Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Warga Suriah Batalkan Perayaan Natal Demi Solidaritas dengan Warga Gaza Palestina

Warga Suriah membatalkan perayaan Natal tahun 2023 ini demi solidaritas atas kepiluan yang diraaskan warga Gaza palestina.

Editor: m nur huda
AP Photo/Mahmoud Illean
Anak-anak pramuka Palestina membawa spanduk yang menyerukan diakhirinya serangan Israel ke Gaza di dekat Gereja Kelahiran yang diyakini sebagai tempat lahirnya Yesus, saat malam Natal di Betlehem, Tepi Barat, Minggu, 24 Desember 2023. 

TRIBUNJATENG.COM, DAMASKUS - Warga Suriah membatalkan perayaan Natal tahun 2023 ini demi solidaritas atas kepiluan yang diraaskan warga Gaza palestina.

Suasana kegembiraan Natal menghilang dari jalanan kota-kota Suriah, di mana gereja-gereja utama membatasi perayaan hanya pada doa-doa, sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang menderita akibat serangan brutal dan genosida Israel di Gaza.

"Di Palestina, tempat kelahiran Yesus Kristus, rakyat sedang menderita," ujar Uskup Katolik Suriah Aleppo, Mor Dionysius Antoine Shahda, seperti dikutip Straits Times, Minggu (24/12/2023).

Tahun ini alun-alun utama hampir sepi dan tidak terlihat dekorasi Natal. Kawasan pusat kota Azizia di utara Suriah biasanya dipenuhi pasar meriah dan pohon Natal raksasa, sementara jalanan dihiasi lampu-lampu dan ornamen.

Suasana kegembiraan Natal menghilang dari jalanan kota-kota Suriah, Minggu (24/12/2023), gereja-gereja utama membatasi perayaan hanya pada doa-doa, sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang menderita akibat serangan brutal dan genosida Israel di Gaza, Di Palestina, tempat kelahiran Yesus Kristus, rakyat sedang menderita, ujar Uskup Katolik Suriah Aleppo, Mor Dionysius Antoine Shahda.
Suasana kegembiraan Natal menghilang dari jalanan kota-kota Suriah, Minggu (24/12/2023), gereja-gereja utama membatasi perayaan hanya pada doa-doa, sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang menderita akibat serangan brutal dan genosida Israel di Gaza, Di Palestina, tempat kelahiran Yesus Kristus, rakyat sedang menderita, ujar Uskup Katolik Suriah Aleppo, Mor Dionysius Antoine Shahda. (France24)

"Di Suriah, kami membatalkan semua perayaan resmi dan resepsi di gereja-gereja kami sebagai bentuk solidaritas dengan korban serangan bom di Gaza oleh pasukan Israel," ungkap Shahda.

Gereja Katolik Suriah bersama Gereja Ortodoks Yunani, Gereja Ortodoks Suriah, dan patriark Gereja Katolik Yunani Melkit, mengumumkan pembatalan perayaan Natal dan membatasi perayaan hanya pada upacara keagamaan.

"Mengingat keadaan saat ini, terutama di Gaza, para patriark meminta maaf karena tidak menerima ucapan selamat Natal dan Tahun Baru," demikian bunyi pernyataan bersama mereka, sambil menambahkan bahwa mereka membatasi upacara hanya pada "doa".

Kementerian Kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas mengatakan lebih dari 20.000 orang tewas di Jalur Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran sebagai tanggapan terhadap serangan di selatan Israel pada 7 Oktober yang dipimpin kelompok Hamas.

Mayoritas korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, demikian dikatakan oleh pejabat setempat. Serangan Hamas menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut seperti dikutip Straits Times berdasarkan data resmi.

Banyak warga Gaza terlantar akibat kekerasan dan terpaksa tinggal di tempat pengungsian atau tenda-tenda, seringkali kesulitan mencari makanan, bahan bakar, air, dan perawatan medis.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina menyatakan kampanye militer Israel yang berlanjut tidak menyisakan tempat yang aman di seluruh wilayah yang sempit tersebut.


Tidak ada kesempatan untuk kebahagiaan

Sebelum perang saudara Suriah meletus pada tahun 2011, Suriah menjadi rumah bagi lebih dari 1,2 juta umat Kristen, meskipun jumlah besar di antaranya telah melarikan diri sejak itu.

Konflik tersebut meredam perayaan Natal, tetapi kegembiraan kembali meningkat dalam beberapa tahun terakhir ketika garis depan pertempuran runtuh, dan pasukan pemerintah Suriah merebut kendali atas sebagian besar wilayah negara itu.

Namun, kesedihan kini merajalela di jalanan ibukota Damaskus. Perayaan dibatasi hanya pada satu pasar, sementara Katedral Ortodoks Yunani Mariamite di Damaskus hanya menghiasi dengan dekorasi sederhana dan pohon kecil di halamannya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved