Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Said Aqil Doakan Ganjar Jadi Presiden 

Said mengaku sudah mengenal mantan Gubernur Jateng itu sejak lama. Namun, bukan berarti NU mendukungnya sebagai bakal capres.

Editor: Vito
Tribunnews.com/ Fersianus Waku
Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bersama Said Aqil Siradj di Pondok Pesantren (Ponpes) Luhur Al-Tsaqafah di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (5/10/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, terus melanjutkan safari politiknya dengan mengunjungi sejumlah pondok pesantren (ponpes).

Hal itu seperti dilakukan dengan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Luhur Al-Tsaqafah di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (5/10), untuk menemui mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj.

Dalam pertemuan itu, Said pun mendoakan Ganjar Pranowo terpilih menjadi presiden 2024. "Malam ini, Pesantren Al-Tsaqafah kedatangan tokoh nasional yang InsyaAllah Tuhan memberikan jalan kemudahan beliau akan terpilih menjadi calon presiden yang akan datang, yaitu Pak Ganjar Pranowo," katanya, di lokasi.

Said mengaku sudah mengenal mantan Gubernur Jateng itu sejak lama. "Beliau yang saya kenal dekat itu, kakek ibunya, beliau Kiai Hasyim, Rais Syuriah NU dua periode tahun 73-83. Kakeknya ibu. Saya lebih dekat dengan keluaga besar ulama itu dari Purbalingga," ujarnya.

Namun, ia menuturkan, kunjungan Ganjar bukan berarti NU mendukungnya sebagai bakal capres. "Belum bisa dikatakan gitu yah, tapi yang jelas beliau dengan saya dekat sejak dulu ya, dekat sekali, sejak gubernur, masih DPR malah," bebernya.

Sementara itu, Ganjar mengatakan, dalam pertemuan dengan Said itu dirinya meminta saran terkait dengan bakal cawapres pendampingnya. Namun, ia memastikan tak menawari Said Aqil sebagai bakal cawapres untuk mendampinginya.

Ia mengaku bertemu mantan Ketua Umum PBNU itu membahas mengenai kebangsaan. "Enggak (ada tawaran jadi cawapres-Red), ini bicara soal tadi kebangsaan, soal kebudayaan, soal bagiamana negara dan tantangannya ke depan gitu. Masak ditawar-tawari, beliau itu tokoh yang kelas maqam-nya sudah tinggi," terangnya.

Ganjar menyebut, deklarasi bakal cawapres pendampingnya akan segera dilakukan. Dia menambahkan, pihaknya akan mencari momentum yang baik untuk mendeklarasikannya. "Ya bentar lagi (dideklarasikan-Red), kami cari hari baik," tandasnya.

Mantan Gubernur Jateng itupun menyebut nama-nama cawapresnya tak jauh dari yang beredar di media. "Kalau nama sudah ada (beredar-Red) di media," ujarnya.

Tak hanya soal cawapres, Ganjar mengungkapkan, keduanya juga berdiskusi mengenai Islam Nusantara. "Saya tidak hanya minta soal (saran) cawapres. Soal bernegara, kami bisa cerita Islam Nusantara tadi," bebernya.

Menurut dia, berdiskusi mengenai Islam Nusantara sangat penting, karena menyangkut ideologi. "Karena itu sangat ideologis, dan jauh lebih penting dari sifatnya yang pragmatis," jelasnya.

Said pun meminta Ganjar untuk meneruskan sejarah mengenai Islam Nusantara bila terpilih menjadi presiden. "Kalau Pak Ganjar sudah jadi presiden, teruskan, kalau bisa diekspor ke luar negeri," ucapnya.

Dia menambahkan, pentingnya Islam menyatu dengan budaya, bahkan budaya jadi fondasi islam yang ramah. "Di Timur Tengah, kalau hanya Islam yang meninggalkan budaya tegang, konflik, bahkan perang saudara," tutur Said.

Pantauan Tribunnews.com di Pondok Pesantren (Ponpes) Luhur Al-Tsaqafah di Cipedak, Ganjar tiba di sekira pukul 19.50. Ia datang mengenakan batik berwarna cokelat dan berpeci hitam.

Sejumlah santri pun tampak baris berjejer menyambut kedatangan mantan Gubernur Jateng itu. Ganjar pun tampak disambut langsung Said Aqil dan beberapa orang lain. Ganjar bersama Said beserta para santri juga melakukan salat berjemaah di Ponpes Luhur Al-Tsaqafah. (Tribunnews/Fersianus Waku)

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved