Berita Semarang
BKKBN Pastikan Anggaran Penurunan Stunting di Tahun 2024 Tetap Aman
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memastikan anggaran penurunan stunting tahun 2024 tetap aman.
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memastikan anggaran penurunan stunting tahun 2024 tetap aman.
Hal itu diungkapkan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo seusai membuka Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran (Koren) II BKKBN di Kota Semarang, Senin (18/9/2023) malam.
Menurutnya, anggaran penurunan stunting tidak terpengaruh agenda politik negara tahun 2024 yang bakal menguras dana besar.
"Jujur ya, tahun 2024 itu tidak hanya kementerian/lembaga ya, tetapi pemerintah daerah juga merasakan, anggaran memang praktis sama dengan tahun 2023,"
"Kita harus punya empati karena pemerintah habis punya hajat besar, pemilihan umum, presiden, legislatif, kab/kota aja 517, provinsi ada 38, jadi mengambil anggaran cukup besar, sehingga kita diminta menyesuaikan di tahun 2024." kata Hasto di MG Setos Hotel Semarang, Senin (18/9/2023) malam.
Meskipun tidak ada penambahan anggaran, Hasto menyebut program penurunan stunting akan berjalan dengan program prioritas. Yakni, menjaga pertumbuhan penduduk seimbang, yang kedua, menjaga kualitas keluarga.
"Penurunan sunting adalah salah satu program menjaga kualitas keluarga, tetapi ingat ya, BKKBN juga diberikan tugas untuk revolusi mental," tambahnya.
Hasto menjelaskan, proses penurunan stunting bakal dilakukan dari hulu ke hilir.
"Jadi 2024 lebih fokus ke sana, keluarganya dibenahi, perceraiannya menurun, kekerasan dalam rumah tangga juga menurun, jadi keluarganya tenteram," lanjut Hasto.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mengatakan penurunan stunting menjadi program prioritas nasional.
"Stunting, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi tidak ada hubungannya dengan pimpinan atau kepala daerah, ini kan masuk program nasional," kata Sumarno.
Meski begitu, Sumarno menekankan penanganan penurunan stunting harus dilakukan di semua lini.
"Jadi memang konvergensi dan kolaborasi terus kita lakukan, karena ini permasalahan kita bersama. Lalu, penanganan itu harus di semua lini, bahwa di lingkup masyarakat, ibu-ibu PKK, RT/RW kita libatkan untuk penurunan stunting," imbuhnya.
Gagal Penuhi Target Emas, Kontingen Catur Jateng Sebagai Tuan Rumah Pomnas XIX Hanya Raih Segini |
![]() |
---|
BSB Village Gelar Pasar Rasa, Buka Akses Danau dan Lepas 16.000 Benih Ikan |
![]() |
---|
Siap-siap! Warga Diminta Tampung Air di Tandon, 2 Hari Ada Perbaikan Intake Jatibarang Semarang |
![]() |
---|
Momen Langka Terpidana Korupsi Mbak Ita dan Suami Diizinkan Ke Luar Lapas Semarang Hadiri Pernikahan |
![]() |
---|
Bus Trans Semarang Tanpa Penumpang Kecelakaan Tunggal Saat Uji Coba di Mijen: Diduga Rem Blong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.