Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembatasan Pembelian Beras di Ritel Hanya untuk SPHP

pembatasan pembelian beras SPHP yang berasal dari CBP itu merupakan strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan penyaluran

Editor: Vito
Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
Mensesneg Pratikno didampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi (kiri) dan Dirut Bulog Budi Waseso (kanan) saat meninjau beras SPHP yang berada Gudang Bulog Telukan Sukoharjo, Rabu (20/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, pengaturan pembatasan pembelian beras di ritel modern dikhususkan pada beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan oleh Perum Bulog.

Menurut dia, pembatasan pembelian beras SPHP yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) itu merupakan strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan penyaluran, sehingga masyarakat dapat lebih mudah memperolehnya.

"Untuk jenis beras yang dibatasi dua pack di pasar ritel hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog. Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing," katanya, dalam keterangannya, Selasa (3/10).

"Perlu dipahami, beras SPHP ini berasal dari CBP yang digelontorkan secara luas ke masyarakat demi stabilisasi pasokan dan harga. Ini juga merupakan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar beras pemerintah disalurkan secara masif," sambungnya.

Arief menuturkan, pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern merupakan kebijakan yang mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak.

Ia memastikan stok beras yang dikelola pemerintah aman dan akan terus diperkuat, terlebih dalam menghadapi kekeringan sebagai dampak El Nino.

"Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900/kg, dan setiap rumah logikanya cukup dengan dua pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium," bebernya.

"Tentunya masyarakat kami ajak bersama untuk senantiasa berbelanja bijak, yang artinya sesuai dengan kebutuhan, tidak perlu belanja berlebihan di atas kebutuhan normal," sambungnya.

Arief menegaskan, saat ini stok beras Bulog tersedia 1,8 juta ton. Jumlah itu bakal naik seiring dengan adanya penambahan di November.

"Memang ada kemungkinan terjadi penurunan produksi beras nasional, terutama jelang akhir tahun. Akan tetapi kami optimistis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand," paparnya.

Sebagaimana diketahui, penyaluran beras SPHP telah diperluas pada ritel modern. Kini, beras Bulog itu bisa ditemukan di Ramayana, Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lottemart, dan SuperIndo.

Meski dijual melalui ritel modern, harga beras SPHP tetap konsisten pada harga maksimal Rp 10.900 per kg. (Tribunnews/Nitis Hawaroh)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved