Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Brebes

Geger di Brebes, Oknum Guru Ngaji Cabuli Belasan Santri, Ortu Korban Tak Terima, Geruduk Kantor Desa

Dari hasil pendataan diketahui setidaknya ada 17 anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun yang menjadi korban pelecehan seksual atau cabul oknum guru

Editor: muslimah
Net
Ilustrasi Pencabulan 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang guru madrasah di Desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diduga melakukan pencabulan terhadap para satrinya.

Korban di kisaran belasan anak.

Data di desa bahkan mencapai 19 anak.

Mirisnya, para korban ini masih di bawah umur.

Baca juga: Mengenal Kompol Bambang, Polisi yang Trenyuh Ada Ibu Curi Telur Demi Makan Anak: Jangan Diperpanjang

Baca juga: 3 Amalan untuk Menghapus Dosa Zina, Termasuk Jangan Ceritakan ke Orang Lain

Lantaran tak terima anak-anak mereka jadi korban predator seksual, para orangtua geruduk kantor desa.

Bagaimana kronologi lengkapnya?

Guru madrasah diniyah dilaporkan ke aparat pemerintah desa lantaran diduga mencabuli belasan santrinya di Desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).

Orangtua santri yang geram menggeruduk balai desa setempat dan meminta agar guru berinisial MK (52) diproses hukum agar mendapat ganjaran setimpal.

Mendengar kabar itu, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes mendatangi rumah korban.

Dari hasil pendataan diketahui setidaknya ada 17 anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun yang menjadi korban pelecehan seksual atau cabul oknum guru.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) DP3KB Brebes, Fathurohmah mengatakan pihaknya sudah bertemu langsung dengan perwakilan korban dan keluarganya.

"Sudah asesmen dari korban langsung beserta orangtua korban yang kumpul di salah satu rumah korban.

Tadi informasi masuk ada 15 anak, tapi ada dua lagi informasi tapi belum bisa dikonfirmasi," kata Fathurohmah, ditemui di salah satu rumah korban, Rabu (20/9/2023).

Dalam pertemuan tersebut, perempuan yang akrab disapa Bu Iin memberikan edukasi kepada keluarga korban.

Hingga akhirnya disepakati kasus itu akan diteruskan ke pihak kepolisian.

"Perwakilan keluarga dari  korban akan menindaklanjuti melaporkan ke aparat penegak hukum. Mau ke Polres bersama-sama untuk memberikan laporan," kata Iin.

Perangkat Desa Sengon, Tanjung, Brebes Akhmad Mubarok membenarkan ada belasan orangtua dari belasan korban yang melaporkan kasus itu ke pihak desa.

"Ada laporan dari warga ada dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru yang mengajar di madrasah," kata Ahmad Mubarok.

Ahmad Mubarok mengatakan, dari informasi yang ia terima ada sekitar 19 korban yang semuanya anak-anak dengan rentang usia antara 8-9 tahun.

Jumlah itu belum pasti.

"Umur korban sekitar usia 8-9 tahun atau kalau sekolah siswa kelas 4-5 SD. Laporannya ada sekitar 19- 20 korban. Tapi tadi yang hadir di balai desa sekitar 16 orang," kata Ahmad Mubarok.

Saat ditemukan di balai desa, terduga pelaku sempat mengaku perbuatannya.

"Dia kooperatif dan setelah dimediasi mengakui. Inisial terduga pelaku MK," kata Ahmad Mubarok.

Kasus Serupa - Oknum Guru Ngaji di Cianjur Gagahi 4 Santri, Ancam Kirim Gangguan Mistis ke Orangtua

Astagfirullah, bejat kelakuan oknum guru ngaji di Cianjur, berinisial MDI (42).

MDI yang juga pimpinan sebuah pondok pesantren di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, melakukan aksi cabul.

Bahkan MDI juga mengancam korbannya dengan gangguan mistis jika melapor.

Hal tersebut diungkapkan pengacara korban, Topan Nugraha, kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).

"Berdasarkan pengakuan keluarga dan orang tua korban, pelaku melakukan aksinya tersebut dengan cara berpura-pura memberikan pengobatan agar pintar dan mudah menghafal," kata Topan.

Saat menjalankan aksinya tersebut, kata Topan, pelaku melakukannya di sebuah kamar tamu di pondok pesantren yang dikelolanya.

"Awalnya pelaku meraba bagian sensitif tubuh korban, lalu menyetubuhinya."

"Setelah melalukan aksinya itu pelaku mengancam korban dengan cara akan mengirim hal mistis ke orang tua korban," katanya.

Menurut Topan, hingga saat ini ada empat santri yang menjadi korban perbuatan tidak terpuji pelaku tersebut.

Namun baru ada dua korban yang sudah meminta bantuan hukum.

"Akibat perbuatan pelaku, semua korban mengalami trauma, bahkan satu di antaranya sempat mencoba melakukan aksi bunuh diri karena merasa malu."

"Semua korban masih di bawah umur," kata dia.

Topan mengatakan, pihaknya sudah melaporkan kasus pencabulan yang dilakukan seorang ustaz sekaligus pimpinan pondok pesantren tersebut ke Mapolres Cianjur.

"Kami berharap pelaku segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata dia. (TribunStyle.com)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved