Berita Jakarta
Bamsoet Cerita Suka Duka EV : Indonesia Terlambat Adopsi Kendaraan Listrik
Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Ketua MPR Bambang Soesatyo, mengatakan Indonesia terlambat mengadopsi penggunaan kendaraan listrik
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Ketua MPR Bambang Soesatyo, mengatakan Indonesia terlambat mengadopsi penggunaan kendaraan listrik/electric vehicle (EV).
Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menyebut pemerintah sudah membuat berbagai program untuk mempercepat transisi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Menurutnya, beragam insentif sudah diberikan untuk pembelian kendaraan roda empat, roda dua hingga bus.
"Kekurangan kita adalah lambat menyikapi perkembangan dunia. Lambatnya, kalau beberapa negara sudah memberikan insentif kepada pengguna kendaraan listrik, seperti diskon, bebas pajak, insentif lainnya, misalnya free listrik di rumah, kemudian membangun infrastruktur charger yang cepat di mana-mana, sehingga tidak ada kekhawatiran bagi pemilik kendaraan listrik ini mogok di jalan," tutur Bamsoet dalam diskusi Tribun Network
"Percepatan Transformasi Energi Listrik Indonesia" #PakaiMolis di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Nyaman Dipakai
Keterlambatan Indonesia, kemungkinan karena banyak konsentrasi ke berbagai hal lain sehingga adopsi EV ini sedikit terlewatkan. Bamsoet mengaku telah mulai mengadopsi penggunaan kendaraan listrik sejak 2014, tepatnya saat meminang Tesla Tipe X yang dijual Prestige Motor.
"Tahun 2014 saat orang lain belum tertarik membeli kendaraan listrik, saya memberanikan diri membeli kendaraan listrik, karena saya banyak literasi bahwa di luar negeri sedang tren.
Saya beli mobil Tesla ke Mas Rudy (President Prestige Motor). Kalau tidak salah saya beli Rp 3,6 miliar untuk yang Tesla Tipe X. Karena mobil ini awalnya saya pakai dan nyaman juga," cerita Bamsoet.
"Yang awalnya 3 hari sekali mampir ke pom bensin, tapi aja pakai mobil listrik saya ngecas seminggu sekali. Kedua Saya kira tagihan listrik saya itu mahal tetapi ternyata tidak juga," ungkapnya.
Dalam perkembangannya, menurut Bamsoet, pemerintah bergerak untuk mendorong percepatan adopsi EV dengan memberikan insentif.
Lalu Pemerintah Provinsi DKI juga memberikan free parking dan saat ini Kementerian Perindustrian memberikan diskon pajak barang mewah dari 75 persen menjadi 60 persen.
Bamsoet menambahkan, tantangan yang ada saat ini adalah masih adanya keraguan masyarakat terhadap kendaraan listrik dan harganya yang masih mahal.
"Lalu pasang charger juga mahal di rumah. Dari pengalaman saya, saya kena biaya Rp 5 juta untuk instalasi, karena itu tidak boleh campur dengan yang lain karena powernya harus langsung.
Kemudian kemarin saya pakai BMW EQS, saya instalasi charger kena Rp 8 juta," jabar Bamsoet.
Bambang bercerita kendala Indonesia dalam mensosialisasikan penggunaan kendaraan listrik adalah harganya yang sulit dijangkau. Dia mencontohkan motor listrik Gesits yang dijual di atas Rp26 juta tidak dapat dibeli oleh kalangan masyarakat.
"Saya kebetulan ikut cawe-cawe Gesits tetapi setelah design dan biaya lain dihitung harga segitu tidak kejangkau. Lalu kemudian saya lepas Gesits dan jual sahamnya dan bangun motor listrik dari China (Bike Smart)," kata Bamsoet.
Bamsoet mengatakan dapat menjual motor listrik dengan harga di bawah Rp10 juta sesuai keekonomian masyarakat Indonesia.
"Sekarang kita hanya impor dinamo baterai sisanya kita buat di sini, sebetulnya kalau kita mau saja Indonesia bisa jadi home industri. Saya dorong masyarakat buat home industri kendaraan listrik ini apalagi sekarang sudah keluar peraturan menteri untuk kendaraan modifikasi," urainya.
Berkaca dari kendala yang ada, Bamsoet mengatakan saat ini aturannya sudah lebih baik di mana kendaraan listrik hanya perlu nomor sasis, uji kelaikan dan keselamatan tanpa perlu menyertakan nomor mesin. "Komponen listrik ini lebih sedikit sehingga mendorong semua orang bisa membuatnya," tukasnya.
Industri EV Tumbuh
Plt Sekjen Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.
Menurutnya, sejak penugasan tahun 2012 hingga lahirnya Gesits menunjukkan industri kendaraan listrik mengalami tren positif.
"Pertumbuhan industrinya luar biasa, untuk kendaraan roda dua dan roda tiga sudah ada 48 perusahaan industri dengan kapasitas produksi 1,4 juta unit per tahun," ucap Putu.
Sedangkan untuk kendaraan listrik roda empat tercatat sebanyak tiga perusahaan industri dan bus listrik terdapat lima perusahaan industri dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar.
"Perkembangan ini didorong dari kebijakan-kebijakan yang sudah di dalam peraturan perundang-undangan sehingga membentuk kepastian berusaha," tuturnya.
Putu menjelaskan pemerintah sudah memiliki roadmap yang jelas untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
"Jadi mulai dari impor CBU (completely built up/CBU) dan CKD (completely knock down serta berdasarkan TKDN itu diberikan insentif-insentif yang khusus misalnya plat nomor, juga bisa melintasi aturan ganjil genap," imbuhnya.
Kementerian Perindustrian menambahkan Indonesia juga sudah memiliki dua perusahaan produksi baterai mobil listrik dari yang konsorsium hingga internasional. Menurutnya, tahun depan tahun depan Indonesia sudah bisa menghasilkan baterai mobil listrik dengan kapasitas 150 ribu sampai 170 ribu unit untuk kendaraan light vehicle.
"Dan juga terakhir dari sisi konsumennya pemerintah memberikan bantuan pembelian kendaraan roda dua. Nanti untuk kendaraan motor dengan TKDN di atas 40 persen diberikan Rp7 juta," ungkapnya.
Pemerintah mendorong pelaku industri juga ikut serta mengkampanyekan penjualan sepeda motor listrik. Kata dia, sudah ada 14 perusahaan industri yang ikut dalam program bantuan pembelian kendaraan motor listrik. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Baca juga: Ribuan Massa Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina di Sekitar Taman Plaza Wonosobo
Baca juga: Hasil Akhir 2-3 Persikabo 1973 Vs PSIS Semarang, Mahesa Jenar Curi Poin di Kandang Laskar Padjajaran
Baca juga: Amankan Tahapan Pemilu, Polisi Jaga Kantor KPU dan Bawaslu Pati
Baca juga: DETIK-DETIK Pemilik Hotel Mustika Bunuh Mantan Istri di Mayong Jepara, Dipicu Obat Guna-guna
IHSG Hari Ini Ditutup Melemah, Apa Penyebabnya? |
![]() |
---|
Bahaya Asbes di Indonesia: Sengketa Hukum, Korban, dan Desakan Pelarangan |
![]() |
---|
Mutasi Polri: 7 Kapolda Baru, Dari Irjen Asep Edi Suheri Hingga Brigjen Hengki |
![]() |
---|
Lowongan 1.000 Petugas Damkar Jakarta 2025: KTP Luar Jakarta Boleh Daftar! |
![]() |
---|
Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti: Tom Lembong & Hasto Dapat Pengampunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.