Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Status Gibran di PDIP Belum Jelas, Jokowi Baik-baik Saja dengan Megawati

Jokowi menyatakan hubungannya dengan Megawati baik-baik saja, meski Gibran kini menjadi bakal cawapres Prabowo.

Editor: Vito
facebook/Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri baik-baik saja, setelah putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka resmi dideklarasikan menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto.

Seperti diketahui, Prabowo merupakan bakal calon presiden (capres) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM). Koalisi itu terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima.

"(Hubungan dengan Megawati-Red) baik-baik saja," kata Jokowi, di Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (24/10), dikutip dari Kompas.com.

Jokowi sempat mengungkapkan, hanya bisa mendoakan dan merestui apapun yang menjadi keputusan Gibran, termasuk maju menjadi cawapres.

"Ya orangtua itu hanya tugasnya mendoakan dan merestui," katanya, usai menghadiri Apel Hari Santri 2023 di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10).

Bagi Jokowi, Gibran merupakan putranya yang sudah dewasa. Sehingga, soal arah maupun karier di politik, Gibran dinilai sudah bisa menentukan sendiri. Jokowi menegaskan, tidak mau terlalu mencampuri urusan Gibran.

"Keputusannya, karena sudah dewasa, jangan terlalu mencampuri urusan yang sudah diputuskan oleh anak-anak kita. Orangtua itu hanya mendoakan dan merestui," tandasnya.

Seperti diketahui, penunjukan Gibran menjadi bakal cawapres Prabowo masih menimbulkan tanda tanya publik. Sebab, pria berusia 36 tahun itu sama seperti ayahnya, yakni merupakan kader PDI Perjuangan.

Selain itu, hingga kini belum ada kejelasan perihal status Gibran di PDI Perjuangan selepas dideklarasikan oleh KIM sebagai bakal cawapres, apakah mengundurkan diri atau dipecat.

PDI Perjuangan pun sama sekali belum memberikan keterangan mengenai status kadernya itu, sementara pria yang menjabat sebagai Wali Kota Solo tersebut juga tak banyak memberikan penjelasan.

Gibran sempat mengatakan, telah berkomunikasi dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, dan Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Arsjad Rasjid.

"Saya sudah berkomunikasi dengan Mbak Puan dan Pak Arsjad," tuturnya, di Solo, Senin (23/10), dikutip dari TribunSolo.com.

Meski begitu, Gibran enggan untuk menjelaskan secara detail isi pertemuannya dengan Puan dan Arsjad. Ia hanya menyebut, pertemuannya dengan Puan dan Arsjad dilakukan pada Jumat (20/10) malam lalu.

"Kemarin Jumat malam saya sudah berkomunikasi dengan Mbak Puan dan Mbak Arsjad. Sudah saya komunikasikan. Mbak Puan cerita juga di Surabaya," bebernya.

Mengundurkan diri

Adapun, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Sunanto, blak-blakan mengenai pandangannya terhadap Gibran.

Ia menyebut, ketika Gibran telah menerima pinangan dari partai lain, seharusnya ia mengundurkan diri dari PDI Perjuangan.

"Seharusnya etikanya Mas Gibran kalau sudah menerima pinangan partai lain, dia mengundurkan diri, etikanya sebelum kita (PDIP-Red) mengeluarkan," ujarnya, di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (23/10).

Dia menambahkan, tak sepantasnya seorang kader partai bermain dua kaki. "Karena serba salah kan, kalau dia tidak mengundurkan diri tapi menerima itu kan dua kaki namanya," ucapnya.

Meski demikian, Sunanto mengaku sempat memperoleh informasi bahwa Gibran akan mundur dari PDI Perjuangan. "Informasinya dia mau mengundurkan diri dari partai, tunggu saja," jelasnya.

Senada dengan Sunanto, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya berpendapat, seharusnya Gibran mundur dari partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.

"Harusnya ketika aksi dimulai oleh Mas Gibran, ketika mau pindah ke tempat lain, harusnya Mas Gibran sudah merampungkan terlebih dahulu (status kader PDIP-Red)," katanya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (24/10).

"Itu yang menurut saya agak aneh kalau kemudian bolanya dilempar ke PDIP. Harusnya yang membuat aksi itu harus mengerti aturan internal partainya yang terdahulu," sambungnya.

Yunarto pun merasa bingung dengan jawaban Gibran saat ditanya mengenai posisinya di PDI Perjuangan. "Dan saya agak bingung dengan jawaban Mas Gibran. Jawabannya malah hanya sudah berkomunikasi dengan Mbak Puan," tukasnya.

Mengenai ganjalan Gibran masih menjadi kader PDI Perjuangan ketika ditunjuk menjadi bakal cawapres Prabowo, Gerindra menyebut akan segera mencari solusinya. Hal itu disampaikan Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

menurut dia, Gerindra bakal mencoba berkomunikasi dengan PDI Perjuangan. "Soal masalah itu nanti kami akan komunikasi (dengan PDIP-Red)," terangnya, kepada awak media, di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Senin (23/10).

Dasco berujar, saat ini KIM tengah fokus menyiapkan persyaratan pendaftaran Prabowo-Gibran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Kami masih fokus soal persyaratan capres dan cawapres," tegasnya. (Tribunnews/Muhamad Deni Setiawan/Fersianus Waku/Rahmat Fajar Nugraha/TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Kompas.com/Ardito Ramadhan)

 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved