Gunung Marapi Erupsi
1 Pendaki Gunung Marapi Berhasil Dievakuasi, Alami Luka Bakar 80 persen, 25 Orang Masih Dicari
Tim gabungan berhasil mengevakuasi seorang pendaki Gunung Marapi, Senin (4/11) sore. Korban diketahui bernama Ahmad Firman.
TRIBUNJATENG.COM - Tim gabungan berhasil mengevakuasi seorang pendaki Gunung Marapi, Senin (4/11) sore.
Korban diketahui bernama Ahmad Firman.
Ia mengalami luka kabar sekitar 80 persen dan langsung dilarikan ke RS Ahmad Mochtar Bukittingi.
"Masih ada 25 pendaki lainnya yang masih menunggu dievakuasi," kata Kasi Ops SAR Kelas A Kota Padang, Hendri.
Hendri mengatakan, ada 120 personel tim penyelamat yang berusaha mencari korban.
"Total tim yang turun ada sebanyak 120 orang, semua masih berupaya untuk evakuasi, semoga saja bisa lekas kami lakukan," tuturnya.
Dari 25 orang tersebut, 13 orang di antaranya sudah dikantongi identitasnya.
Baca juga: Ini Pemicu Terjadinya Erupsi Gunung Marapi, Plus Alasan Pendakian Dibuka Meski Berstatus Waspada
Baca juga: 26 Pendaki Gunung Marapi Masih Belum Turun, Letusan & Hembusan Abu Vulkanik Terus Berlangsung
Baca juga: UPDATE : Korban Pendaki Gunung Marapi 11 Tewas, Korban Selamat Terakhir Alami Luka Bakar 80 Persen
Diketahui, Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat mengalami erupsi pada Minggu (3/12/2023).
Saat erupsi terjadi, ada 75 orang pendaki yang berada di Gunung Marapi.
Tim penyelamat gabungan pun kini telah berhasil mengevakuasi 49 orang.
"49 orang itu sudah kami evakuasi ke Pasar Koto Baru dan Batu Palano," ujar Kasi Ops SAR Kelas A Kota Padang, Hendri.
Selain itu, kini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap 26 orang pendaki lainnya.
Mengutip TribunPadang.com, mereka yang berhasil dievakuasi dilarikan ke rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.
Ia pun mengungkapkan, proses evakuasi mengali kendala.
Kendala tersebut adalah karena Gunung Marapi masih terjadi erupsi.
"Jadi erupsi yang kembali terjadi membuat proses evakuasi sedikit terlambat," ujarnya.
Selain itu, ia belum bisa mengonfirmasi soal adanya 11 orang yang meninggal dunia dari 26 pendaki tersebut.
"Yang jelas kami bersama tim, berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian dan evakuasi, semoga saja semuanya bisa selamat," ujarnya.

Kepala PVMBG Sumbar, Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Gunung Marapi berada pada level II (waspada) sejak 2011.
"Betul," kata Hendra melalui pesan WhatsApp.
Dalam rilis tertulis itu, PVMBG menyatakan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Marapi pada awal tahun 2023 didominasi erupsi eksplosif yang berlangsung sejak 7 Januari 2023 sampai 20 Februari 2023 dengan tinggi kolom erupsi berkisar antara 75 hingga 1.000 meter dari puncak.
Selanjutnya erupsi berhenti dan aktivitas kegempaan lebih didominasi oleh gempa tektonik lokal dan tektonik jauh.
Sementara, tingkat aktivitas pada saat ini berada pada Level II (waspada) sejak 3 Agustus 2011.
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 3 Desember pukul 18.00 WIB, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi masih tetap pada Level II (waspada).
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Dian Indriati mengatakan, pendakian Gunung Marapi dibuka setelah mendapat dukungan dari seluruh stakeholder.
Stakeholder itu di antaranya Pemkab Agam, Pemkab Tanah Datar, Dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, BPBD Tanah Datar, Basarnas, Wali Nagari Batu Palano, Aia Angek dan Koto Baru.
Selain itu BKSDA Sumbar juga telah memiliki SOP pendakian dengan batasan-batasan tertentu.
Misalnya, melakukan pendakian pada siang hari, tidak boleh mendekati kawah, minimal dalam melakukan pendakian berjumlah 3 orang dan sebagainya.
Untuk tanggap darurat terdapat posko siaga nagari, rambu-rambu di jalur pendakian dan asuransi.
Katanya, untuk level II (waspada) seluruh pendakian gunung api di Indonesia diberlakukan level ini.
"Contoh Gunung Bromo, Kerinci, Rinjani dan lain-lain dibolehkan melakukan pendakian sepanjang memiliki mitigasi dan adaptasi bencana," ujar Dian Indriati kepada wartawan di grup WhatsApp Media BKSDA Sumbar, Senin (4/12/2023).
Diketahui, pendakian Gunung Marapi dibuka kembali pada 24 Juli 2023 lalu setelah sebelumnya ditutup karena erupsi.
Ardi Andono, kepala BKSDA Sumbar saat itu bersama Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy melaunching sistem booking online pendakian Gunung Marapi.
Setelah dibuka kembali setelah beberapa bulan, Gunung Marapi erupsi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.
Pasca erupsi, Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada).
Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung api Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.
Sejauh ini terkonfirmasi sebanyak 75 pendaki berada di Gunung Marapi saat erupsi terjadi. Petugas gabungan menemukan 11 pendaki meninggal dunia.
Penyebab Gunung Marapi Meletus Tiba-tiba
Penjelasan PVMBG Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Marapi Ahmad Rifandi buka suara soal letusan Gunung Marapi yang disebut terjadi secara tiba-tiba.
Ia menjelaskan, erupsi gunung api terkadang juga dipicu oleh kondisi bawah permukaan yang terjadi secara tiba-tiba.
Contohnya adalah masuknya air tanah secara tiba tiba ke kantung magma dangkal atau terpicu oleh gempa tektonik lokal.
Khusus letusan Gunung Marapi, pemicu erupsi yang sudah dipastikan saat ini adalah akumulasi tekanan sangat dangkal.
"Karena tidak terdeteksi peningkatan gempa VA (Gempa Vulkanik-Dalam) secara signifikan dan yang kedua tiltmeter yang bereaksi adalah tiltmeter puncak," jelas Ahmad dilansir Tribun-Medan.com dari Kompas.com, Senin (4/12/2023).
"Jadi dari tiltmeter terjadi peningkatan tekanan di kedalaman dangkal, namun pemicu pelepasan tekanan itu belum bisa kita tentukan karena dari data kegempaan tidak ada indikasinya," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 25 Pendaki Masih dalam Pencarian Pascaerupsi Gunung Marapi di Sumbar
Ini Pemicu Terjadinya Erupsi Gunung Marapi, Plus Alasan Pendakian Dibuka Meski Berstatus Waspada |
![]() |
---|
UPDATE : Korban Pendaki Gunung Marapi 11 Tewas, Korban Selamat Terakhir Alami Luka Bakar 80 Persen |
![]() |
---|
Dampak Erupsi Gunung Marapi: Penerbangan Lion Group di Bandar Udara Internasional Minangkabau Normal |
![]() |
---|
Sosok Zhafirah yang Videonya Sempat Viral Minta Tolong di Medsos, Korban Erupsi Marapi Kini Dirawat |
![]() |
---|
Kondisi Pendaki Wanita Gunung Marapi yang Viral Diguyur Abu Vulkanik, Selamat Tapi Luka Bakar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.