Berita Regional
Nasib Mauliati, Mantan Istri Ketua DPRD Serang Divonis 3 Bulan Usai Aniaya Ibu Kandung
Mantan istri Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi, yang bernama Mauliati divonis 3 bulan penjara.
TRIBUNJATENG.COM, SERANG - Mantan istri Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi, yang bernama Mauliati divonis 3 bulan penjara.
Pengadilan Negeri Serang menjatuhkan vonis tersebut karena yang bersangkutan terbukti menganiaya ibu kandung bernama Ramlah.
Hakim yang diketuai Dessy Darmayanti menyebut Mauliati telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan pengeroyokan terhadap ibu kandungnya Ramlah.
Baca juga: PDI Perjuangan Beri Bantuan Hukum Suparjiyanto Usai Jadi Korban Penganiayaan eks Ketua DPC Gerindra
Dessy menyatakan Mauliati terbukti melanggar sebagaimana dakwaan kesatu pasal 170 ayat (1) KUHP.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Mauliati dengan pidana tiga bulan penjara," kata Dessy di hadapan JPU Kejari Serang, Selasa (19/9/2023).
Sebelum menjatuhkan hukuman, hakim mempertimbangkan hal yang memberatkan yakni perbuatan terdakwa menyebabkan korban Ramlah mengalami luka-luka.
Sedangkan hal yang meringankan hukuman yajni terdakwa mengakui terus terang dan menyesalinya perbuatannya.
"Terdakwa sopan dipersidangan, dan korban telah memaafkan perbuatannya," ujar Dessy.
Vonis yang sama juga diberikan kepada terdakwa lainnya yakni asisten Mauliati, Muhamad Ali yakni pidana penjara tiga bulan.
Hukuman tersebut lebih ringan dibandingkan dengan tuntutan yang diminta jaksa Fitriah yakni lima bulan penjara.
Menanggapi vonis tersebut, terdakwa maupun jaksa menerima dan perkara tersebut dinyatakan inkrah atau sudah memiliki kekuatan hukum tetap.
Sebagai informasi, kasus pengeroyokan terjadi pada 14 Desember 2022, saat itu korban yang juga ibu kandung terdakwa Ramlah mengajukan pinjaman ke bank.
Ramlah memberikan jaminan surat tanah di Jalan Raya Banten, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Di lahan itu terdapat bangunan Gym Maximum.
Namun saksi korban Ramlah mendapatkan kabar dari pihak Bank pada saat survei lokasi tanah, dilarang terdakwa Mauliati yang merasa keberatan tanah itu dijadikan jaminan korban.
Lalu, Ramlah mendatangi tempat usaha terdakwa untuk mempertanyakan kenapa melarang bank melakukan survei.
Mengetahui kedatangan korban, Mauliati kemudian memanggil semua karyawan sekitar empat orang.
Saat itu, Mauliati memaki-maki ibu kandungnya tersebut dengan kata-kata kasar dan mengancam akan membunuh.
Selain dimaki-maki, terdakwa Ali kemudian memegang tangan korban untuk dipelintir ke belakang.
Baca juga: Sempat Koma, Korban Penganiayaan di Salatiga Meninggal, 4 Pelaku Ditangkap
Sementara, Mauliati mencengkram tangan dan badan korban Ramlah hingga mengakibatkan memar dan luka lecet pada punggung.
Bahkan bagian tangan kanan korban mengeluarkan darah.
Tak terima atas perlakuan anaknya, korban kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polresta Serang Kota untuk diproses hukum. (*)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com
Aksi Massa di Jogja, 2 Mobil Digulingkan dan Dibakar |
![]() |
---|
Massa Mulai Menjarah dan Membakar Gedung di Jakarta, Bawa Printer, Warga Terjebak Turun Pakai Tali |
![]() |
---|
Bandung Jawa Barat Memanas, Massa Bakar Rumah Aset MPR dan Pagar DPRD Pakai Bom Molotov |
![]() |
---|
Nasib Mahasiswa Yang Ngamuk Karena Skripsinya Dibuang Dosen, Kena Sanksi dan Wajib Ganti Rugi |
![]() |
---|
Andik Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal saat Ngopi di Angkringan, Pelaku Kabur Naik Motor Ninja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.