Murid SD Kena Gas Air Mata
Lima Anak SD Buru-buru Dilarikan ke Puskemas Terkena Gas Air Mata Brimob Banyumas
Sebanyak lima anak SDN 1 Purwanegara buru-buru dilarikan ke Puskesmas terdekat seusai sesak nafas terkena gas air mata Brimob Banyumas.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Puluhan murid Sekolah Dasar Negeri 1 Purwanegara, di kawasan Purwokerto Utara, mengalami ketidaknyamanan dengan mata yang terasa perih dan kesulitan bernapas.
Kemungkinan besar, mereka mengalami dampak dari penggunaan gas air mata selama latihan yang diadakan oleh personel Polresta Banyumas pada Jumat (13/10/2023) sekitar pukul 09.30 WIB.
Seorang guru kelas 4, Paskalis Adi, mengungkapkan bahwa dua kelas, yaitu 4A dan 4B, yang terdiri dari sekitar 40 siswa, mengeluhkan ketidaknyamanan pada mata mereka.

Baca juga: Brimob Latihan Menembak Gas Air Mata di Sebelah SD: Anak-anak SD Purwokerto Menangis Sesak Nafas
"Meskipun kegiatan pelatihan polisi sedang berlangsung, angin mungkin telah membawa dampak pada siswa, dan ini benar-benar tidak terduga. Pelatihan dilakukan oleh personel Brimob," ungkapnya.
Dari 40 siswa yang merasakan dampak dari gas tersebut, 5 di antaranya harus segera dilarikan ke puskesmas karena mengeluhkan perih pada mata dan kesulitan bernapas.
"Sebagian besar siswa yang sudah merasa lebih baik telah dipulangkan, dan kami telah beberapa kali menyuarakan keluhan agar lokasi pelatihan dipindahkan. Polisi telah meminta maaf dan meminta agar pelatihan tidak dilakukan selama jam sekolah," tambahnya.
Salah satu siswa yang merasakan efek gas adalah Muhammad Asyafa, seorang siswa kelas 4, yang mengaku merasakan mata perih hingga harus dilarikan ke Puskesmas.
"Ia merasa sesak nafas dan mata panas. Ini adalah pengalaman pertamanya yang seperti ini. Entah seperti asap putih yang masuk ke dalam kelas-kelas," ungkapnya.
Kelas 4A dan 4B memiliki jendela yang menghadap langsung ke Lapangan Mako Brimob. Orangtua siswa berusaha meredakan ketidaknyamanan dengan mencuci mata anak-anak mereka dengan air.
"Di dalam kelas, suasana menjadi panik dan ada teriakan. Akhirnya, anak-anak dipulangkan pada pukul 10.00 WIB. Kejadian ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Semua kegiatan harus diinformasikan kepada kami," kata Sumarwoto, orangtua Muhammad Asyafa.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait insiden ini. (jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.