Izin untuk Gibran Jadi Cawapres Prabowo Dinilai Hanya Gimik Politik
pernyataan dari Puan itu hanya sebagai bentuk sikap kedewasaan PDI Perjuangan daripada harus menahan isu yang makin kencang.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai, pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani soal izin kepada Gibran Rakabuming Raka maju sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto hanya basa basi politik.
Ia menyebut, pernyataan itu mau tidak mau dilontarkan oleh Puan ketimbang harus menahan diri soal makin kuatnya nama Gibran maju sebagai cawapres Prabowo.
"Saya sih melihatnya basa basi, gimik, saya melihatnya ya tidak ada pilihan ya daripada dibendung, daripada dilawan, lebih baik dia mengatakan sesuatu yang positif di mata publik gitu," katanya, kepada Tribunnews, Minggu (1/10).
Ujang menilai, sejatinya apa yang disampaikan oleh Puan di depan layar tidak akan sesuai dengan apa yang sejatinya terjadi di internal PDI Perjuangan.
Sebab, menurut dia, jika Gibran maju sebagai cawapres Prabowo, maka secara otomatis nantinya PDI Perjuangan akan menjadi lawan politik dari Gibran.
"Jadi, dalam konteks mempersilakan itu dalam konteks membangun narasi positif dari PDIP atau Puan ke mata publik, tapi di belakang layar sih tidak akan menerima," paparnya.
"Karena kenapa? Karena kalau Gibran jadi cawapresnya Prabowo, maka yang akan dilawan itu kan partainya sendiri, rumahnya sendiri, rumahnya Gibran PDIP, yang dihancurkan itu ya PDIP sendiri gitu," sambungnya.
Jika memang nantinya Gibran Rakabuming maju, dia menambahkan, justru PDI Perjuangan yang akan dirugikan.
Oleh karenanya, pernyataan dari Puan itu dinilai Ujang hanya sebagai bentuk sikap kedewasaan PDI Perjuangan daripada harus menahan isu yang makin kencang.
Hanya saja, ia tidak membeberkan secara detail maksud dari PDI Perjuangan akan merugi jika Gibran maju sebagai cawapres Prabowo tersebut.
"Jadi dalam konteks itu ya PDIP justru dirugikan. Oleh karena itu ya mungkin PDIP tidak ada pilihan menunjukkan sikap kedewasaannya, ya sudahlah seandainya Gibran jadi cawapresnya Prabowo, kalau skemanya kaya gitu ya harus direlakan, harus diikhlaskan, karena tidak ada pilihan begitu," tukasnya.
Ujang pun merespon pernyataan Puan yang mempertanyakan kesediaan Gibran menjadi cawapres. Ia menyebut, sejatinya hal itu tidak perlu ditanyakan, sebab saat ini memang skemanya Gibran sedang dipersiapkan untuk maju sebagai cawapres.
Bahkan, dengan adanya gugatan batas usia capres-cawapres di Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai juga jadi upaya suatu pihak untuk memuluskan langkah Gibran di pilpres 2024.
"Ya memang skemanya kalau MK memutuskan diloloskan Gibran gitu ya, ya memang skemanya (Gibran) maju, bukannya Gibran bersedia maju atau tidak, ya itu sudah skemanya, itungannya sudah maju, desainnya sudah maju," ucapnya.
Adapun, pihak yang dimaksud oleh Ujang yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menilai, gugatan yang tinggal menunggu keputusan MK itu hanyalah sebuah legitimasi untuk majunya Gibran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.