Penanganan Stunting Jadi Perhatian Para Pelaku Ekonomi
Penanganan stunting tidak bisa lepas dari pemberdayaan pelaku UMKM, karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Masih tingginya kasus stunting atau gagal tumbuh anak terus menjadi perhatian berbagai pihak. Selain pemerintah, para pelaku ekonomi pun kini bahu-membahu dalam mengatasi masalah itu.
Plh Ketua Umum Kadin Indonesia, Yuki Nugrahawan Hanafi mengatakan, penanganan stunting tidak bisa lepas dari pengaruh tingkat pemberdayaan pelaku UMKM.
Menurutnya, dua hal itu berkaitan erat, karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.
“Penanganan stunting dan peningkatan kewirausahaan menjadi dua hal untuk kita mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya, dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Selasa (24/10).
Ia pun menegaskan pentingnya kolaborasi kerja besar dengan tematik Kadin di kepengurusan yang dipimpin Arsjad Rasjid. “Inklusif, tapi juga harus progresif sesuai dengan perkembangan,” ujarnya.
Yuki menuturkan, Kadin Indoensia memiliki empat pilar utama dalam mendorong penurunan angka stunting sekaligus meningkatkan pelaku UMKM.
Keempat pilar itu yakni penanganan masalah kesehatan, keberlanjutan (sustainability), kewirausahaan atau UMKM, serta konsolidasi internal.
Sebagai induk organisasi dunia usaha, dia menambahkan, Kadin mencoba inline dengan pemerintah dalam pengentasan stunting, di mana sudah ada Perpres No. 72/2021.
Hal itu sangat mendukung, memfasilitasi, sekaligus menciptakan pelaku UMKM untuk dapat naik kelas.
Dalam hal ini, Yuki menyatakan, Kadin telah memiliki program khusus untuk memberdayakan UMKM yang disebut Wiki Kewirausahaan, sebagai wadah agar bagaimana mana mereka terkoneksi dengan dunia luar.
Bahkan, pihaknya juga sudah menandatangani MoU dengan satu negara agar bisa mengekspor produknya.
Dia menambahkan, persoalan stunting itu bisa diselesaikan dengan cara gotong royong. “Ini luar biasa-lah, menjadi tanggung jawab kita bersama. Tanggung jawab kita sama-sama bisa mencapai target. Dan saya setuju dimulai dari diri kita sendiri,” bebernya.
Dengan pengalaman Kadin pada saat Covid-19 dan masuk dalam penanganan stunting, Yuki mengungkapkan, kolaborasi pentahelix menjadi langkah yang harus diambil.
Kadin Indonesia pun meyakini target pemerintah menurunkan angka stunting 14 persen di 2024 bisa dicapai.
“Persoalan stunting ini kan bukan dimensi ekonomi semata, tapi ini juga sangat luas, ada budaya di sana, ada politik ideologi juga. Menurut saya, kita harus punya komitmen di sana, dan UMKM menjadi kunci menyelesaikan stunting,” paparnya.
Koridor sosial
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P Djajanegara menegaskan, perusahaan berkomitmen penuh dalam mencegah stunting atau gagal kembang di tanah air.
CIMB Niaga Syariah mendukung pemerintah dalam penanganan stunting melalui koridor sosial.
“Di dalam koridor ini kami mempunyai filantropi, di mana ada tujuh sisi, antara lain pemberdayaan ekonomi lemah, pendidikan, pesantren, rumah sakit, dan lain sebagainya,” terangnya.
Sebagai wujud sosial perusahaan, CIMB Niaga Syariah di tahun ini mendorong pengembangan kepada komunitas untuk membantu penanganan stunting.
“Kami sudah memiliki yang namanya donasi kepada pemberdayaan sumur, menciptakan air bersih. Tapi kami lihat stunting ini menjadi isu utama, lebih-lebih kita tahu angkanya di 21 persen,” bebernya.
“Sebagai bank syariah, ini bukan suatu hal yang baru pertama kami lakukan. Sebetulnya ini sudah lama dilakukan, hanya mungkin sekarang baru terfokus atau terkonsolidasi dibantu teman-teman yang lain dari Kadin dan Kompas Gramedia,” tuturnya.
Pandji pun menyebut, gotong royong menjadi kata kunci untuk menangani stunting. CIMB Niaga Syariah memulainya dari staff di kantor yang diedukasi agar beramai-ramai membantu menyelesaikan sunting.
“Misalnya kami memberikan pemahaman, apa sih manfaat donasi stunting tersebut, apa sih bagusnya buat kita. Kalau mereka sudah mengerti, ini bisa bergulir dengan cepat. Respon karyawan pun sangat positif," tukasnya.
Langkah CIMB Niaga Syariah mendorong penanganan stunting sekaligus menjadi upaya perusahaan bisa meningkatan inklusivitas atau literasi masyarakat terhadap perbankan syariah.
Terlebih pada Oktober 2023 ini adalah momentum Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengembangkan literasi keuangan.
“Semuanya terkoneksi. Jadi melalui penanganan stunting ini kita perlu siarkan berita baik kepada masyarakat,” ujarnya.
Pandji mengungkapkan, gotong royong untuk masalah stunting bukan sesuatu yang sulit dilakukan. CIMB Niaga Syariah selama ini dibantu dua mitra penyalur dana zakat tingkat nasional yang juga berpengalaman menangani stunting.
Perusahaan meyakini target pemerintah menurunkan tingkat stunting menjadi 14 persen sangat mungkin dicapai pada 2024.
“Menurut kami, ini bukan masalah individu, tetapi persoalan bersama yang harus diselesaikan secara gotong royong,” tandasnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.