Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kyai Cabuli Santriwati di Semarang

Oknum Kyai Cabul Semarang juga Gelapkan Dana Jamaah, Haryono: Kalau Saya Mau Ambil Malah Dimarahi

Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, rupanya tak hanya melakukan kasus pencabulan

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
Iwan Arifianto
Tampak depan rumah milik Supiyah sekaligus menjadi markas Yayasan Islam Nuril Anwar bangunan itu digunakan sebagai tempat tinggalnya sekaligus tempat singgah bagi para santri, Kantor BMT Khasanah, dan tempat pengajian, Jalan Rejosari Gumuk, Rejosari, Semarang Timur, Kota Semarang, Kamis (7/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM - Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al Kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari, rupanya tak hanya melakukan kasus kekerasan seksual terhadap santrinya.

Anwar juga terjerat pula kasus penipuan terhadap para jemaahnya.

Mantan jemaah Anwar, Haryono (41), juga tengah melaporkan kasus penipuan di Baitul Mal wat Tamwil (BMT) sebesar Rp 30 juta.

"Ada kasus kaveling tanah juga, hari ini (Kamis kemarin—Red) kami laporkan ke Polrestabes Semarang," kata Haryono kepada Tribun Jateng, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Dibangun 1 Tahun, Ini Penampakan Bunker Tersembunyi di Pesantren Anwar, Lokasi Pencabulan Santriwati

Baca juga: Kronologi 8 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Sokaraja, Awalnya Truk Tronton Oleng

Haryono (41) menunjukan buku tabungan dan transaksi jual beli tanah kavling sebagai bukti dugaan kasus penipuan BMT dan jual beli tanah kavling yang menyeret pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari. Ia melaporkan Anwar ke kantor Polrestabes Semarang , Kamis (7/9/2023).
Haryono (41) menunjukan buku tabungan dan transaksi jual beli tanah kavling sebagai bukti dugaan kasus penipuan BMT dan jual beli tanah kavling yang menyeret pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari. Ia melaporkan Anwar ke kantor Polrestabes Semarang , Kamis (7/9/2023). (Iwan Arifianto)

 

BMT Khasanah merupakan lembaga keuangan yang dikelola oleh terlapor.

"Saya mendengar pak Anwar melakukan pelecehan seksual ke para santrinya, maka saya guncang sudah tak percaya ke beliau, habis itu mau ambil uang di BMT ternyata kasnya sudah kosong," katanya.

Ia mengaku, memiliki tabungan sebesar Rp30,2  juta di BMT tersebut. Tabungan puluhan juta tersebut hasil menabung sejak tahun 2010.

Selama menabung di BMT tak pernah diambil. Sekali hendak diambil, ia dimarahi oleh terlapor.

Ia Ketika itu hendak mengambil tabungan sebesar Rp5 juta untuk membayar utang ke orangtuanya.

"Mau ambil uang BMT, Saya  dimarahi, alasannya saya nanti ada rezeki lain, akhirnya tak  jadi ambil," paparnya.

Selepas kasus pelecehan seksual yang menyeret Anwar meledak ke publik, ia sempat menanyakan ke petugas bagian pencatatan tabungan di BMT bernama Teguh. 

Berdasarkan keterangan petugas tersebut, di BMT sudah tidak ada uang kas sama sekali.  Terkait legalitas izin BMT juga tidak ada.

"Uang BMT habis kemana tidak tahu. Tiap tahun tidak ada pelaporan. Alasannya selalu uang BMT jangan diutak-atik sebab untuk masa depan, padahal selama ini kami ditipu," bebernya.

Ia bisa tertipu dimulai dari perkenalannya dengan Anwar  melalui ustad di kampungnya, Tegowanu, Grobogan. 

Perjumpaan tersebut menjadi titik awal yang banyak mengubah hidupnya pada tahun 2010.  

Ia mulai kenal dengan Anwar yang selalu memotivasinya lewat dogma agama.

"Ketika itu saya banyak masalah. Mulailah saya mengaji di tempat tinggalnya dulu di Rejosari, Semarang Timur," ungkapnya.

Tak sekedar mengaji, segala sendi kehidupannya ternyata ikut diatur Anwar. 

Ia dipaksa keluar pekerjaan di perusahaan swasta lalu diminta pindah ke bank.

Ia pun akhirnya melamar lalu bekerja di bank dengan penempatan daerah Kendal.

"Sebagai seorang santri takzim ke kyai saya manut saja. Pas sudah kerja punya gaji, saya disuruh nabung ke BMT tersebut," katanya.

Selain disuruh menabung di BMT, ia diminta pula untuk membeli tanah kavling di Bangetayu, Kecamatan Genuk.

Luasan tanah itu sekira 72 meter persegi dengan harga Rp35 juta. 

"DP Rp5 juta, sisanya cicil 5 tahun perbulan jadi Rp500 ribu, sudah lunas awal Mei 2018," katanya.

Sama halnya dengan uang tabungan di BMT, tanah kavling yang telah dibelinya malah tidak jelas juntrungannya.

"Saya hanya punya fotocopy sertifikat tanah, tapi selepas saya cek di BPN ternyata sudah balik nama, atas nama siapa BPN bungkam," ujarnya.

Ia menambahkan, tidak berharap uangnya dapat sebab tentu sangat sulit. 

Namun, ia hanya ingin melaporkan kasus ini lantaran merasa dirugikan.

"Ada bukti tabungan, pembayaran kavling ada semua makanya saya melapor. Saya tak sendiri tapi bersama korban lain yang sertifikat tanahnya dibawa kabur,"  imbuhnya.

Slamet Rugi Rp 100 juta

Foto pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari tersangka kasus kekerasan seksual yang terpasang di kantor BMT Khasanah, Jalan Rejosari Gumuk, Rejosari, Semarang Timur, Kota Semarang, Kamis (7/9/2023).
Foto pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Muh Anwar (46) alias Bayu Aji Anwari tersangka kasus kekerasan seksual yang terpasang di kantor BMT Khasanah, Jalan Rejosari Gumuk, Rejosari, Semarang Timur, Kota Semarang, Kamis (7/9/2023). (Iwan Arifianto)

 

Mantan jemaah Anwar lainnya, Slamet Prihatin (56) mengaku, merugi Rp 100 juta akibat investasi di BMT Khasanah, yang dikelola Anwar.

"Dia itu pinter, eksploitasi santri dan jemaahnya," ujar Slamet, dalam konferensi pers di kantor AJI Semarang, Rabu (6/9).

Borok Anwar terungkap berawal dari para jemaah pengajiannya yang ingin menarik uang tabungan di BMT.

Ternyata di BMT tidak ada kas sama sekali.

Padahal Anwar merupakan pengelola tunggal BMT tersebut.

Menurut Slamet, uang jemaah tersebut habis tak jelas juntrungannya.

Mulanya, ia mengira uang itu habis untuk membangun pondok pesantren.

Oleh karena itu, ia menuruti ketika diminta terlapor untuk meminjam uang di bank dengan dalih mengganti uang jemaah.

"Saya mau karena ia berjanji mau ganti sertifikat rumahnya, ternyata ketika saya utang bank pakai sertifikat rumah saya sendiri, ia ingkar janji," jelasnya.

Selepas itu, hubungannya dengan Anwar renggang.

Ia bahkan dituduh memfitnahnya atas kejadian tersebut.

"Saya bilang, ‘Misal saya fitnah, ayo buktikan’. Dia malah blokir nomor saya, terus lari ke luar kota," terangnya.

Ia pun lantas melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Semarang setahun lalu.

"Sempat dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), tapi tidak ada perkembangan," katanya.

Ia menyebut, tidak tahu menahu jumlah dan nominal kerugian korban lainnya.

Sebab, menurut dia, Anwar cukup jeli, yakni setiap jemaah selalu dipisah ketika bertemu membahas BMT.

"Tentunya (korban penipuan Anwar) banyak karena jemaahnya saja sampai 100-an (orang)," terangnya.

BMT Khasanah berkantor di Jalan Rejosari Gumuk, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur.

Setiba Tribun di lokasi tersebut, ternyata kantor BMT menumpang di rumah ibu Anwar, Supiyah.

Rumah itu berupa bangunan tiga lantai yang digunakan untuk lokasi pengajian dan kantor BMT.

Kantor BMT di bangunan rumah tersebut berupa satu ruangan kecil ukuran sekira 3 x 5 meter persegi.

Dalam ruangan terpasang papan nama pengurus BMT dari pucuk pimpinan hingga ke teller.

Terdapat pula komputer lawas berupa monitor tabung, dan meja kecil menaruh map di pojok ruangan.

Selain sebagai kantor BMT, di bawah naungan Yayasan Islam Nuril Anwar bangunan itu digunakan pula sebagai tempat singgah bagi para santrinya.

"Rumah ini tempat tinggal saya dan tempat singgah para santri," ungkap Supiyah kepada Tribun Jateng, Kamis (7/9).

Supi, panggilannya, mengatakan, rumah tersebut juga menjadi tempat jemaah para santri dari anaknya untuk pengajian setiap hari Minggu malam.

Jemaahnya sekarang menjadi lebih sedikit menyusul kasus di BMT tersebut.

"Tadinya 200 orang, sekarang menjadi 20-25 orang. Yang ngisi pengajian juga sudah bukan anak saya lagi, tapi jemaah lainnya," katanya. (iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved