Dapat Beras Bulog, Penggilingan Padi Jual ke Konsumen Maksimal Rp 13.900/kg
Bulog menjual beras yang merupakan beras CBP ke penggilingan padi dengan harga Rp 12.000/kg.
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Perum Bulog sudah mulai menyalurkan beras komersial sebesar 200.000 ton ke penggilingan padi, sebagai satu langkah mempercepat penurunan harga beras yang masih tinggi.
Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengatakan, Bulog menjual beras yang merupakan beras Cadangan Pangan Pemerintah (CBP) itu dengan harga Rp 12.000/kg.
Pihaknya pun memerintahkan penggilangan padi untuk melepas ke masyarakat paling mahal Rp 13.900/kg.
"Sejauh ini yang saya dengar terakhir harga yang dilepas dari Bulog Rp 12.000/kg, kemudian harga di akhir (konsumen-Red) maksimum Rp 13.900/kg. Ini baguslah untuk kita semua," ujarnya, usai panen raya di Sukoharjo, Selasa (24/10).
Menurut dia, langkah yang diambil itu merupakan langkah penyelesaian yang menguntungkan dan memuaskan semua pihak, baik untuk pemerintah hingga masyarakat.
"Ada win-win solution ini, penggilangan padi kekurangan Gabah Kering Petani (GKP) tapi bisa tetap melakukan aktivitas, repacking. Bulog juga bisa nempercepat beras komersialnya, sementara masyarakat ada pilihan beras untuk memperoleh harga yang cukup," jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta Perum Bulog untuk segera menyalurkan 200.000 ton beras pemerintah alias CBP ke penggilingan padi.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menuturkan, dengan penyaluran beras ke penggilingan padi diharapkan bisa mempercepat penurunan harga beras yang saat ini masih tinggi. "Harusnya sih segera dimulai, karena saya sudah buat surat penugasan ke Bulog.
Penyaluran ini supaya cepat (harga beras turun-Red)," ujarnya, saat dijumpai Kompas.com, di Luwangsa Jakarta, Jumat (20/10).
Ia berujar, alasan penyaluran beras itu dilakukan hingga ke penggilangan padi adalah ingin membanjiri pasar akan beras.
Sebab, Perum Bulog juga telah menyalurkan beras CBP untuk menyetabilkan harga dengan merek beras SPHP.
"Nantinya, beras yang diberikan ke penggilingan padi secara komersial itu akan dikemasan ulang lagi (repacking-Red) dan dijual kembali ke masyarakat," bebernya.
Menurut data Bapanas, harga beras pada perdagangan Selasa (24/10), dilaporkan mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET). Harga beras medium melonjak menembus Rp 14.700/kg.
Kenaikan serupa juga terjadi pada komoditas beras super yang saat ini dijual dengan harga yang lebih mahal, yakni naik menjadi Rp 15.950/kg. Sementara beras kualitas bawah dibanderol jadi Rp 13.500/kg.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memastikan, harga beras komersil Bulog bakal sampai di tangan konsumen sesuai HET.
"Ya pokoknya harga sampai di konsumen HET gitu aja, Rp 11.000 lebih (yang premium-Red). Kami jual beras yang premium," kata Buwas, sapaannya, kepada wartawan, di Kantornya, Rabu (18/10) lalu.
Menurut dia, langkah tersebut dilakukan agar menekan harga beras premium yang beredar di pasaran bahkan sampai menyentuh Rp 21.000/kg.
Sehingga nantinya ada persaingan harga dari pemerintah yang lebih murah dibandingkan dengan harga yang dipatok oleh pelaku usaha.
"Ini kalau tidak disikapi dengan operasi pasar dari sudut komersil ini pasti akan terus. Karena yang penguasa itu kan dari komersil adalah pengusaha-pengusaha beras," jelasnya.
"Dari pemerintah juga harus ada peranan untuk menekan itu, supaya nanti akan bersaing teman-teman yang pengusaha, yang sekarang menjual berasnya dengan Rp 17.000 ke atas akan berhadapan dengan beras Bulog itu dengan harga Rp 11.000," tuturnya.
Terkait dengan pasokan beras komersil ini, Buwas menjelaskan bahwa akan digunakan CBP. "Berasnya ini adalah beras yang kami pinjam dari CBP.
CBP sekarang itu yang ada 1,6 juta ton, itu 200 ribu ton mau kami pinjam untuk kepentingan tadi penyaluran dari kacamata atau sisi komersil," ungkapnya. (Kompas.com/Elsa Catriana/Tribunnews/Nitis Hawaroh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.