Atikoh Yakin Emak-Emak Bisa Jadi Sumber Kemenangan Ganjar-Mahfud
Slogan The Power of Emak-emak itu digunakan Atikoh untuk menggambarkan semangat para ibu, lantaran mereka adalah sosok yang fleksibel di masyarakat.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Istri capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti menyebut, kalangan emak-emak atau ibu-ibu menjadi satu kunci kemenangan paslon yang diusung koalisi PDI Perjuangan di pilpres 2024.
Ia menyampaikan optimismenya tersebut saat menghadiri acara Rakornas 2023 Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (Pijar), di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).
"Kan ada ini, slogan The Power of Emak-emak. Pertama itu semangatnya luar biasa sekali, kemudian ibu-ibu ini juga fleksibel ketika bermasyarakat, kemudian orangnya juga memiliki motivasi yang luar biasa untuk perbaikan bangsa dan negara,” ujarnya.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menuturkan, dukungan dari ibu-ibu merupakan modal yang luar biasa untuk pasangan Ganjar-Mahfud. Slogan The Power of Emak-emak itu digunakan Atikoh untuk menggambarkan semangat para ibu, lantaran mereka adalah sosok yang fleksibel di masyarakat.
Atikoh menyatakan, ibu-ibu adalah perempuan yang memiliki motivasi kuat jika terkait dengan bangsa dan negara. “Jadi ini adalah modal yang luar biasa dari ibu-ibu, mereka bisa masuk ke semua kalangan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia turut menyampaikan terkait dengan sejumlah persoalan seperti stunting, pelecehan seksual, dan kesehatan mental. Ia menyoroti pentingnya perlindungan bagi para korban, terutama perempuan.
“Ada stunting, mental health, kemudian untuk kasus-kasus pelecehan seksual bagaimana pelaporannya, karena terkadang justru korban ini yang dikriminalisasi. Itu kejadian di beberapa perguruan tinggi maupun SMA. Nanti akan ada satgas di masing-masing lembaga pendidikan,” tuturnya.
Perihal kesehatan mental, pasangan Ganjar-Mahfud juga menawarkan program satu desa satu puskesmas satu nakes yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan layanan psikolog.
Untuk pencegahan kasus stunting, Atikoh menjelaskan, program pemberian telur untuk ibu hamil di 1.000 hari pertama kehidupan anak. Ia pun mendorong perempuan untuk mendukung program-program tersebut, agar kesetaraan layanan kesehatan bisa didapatkan oleh seluruh kalangan masyarakat.
“Terkait dengan mental health juga, Ganjar-Mahfud itu ada program satu puskesmas satu desa termasuk nakes, dan di situ nakes juga ada psikolog. Jadi mereka nanti bisa berdiskusi, bisa curhat di masing-masing puskesmas, termasuk juga di lembaga pendidikan,” jelasnya.
“Kemudian untuk stunting, kami fokus di 1.000 hari kehidupan pertama, dengan memberikan telur kepada ibu hamil maupun janin, dan nanti ke anak-anaknya,” sambungnya. (Tribunnews/Reza Deni)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.