Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

BPBD Karanganyar Tunggu Pengajuan Perbaikan Pipa Air Dampak Kebakaran Gunung Lawu

BPBD Karanganyar menunggu surat permohonan dari desa untuk perbaikan pipa air yang mengalami kerusakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla

Penulis: Agus Iswadi | Editor: m nur huda
ISTIMEWA
Seorang warga melintas di sekitar kawasan Candi Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar usai mencari pakan ternak. 

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - BPBD Karanganyar menunggu surat permohonan dari desa untuk perbaikan pipa air yang mengalami kerusakan dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Gunung Lawu beberapa waktu lalu.

Kalakhar BPBD Karanganyar, Juli Padmi Handayani menyampaikan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah desa setempat untuk perbaikan pipa air pasca kebakaran Gunung Lawu wilayah Kabupaten Karanganyar telah padam.

Meski ada kerusakan pipa air, lanjutnya, warga setempat masih menerima pasokan air meski tidak seperti kondisi normal.

"Laporannya ada kerusakan pipa, kita menunggu surat dari desa (untuk perbaikan)," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (14/10/2023) siang.

Dia menuturkan, status tanggap siaga Karhutla Gunung Lawu masih berlangsung hingga 16 Oktober 2023. Kendati titik api di Gunung Lawu wilayah Kabupaten Karanganyar sudah padam, terangnya, petugas tetap melakukan pemantauan di beberapa titik. Ada tiga titik pantau mulai dari Candi Cetho Kecamatan Jenawi, Bukit Paralayang Kecamatan Ngargoyoso dan Cemoro Kandang Kecamatan Tawangmangu.

Sebelumnya, warga Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi, Heri Suwandi mengatakan, pipa air yang disalurkan ke rumah warga diambil dari sumber mata air di Sendang Macan. Dia merasakan, pasokan air ke rumahnya tidak seperti kondisi normal sejak adanya kebakaran hutan di Gunung Lawu.

Menurutnya, pasokan air tersebut masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi pasokan air tidak cukup untuk aktivitas pertanian. Mayoritas warga yang tinggal di Dusun Cetho merupakan para petani. Dia memiliki lahan yang ditanami loncang.

"Untuk kebutuhan sehari-hari masih cukup (air), kalau untuk pertanian kurang," terangnya. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved