunia menjadi sinyal bagi pasangan Indonesia lain untuk meningkatkan level mereka.
"Saya sendiri harus realitis ini jadi Kejuaraan Dunia terakhir," kata Hendra.
"(Saat Kejuaraan Dunia digelar lagi pada) tahun 2025 saya sudah berusia 41 tahun."
"Harusnya yang junior yang gantian maju menggantikan saya," imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Ahsan. Ia bersyukur bisa mencapai levelnya saat ini.
"Ini merupakan Kejuaraan Dunia yang terakhir bagi saya."
"Banyak kenangan indah. Ada menang dan kalah. Bersyukur bisa melewati dan bisa selesai," ujar Ahsan.
"Sebenarnya ada target tahun ini bisa bawa medali. Tetapi hari ini kami kalah. Ya harus diterima."
"Dulu saat kecil, cita-cita saya ingin jadi juara dunia. Alhamdulillah bisa tercapai."
"Tampil di Kejuaraan Dunia itu akan jadi kenangan indah bagi saya."
Ahsan dan Hendra pun memberikan motivasi kepada para pemain muda agar pantan menyerah dan terus bekerja keras.
Pasalnya hampir dipastikan dalam satu tahun atau dua tahun ke depan, ganda putra Indonesia tak bisa lagi mengandalkan Ahsan/Hendra dalam turnamen bergengsi.
Olimpiade Paris 2024 akan menjadi penampilan terakhir Ahsan/Hendra di turnamen besar. The Daddies masih berambisi untuk lolos.
"Untuk pemain-pemain ganda putra Indonesia, memang harus kerja keras lagi," kata Ahsan.
"Cuma yang harus diingat, pemain muda itu butuh proses."
"Semua pemain ganda putra Indonesia itu pekerja keras."
"Saya yakin junior saya ini akan bisa bangkit," pungkasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.