Berita Jateng
SMKN Jawa Tengah Bagi Anak Tidak Mampu, Setara dengan Sekolah Kedinasan Prestisius
Dalam balutan pakaian batik, para siswa kelas X berbaris di belakang siswa kelas XI yang berkemeja praktik dan kelas XII
Penulis: amanda rizqyana | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dalam balutan pakaian batik, para siswa kelas X berbaris di belakang siswa kelas XI yang berkemeja praktik dan kelas XII yang mengenakan setelan kemeja dan bawahan putih.
Seluruh siswa bersiap untuk memasuki ruang makan dalam suasana komando.
Setelah memasuki ruang makan, masih dalam sikap komando untuk melaporkan siswa yang berhalangan ikut, baik tengah berpuasa, sakit, maupun izin pada pemimpin.
Selanjutnya dilakukan doa bersama sebelum mulai makan.
Para siswa secara estafet menyendokkan nasi, sayur, lauk, krupuk ke kotak makan bersekat.
Setelah makanan habis dan bersih, mereka makan buah dan menumpuk kotak nasi, merapikan sendok dan garpu alat makan, kemudian bersiap berbaris meninggalkan ruangan.
Gaya rambut siswa pria cenderung pelotos, sedangkan siswa perempuan sebagian besar berkerudung dan sebagian berambut pendek sebahu.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribun Jateng, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Jawa Tengah diresmikan tanggal 2 Juni 2014 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir Mohammad Nuh, DEA., atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P.
Pendirian SMKN Boarding Jawa Tengah sebagai rintisan SMKN Jawa Tengah di awal masa kepemimpinan Ganjar Pranowo, berada di 2 lokasi, yakni di Semarang dan Pati yang menempati aset bangunan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, Balai Pengembangan Pendidikan Kejuruan (BP Dikjur) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah.
Tahun 2017, SMA/SMK menjadi kewenangan Pemprov, SMKN 3 Purbalingga dialihkan menjadi bagian dari SMKN Boarding Jateng.
Setelahnya, ketiga sekolah menjadi SMKN Jawa Tengah di Semarang, SMKN Jawa Tengah di Pati, SMKN Jawa Tengah di Purbalingga.
Saat ini telah berkembang SMKN Jawa Tengah Boarding dan Semi Boarding di 15 kabupaten di Jawa Tengah.
Adapun karakteristik SMKN Jawa Tengah ialah merupakan warga Jawa Tengah, berasal dari keluarga tidak mampu dari segi ekonomi, dan berkemauan dan berniat untuk belajar.
Saat ini terdapat total 1.688 siswa di SMKN Boarding dan SMKN Semi Boarding di Jawa Tengah.
Sementara itu, disampaikan oleh Kepala SMKN Jawa Tengah di Semarang, Hardo Sujatmiko, S.Pd., M.Pd., saat ini di sekolah yang ia pimpin terdapat 356 siswa.
"Dalam proses seleksi, dilakukan berbagai tahapan yakni seleksi administrasi dan dilakukan penghitungan poin, bagi calon siswa yatim atau siswa piatu, maupun siswa yatim piatu akan mendapatkan poin, jumlah pendapat orang tua, dan berbagai kriteria yang dihitung berdasarkan poin," terang Hardo, M.Pd., pada Tribun Jateng, Kamis (21/9/2023).
Tak hanya dilakukan seleksi administrasi, dilakukan juga tahap akademik dan psikotes, tes kebugaran dan wawancara, hingga visitasi rumah calon peserta didik baru.
Seluruh proses hingga biaya pelaksanaan belajar gratis atau tidak berbayar.
Siswa mendapatkan fasilitas seragam, sepatu, tas, buku pelajaran, makan, hingga kudapan setiap harinya.
Siswa mengikuti seluruh kegiatan di asrama dan sekolah selama 24 jam penuh, mulai dari bangun pagi pukul 3.00, salat subuh berjamaah, senam atau lari pagi, bersih diri, penaikan bendera, makan pagi, kerja bakti, apel pagi, literasi, KBM, hingga tidur malam pukul 22.00-3.00.
"Setelah diterima sebagai siswa SMKN Jawa Tengah, mereka akan mendapatkan Pendidikan Dasar Kepemimpinan (PDK) selama 3 bulan sebagai pola dasar pembentukan karakter siswa," jelas Hardo, M.Pd.
PDK dilakukan saat siswa kelas X, setiap Senin-Jumat setelah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yakni pukul 15.30-17.00.
Ia akui, dalam proses pengentasan kemiskinan, pihaknya tak hanya berfokus pada bidang kognitif, namun juga menyiapkan afektif dan psikomotorik para siswa agar cakap dan memiliki kualifikasi lebih dibanding lulusan lain.
Terdapat 5 perogram keahlian, yakni Teknik Konstruksi dan Perumahan, Teknik Pemesinan, Teknik Elektronika Industri, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik.
Untuk serapan lulusan SMKN Boarding Jawa Tengah periode 2016-2023, dari total 825 alumni SMKN Jawa Tengah di Semarang, 432 orang telah bekerja, 176 orang melanjutkan pendidikan atau kuliah, 5 orang berwirausaha, dan 212 orang dalam proses.
Adapun SMKN Jawa Tengah di Pati, dari total 336 lulusan, 209 orang bekerja, 92 orang kuliah, 12 orang berwirausaha, dan 23 orang dalam proses.
SMKN Jawa Tengah di Purbalingga telah menghasilkan 676 lulusan, sebanyak 461 orang telah bekerja, 67 orang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, 43 orang berwirausahan, dan 105 orang tengah dalam proses.
Galih Rizki Setyawan, siswa asal Purbalingga yang bersekolah di SMKN Jawa Tengah di Semarang, lulusan tahun 2017 mengaku kini telah bekerja di PT Pamapersada Nusantara.
Bahkan ia sudah diterima bekerja sebelum mengikuti upacara kelulusan.
"Alhamdulillah sudah proses training di perusahaan sebelum wisuda, Kak," akunya saat dihubungi Tribun Jateng.
Anak ketiga dari 6 bersaudara ini mengaku mendapat informasi SMKN Jawa Tengah di Semarang dari guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMP.
Saat itu Galih mengaku galau untuk melanjutkan pendidikan karena terhalang biaya, terlebih orang tuanya bekerja sebagai supir dan ibu rumah tangga.
Selain sekolah bebas biaya, Galih juga mendapatkan keuntungan karena selama proses pendidikan, ia dan kawan-kawan mendapatkan jaminan kesehatan karena disediakan klinik di dalam sekolah.
"Setelah lulus juga kami dibantu disalurkan ke perusahaan-perusahaan lewat BKK (Bursa Kerja Khusus, red) SMKN Jawa Tengah untuk lanjut bekerja," terangnya.
Setelah bekerja lebih dari 5 tahun, Galih mengaku pendapatan yang ia peroleh bisa untuk membantu keluarga.
Ia tak dapat merinci pencapaian yang telah ia dapat setelah lulus sekolah, namun bekal pendidikan selama di SMKN Jawa Tengah bisa menaikkan kesejahteraan keluarga.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Usulkan Aplikasi Pelayanan Publik Diintegrasikan Secara Nasional |
![]() |
---|
Profil Rohmat Marzuki, Anggota DPRD Jawa Tengah Yang Dilantik Jadi Wakil Menteri Kehutanan |
![]() |
---|
Polda Jateng Pastikan Pelayanan SKCK Optimal di Tengah Lonjakan Pemohon |
![]() |
---|
Gubernur Ahmad Luthfi Jamin Tunjangan Perumahan Anggota DPRD Jateng Tidak Naik |
![]() |
---|
Mudahkan Layanan Masyarakat, Ahmad Luthfi Luncurkan Modernisasi Pembayaran Bus Trans Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.