Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bayi Terkena Gas Air Mata di Batam

POTRET Herman Gendong Bayi 8 Bulan Saat Ada Bentrok di Batam, Algifari Pingsan Terkena Gas Air Mata

Anggota Brimob langsung membantu mengamankan Herman, istri, dan anaknya agar dapat pertolongan segera seusai terkena gas air mata.

|
Editor: deni setiawan
TribunBatam.id/Aminudin
Herman menggendong bayinya yang pingsan di tengah bentrokan warga Rempang dan aparat gabungan di Jembatan 4 Barelang, Batam, Kamis (7/9/2023). Bayinya pingsan karena gas air mata masuk ke dalam rumahnya lewah jendela yang terbuka. 

TRIBUNJATENG.COM, BATAM - Suasana semakin tegang di sela bentrokan warga Rempang Galang dan aparat gabungan di area Jembatan 4 Barelang Batam.

Seorang pria keluar rumah membopong bayi yang masih berusia 8 bulan diikuti istrinya.

Pria tersebut berteriak sekencang-kencangnya meminta tolong karena anaknya pingsan.

Bayi tersebut pingsan seusai terkena gas air mata yang masuk ke dalam rumahnya melalui jendela.

Baca juga: Buron Kelas Kakap China Ditangkap Bersama 41 Pelaku Love Scamming di Pulau Terpencil Batam

Grafis Kerusuhan Pulau Rempang Batam
Grafis Kerusuhan Pulau Rempang Batam

Herman, warga Galang yang rumahnya berada tak jauh dari Jembatan 4 Barelang, Batam, panik dan ketakutan. 

Algifari, anaknya yang masih berusia 8 bulan, pingsan.

Bola matanya memutih.

Ia juga tak bisa bernapas karena pekatnya asap gas air mata yang dilepaskan aparat gabungan untuk meredam aksi massa warga Rempang yang memanas di areal Jembatan 4 pada Kamis (7/9/2023).

Warga Rempang Galang memblokade jalan.

Mereka menghalangi masuknya aparat gabungan yang hendak memasang patok kawasan Rempang guna pembangunan proyek strategis sebagai upaya mendongkrak sektor pariwisata.

Dalam situasi yang tak kondusif, Herman menggendong anaknya merangsek keluar rumah.

Dia berteriak sekeras-kerasnya di tengah kekacauan tersebut.

"Anak saya enggak bisa bernapas, tolong anak saya," seru Herman sepanjang jalan diikuti sang istri di belakangnya.

Wanita yang mengenakan kaus merah muda tersebut tak kalah panik dengan Herman.

Sebagai ibu, ia mencemaskan anaknya.

Baca juga: 88 WNA China Ditangkap di Batam karena Terlibat Sindikat Penipuan Asmara Online "Jagal Babi"

"Ya, Tuhan anak saya, enggak bergerak," serunya.

Herman dan istrinya jadi sontak jadi pusat perhatian.

Bukan hanya warga yang unjuk rasa, tapi juga anggota Brimob Polda Kepri.

Anggota Brimob itu langsung membantu mengamankan Herman, istri, dan anaknya agar dapat pertolongan segera.

Herman lega setelah anaknya sadar dari pingsan seusai mendapat pertolongan.

Herman yang ditemui di rumahnya mengatakan, saat kejadian anaknya pingsan dan bola matanya memutih.

"Saya kaget awalnya melihat anak saya pingsan dan matanya putih semua."

"Dia terkena gas air mata di rumah," sebut Herman seperti dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (8/9/2023).

Asap gas air mata ini masuk ke rumah Herman melalui jendela kamar.

Kebetulan saat bentrokan terjadi, jendela kamar rumahnya terbuka.

Baca juga: Wakil Walikota Batam Curhat Sudah Tak Lagi Diberi Jadwal Agenda Pemerintahan

"Angin mengarah ke jendela rumah."

"Kebetulan anak saya berada di dalam ayunan."

"Dia langsung terkena gas air mata," sebutnya.

Istrinya berteriak hingga Herman kaget dan masuk ke dalam rumah untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Melihat anaknya yang sudah lemas, Herman meminta pertolongan dan anggota Brimob yang kemudian membantunya.

"Anak saya tolong pak, anak saya pingsan."

"Saya bilang gitu tadi."

"Kemudian dia bawa dan diberikan bantuan oksigen dan dikasih air," sebutnya.

Tidak lama kemudian korban sadar dan kembali dibawa ke rumah.

"Alhamdulilah, anak saya masih bisa diselamakan."

"Kami sudah sangat panik tadi," singkatnya.

Algifari, bayi 8 bulan digendong oleh Herman, sang ayah.
Algifari, bayi 8 bulan digendong oleh Herman, sang ayah. (TribunBatam.id/Aminudin)

Baca juga: Wanita Batam ke Singapura untuk Siram Suami dengan Air Panas, Sempat Menyamar Jadi Wanita Bercadar

Bantah Ada Korban Jiwa

BP Batam melalui Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait membantah kabar miring yang menyebutkan adanya korban jiwa pada peristiwa pengukuran Kawasan Rempang oleh personel keamanan gabungan.

Hal ini seiring maraknya isu miring yang berhembus di media sosial saat masyarakat berusaha memblokade ratusan personel di areal Jembatan 4 Barelang, Kamis (7/9/2023).

"Kabar itu tidak benar."

"Tidak ada korban jiwa."

"Untuk balita dan pelajar yang terhirup gas air mata telah mendapat pertolongan dari aparat kepolisian serta tim medis," ujar Ariastuty.

Ia mengungkapkan, tindakan tegas dari personel keamanan gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Ditpam BP Batam, dan Satpol PP dilakukan akibat aksi provokatif yang dilakukan oleh oknum masyarakat yang tak bertanggung jawab.

Selain lemparan batu serta botol kaca ke arah petugas, beberapa masyarakat di areal Rest Area Simpang Rezeki juga mencoba melempari aparat dengan bom molotov saat hari mulai gelap.

Aksi anarki tersebut sangat disayangkan karena mampu melukai personel yang bertugas ataupun masyarakat sekitar yang berada di lokasi.

"Kami mengajak masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam menerima dan mencerna pesan yang tersebar di media sosial."

"Hal ini bertujuan agar masyarakat Kota Batam tak terprovokasi dengan situasi terkini di Pulau Rempang," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Heroik Seorang Ayah Selamatkan Bayinya yang Nyaris Tewas Saat Warga Rempang dan Aparat Bentrok

Baca juga: Setahun Lagi, Film Transformers One Dirilis Serentak di Bioskop

Baca juga: Inilah Sosok Jay Idzes, Pemain Venezia Pilihan Erick Thohir, Tahun Depan Gabung Timnas Indonesia

Baca juga: Pengakuan Nasib Marc Marquez di MotoGP: Sudah Ada Tawaran Selain Repsol Honda, Sudah Ada Kontak

Baca juga: POTRET Suasana Latihan Timnas Indonesia Tanpa Shin Tae-yong, Ini Kata Egy Maulana Vikri di Surabaya

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved