Berita Kriminal
Teganya Pemuda Menganiaya Ibu Kandung yang Jadi TKI, Tak Diberi Uang Baju Dibakar
Kejamnya pemuda tega menyiksa ibunya yang pernah jadi TKW karena tidak memberinya uang terjadi di Nunukan, Kalimantan Utara.
TRIBUNJATENG.COM - Kejamnya pemuda tega menyiksa ibunya yang pernah jadi TKW karena tidak memberinya uang terjadi di Nunukan, Kalimantan Utara.
Ibu yang mengalami nasib pilu itu berinisial SR berusia 58 tahun.
Ia merupakan seorang mantan TKI Malaysia yang dideportasi karena masuk lewat jalur ilegal.
Aksi penganiayaan yang dilakukan pemuda tersebut akhirnya dipergoki oleh pemilik kontrakan.
Baca juga: 8 Tempat Rayakan Malam Tahun Baru 2024 di Semarang, Mulai dari Pantai Hingga Hotel Bintang 5
Baca juga: Kata Optimis Indra Kahfi Ardhiyasa, Bhayangkara FC Keluar dari Zona Merah di Sisa 11 Pertandingan
Baca juga: Suami Istri Ajak Anak yang Masih Bocah Maling Uang di Warung, Diberi Peran Eksekutor
Dalam kasus ini, pelaku berinisial MH berusia 19 tahun, sedangkan korban berinisial SR berusia 58 tahun.
Wanita tersebut dianiaya oleh anaknya sendiri pada Senin (25/12/2023).
Kasus ini lantas mendapatkan perhatian khusus dari dinas sosial setempat.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A) Nunukan Faridah Aryani membenarkan adanya peristiwa tersebut.
MH ditangkap setelah pemilik kontrakannya panik dan melapor ke Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka Nunukan.
"Si anak sempat merebut ponsel ibunya dan membantingnya ke lantai." kata Faridah Aryani, Rabu (27/12/2023).
"Sempat mencoba memukul ibunya tapi tidak kena. Banyak baju ibunya dibakar di dalam rumah, sebagian dibawa keluar, dan dibakar juga," jelasnya lagi.
Diduga pemuda tersebut melakukan tindakan itu karena pengaruh obat terlarang.
"Memang saat dia mengamuk itu kondisinya tidak sadar karena menurut informasi yang kami dapat, dia mengonsumsi obat narkotika," katanya.
Faridah mengungkapkan, ibu MH adalah TKI asal Manado dan telah lama tinggal di Malaysia.
MH, menurutnya, lahir di Malaysia.
Ayah MH, meninggal saat usia MH masih kecil. Akibatnya, MH hanya bersekolah sampai kelas 2 SD.
"MH tidak bisa membaca. Ada kesalahan pola asuh, di mana ibunya selalu memberinya uang." bebernya.
"Jadi kejadian dia mengamuk dengan membakar semua baju ibunya, merupakan imbas dari pola asuh yang salah tersebut." lanjutnya.
"MH mengamuk karena tidak dikasih uang ibunya," jelasnya.
Dari wawancara yang dilakukan petugas Dinas Sosial, MH dideportasi dari Malaysia pada 2021 atas kasus narkoba.
MH sempat dipulangkan ke kampung halamannya di Manado.
"Ibunya yang bekerja sebagai penjual buah di Malaysia, kemudian meminta keluarganya mencarikan rumah sewa." ungkapnya.
"Jadi MH selama di Manado tinggal di rumah kontrakan yang dibayar ibunya melalui transfer setiap bulan," katanya.
Ibu jemput anaknya
Ibu MH berinisial SR sering menjadi sasaran razia di Malaysia lantaran masuk dari jalur ilegal.
Paspornya juga diblacklist oleh pemerintah Malaysia, sehingga ia dilarang masuk Malaysia.
"Padahal selama ini dia sudah nyaman karena penghidupannya di Malaysia sana. Ia hidup dari menjual buah-buahan. Tapi itulah resiko masuk ilegal." jelasnya.
"Saat ini, nama SR masuk daftar hitam, dan kalau nekat masuk, akan berisiko ditangkap dan dijebloskan penjara Malaysia dengan tuduhan pencerobohan negara," sambung Faridah.
Di Nunukan, SR masih memikirkan hidup anaknya yang seorang diri di Manado.
SR menjemput anaknya di Kota Tarakan, untuk dibawa ke Nunukan, dan menempati rumah kontrakan, dengan biaya sewa Rp 350.000 per bulan.
Terdesak dengan kondisi ekonomi, di usia senjanya, SR terus berusaha mencari pekerjaan dan diterima sebagai salah satu karyawan rumah makan.
Demi si anak, ia harus berangkat kerja berjalan kaki lumayan jauh, dan memohon pemilik rumah makan meminjaminya uang Rp 50.000 setiap harinya.
"Uang itu untuk anaknya. Rokok anaknya rokok mahal, jadi ibunya terpaksa meminjam Rp 50.000 setiap harinya," tutur dia.
SR kemudian keluar dari pekerjaannya karena usia yang telah menua.
Karena menganggur, iapun tak memiliki pemasukan. Sang anak pun hendak menganiayanya saat SR menolak memberikan uang.
"Saat ini, keduanya kita titipkan di shelter pemberdayaan perempuan. Selanjutnya akan kita tempatkan di RPTC." ujar Faridah.
"Kondisi si pemuda juga sudah normal pasca disuntik obat penenang," lanjut Faridah.
Dipulangkan ke Manado
Menurut Faridah, saat normal, MH terlihat sangat dekat dan sayang pada ibunya.
"Si anak ini kecanduan narkotika, harus ada upaya agar dia lepas dari pengaruh obat terlarang itu," sambungnya.
DSP3A Nunukan, sedang mengupayakan pemulangan keduanya ke Manado.
Nantinya, mereka akan berada di lingkungan keluarga, yang tentunya lebih terjamin dan berada dalam pengawasan pihak keluarga.
"Kita segera koordinasi dengan Dinas Sosial di Manado, agar SR diberi modal usaha, dan penanganan lanjutan untuk anaknya. Kalau di Nunukan, tidak mungkin dia terus terusan tinggal di RPTC." jelasnya.
"Kalau ada apa-apa, tidak ada keluarganya. Terlalu berisiko. Jadi opsi kami adalah dipulangkan, dan diberi modal untuk membuka usaha di kampungnya," pungkas Faridah. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul MURKA Tak Diberi Uang, Mantan TKI Malaysia Diamuk Anaknya di Nunukan, Baju Dibakar:Kecanduan Narkoba,
Waspada! Aksi Percobaan Penculikan Terjadi di Pati, Pelaku Dua Pria Bermobil Putih |
![]() |
---|
Detik-detik Siswi Siswi SMP di Pati Nyaris Diculik Dua Pria Tak Dikenal, Digagalkan Satpam |
![]() |
---|
Berontak Saat Hendak Syukuran Kelulusan, Ternyata Santri Laki-laki di Pati Trauma Dicabuli Pengasuh |
![]() |
---|
Istri Polisi Diduga Tipu Pedagang Sembako, Modus Jual Minyak Goreng Murah |
![]() |
---|
Gembong Narkoba Internasional Fredy Pratama Manfaatkan Pelabuhan Kecil Ini Kirim 20 Kg Sabu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.