Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Lifestyle

CEK FAKTA, TikTok Jadi Wadah Favorit Pelampiasan 'Rasa Sakit' Kaum Muda Milenial

TikTok kini seolah menjelma jadi "ajang" pelampiasan rasa sakit hingga trauma bagi generasi muda. Benarkah demikian?

Editor: deni setiawan
YOUTUBE
ILUSTRASI Tiktok. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Media sosial khususnya TikTok disebut-sebut telah menjadi ajang para generasi Z atau millenial untuk melampiaskan segala sakit serta traumanya.

Mereka seakan bisa lebih bebas dan leluasa dalam mendokumentasikan diri tanpa memerdulikan efek dari semua itu.

Lalu benarkah istilah TikTok hadir dan dimanfaatkan kaum millenial untuk melampiaskan segala emosi dan rasa traumatiknya?

Baca juga: VIRAL Video Seleb TikTok Probolinggo Naik Alphard, Luluk: Kita Hanya Menikmati Hidup

Pelampiasan rasa sakit hingga trauma saat ini mengalami pergeseran tren, khususnya di kalangan generasi Z.

Ada satu hal baru ditemukan para ahli tentang media sosial seperti TikTok kini seolah menjelma jadi "ajang" pelampiasan rasa sakit hingga trauma bagi generasi muda.

"Gen Z menjadi generasi pertama yang tidak merasa malu berbagi segalanya di media sosial."

"Saya semakin terbiasa melihat orang-orang terbuka tentang trauma mereka di TikTok."

Demikian kata Meg Schnetzer, praktisi somatik yang biasa menangani trauma, seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (8/9/2023).

Meg menjelaskan, trauma yang dimaksud itu berbicara tentang bagaimana preferensi pada generasi Z mendukung dan mengungkapkan pengalaman sulit yang dihadapi.

Kemudian ada pula emosi dan keyakinan yang disimpan dalam sistem saraf hingga tercermin dalam perilaku selama bertahun-tahun.

Baca juga: Menkop Larang TikTok Jalankan Medsos dan E-commerce Bersamaan

Rasa sakit dan trauma yang dialami bisa berupa kecanduan, kemarahan, menyenangkan orang lain, mengasingkan diri, atau ketidakmampuan memercayai orang lain.

Pada dasarnya, menurut Meg, semua itu dilakukan dengan tujuan untuk melindungi diri sendiri dengan cara tertentu.

Sedangkan pilihan kebanyakan Gen Z adalah membagikannya ke media sosial seperti TikTok.

Lebih dari itu, menurut Meg, fenomena berbagi rasa sakit dan trauma di kalangan Gen Z melalui media sosial tidak selalu berdampak buruk.

Justru dia merasa kagum dengan kesadaran para generasi muda dalam mengelola dan tidak mengabaikan rasa sakit yang dialami.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved